webnovel

Pengin Dengar Suara Merdu Kamu

Coki telah sampai di dapur lalu Coki celingak celinguk melihat ke kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah tapi dia tidak melihat keberadaan Alesia dan Laura di dapur sehingga dia menyimpulkan bahwa Laura dan Alesia ada di kamar Laura

"Koq Laura dan Alesia ngga ada di sini gue yakin pasti Laura nyuruh Alesia buat ke kamarnya lihat saja Laura aku akan menyusul Alesia pacar aku ke kamar kamu" batin Coki sambil berlari menuju ke kamar Laura

Arjuna masih asyik mondar mandir di kamarnya karena sedang bimbang mau menelpon Alesia atau tidak sehingga dia memutuskan untuk menelpon Alesia hanya untuk mendengar suara merdu Alesia

"Lebih baik gue telpon Alesia aja soalnya gue rindu banget sama suara merdu Alesia kalau nanti yang angkat mamanya Alesia malah kesempatan buat aku supaya mamanya menasehati Alesia supaya Alesia mau menerima cinta gue" monolog Arjuna sambil tersenyum sumringah lalu mengambil handphone miliknya di saku celananya lalu Arjuna mencari kontak Alesia dan menelpon Alesia

Saat Coki sedang sibuk berlari menuju ke kamar Laura untuk mencari keberadaan Laura dan Alesia handphone milik Alesia berbunyi sehingga membuat Coki berhenti berlari lalu Coki melihat handphone milik Alesia terpampang nama Arjuna yang menelpon Alesia karena penasaran Coki langsung mengangkat telpon dari Arjuna

Arjuna

"Alesia kamu ngangkat telpon aku juga" ucap Arjuna saat pertama kali menelpon Alesia sementara Coki hanya diam dan bungkam sambil melangkah menuju kamar Laura karena Alesia tidak menjawab Arjuna mengecek handphone miliknya untuk memastikan bahwa dia tidak salah pencet nomor dan Arjuna yakin ini nomor Alesia

Arjuna

"Alesia koq kamu diam saja apa kamu marah sama aku gara gara aku nelpon kamu lama tadi siang sampai kamu ketiduran tapi kan aku benar benar belum paham tentang mata kuliah itu makanya minta di ajarin sama kamu" celoteh Arjuna sambil melangkahkan kakinya menuju ranjangnya lalu menjatuhkan bokongnya di ranjang empuk miliknya sementara Coki hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya masih berjalan menuju ke kamar Laura sedangkan Arjuna memijit pelipisnya sendiri karena belum mendengar jawaban Alesia

Arjuna

"Alesia kamu jangan ngambek terus dong kan aku mau menunggu kamu sampai kapanpun sampai kamu mau menerima aku sebagai pacar kamu bahkan aku mau nunggu kamu sampai kamu menyelesaikan kuliah kamu" celetuk Arjuna sambil memasang wajah cemas dan gusar karena belum mendapat jawaban Alesia sementara Coki tersenyum licik mendengar omongan Arjuna

Arjuna

"Alesia tujuan aku menelpon kamu itu aku pengin dengar suara merdu kamu jadi jangan diam terus kayak gini dong" ucap Arjuna tulus sambil merebahkan badannya di kasur empuk miliknya sementara Coki mengepalkan tangannya setelah mendengar bahwa Arjuna menelpon Alesia hanya ingin mendengar suara Alesia

Arjuna

''Alesia aku nurut kamu aja aku ngga bakalan minta di ajarin mata kuliah sama kamu sekarang kamu kan bilang ke aku mau ngajarin mata kuliah itu besok di kampus jadi aku nelpon kamu sekarang kita gunakan untuk membicarakan hubungan aku sama kamu kalau kamu jadi istri aku pasti aku ngga bakalan larang kamu menjadi wanita karier asal kamu menjadi sekertaris di perusahaan milik aku dan aku jadi CEO di perusahaan itu'' usul Arjuna sambil memejamkan mata dan membayangkan menjadi suami Alesia sementara Coki menahan emosi yang akan memuncak sambil masih berjalan ke kamar Laura

Arjuna

''Alesia aku sudah membayangkan kalau kamu jadi istri aku pasti aku akan selalu memanjakan kamu selamanya dan kamu tenang saja soal pacar kamu aku bakalan bikin pacar kamu cemburu sama kamu dan dia mutusin kamu dengan begitu kita bebas melanjutkan hubungan kita lebih baik kita menjalani rencana yang telah aku susun Alesia yaitu bikin pacar kamu cemburu ke kamu'' usul Arjuna dengan tertawa terbahak bahak sedangkan Coki tersenyum tipis karena telah mengetahui rencana Alesia dan Coki

Arjuna

''Alesia kamu ngga papa kan kenapa dari tadi kamu diam terus bikin aku panik sama keadaan kamu lagian setiap aku mau jemput kamu ke rumah untuk berangkat ke kampus bareng atau aku mau antar kamu pulang ke rumah pasti kamu selalu nolak tawaran aku kalau kamu lagi ngga enak badan aku harus gimana Alesia karena aku belum tahu alamat rumah kamu padahal aku pengin banget ke rumah kamu untuk melihat keadaan kamu" celoteh Arjuna sambil mengusap wajahnya secara kasar sementara Coki semakin emosi dengar omongan Arjuna sehingga Coki mematikan sambungan telpon dari Arjuna lalu Coki berjalan ke kamar Laura sedangkan Arjuna menatap layar handphone yang sudah di matikan Coki

Marsha sedang berada di kamarnya masih mengumpat kesal ke Arjuna karena gara gara Arjuna membuat Marsha tidak menjadi membeli novel yang di sukainya bahkan gara gara Arjuna malah Marsha mendapat banyak hukuman dari penjaga di toko penjualan novel sehingga dia berniat akan balas dendam ke Arjuna

"Awas aja lo kalau gue lihat muka lo lagi gue janji bakalan balas dendam ke lo walaupun gue belum tahu nama lo tapi gue yakin gue bakalan ketemu sama lo lagi lihat saja pembalasan gue lebih kejam dari ini" monolog Marsha sambil duduk di ranjang empuk miliknya dan kedua tangan Marsha mengepal tanda dia sangat emosi dan naik pitam

Wiliam ada di kamarnya sambil melihat lihat laptop miliknya tapi pikiran Wiliam memikirkan Laura sehingga dia tidak fokus dengan apa yang ada di laptopnya bahkan Wiliam sampai melamun dan ngga melihat laptop miliknya

"Gue belum tahu nomor Laura kalau gue sudah tahu nomor Laura kan gue bisa hubungin dia dan bisa pendekatan sama Laura semoga saja gue ketemu Laura lagi besok dan gue akan minta nomor Laura supaya gue bisa nelpon Laura" monolog Wiliam sambil tersenyum tipis mengingat rencana dia yang akan meminta nomor Laura saat ketemu Laura

Berlin - mama Wiliam baru sampai di halaman rumahnya lalu Berlin menghentikan mobilnya setelah itu Berlin mengambil tas yang ada di samping kemudi setelah itu membuka pintu mobilnya lalu melangkah keluar mobil dan menutup pintu mobilnya lalu Berlin melangkah menuju ke dalam rumahnya

"Kayaknya Marsha dan Wiliam sudah pulang kuliah dari tadi dan pasti mereka sudah makan malam sama papa" monolog Berlin sambil tetap melangkah menuju ke dalam rumahnya

Krisna sedang ada di ruang tamu sambil membaca koran tiba tiba ada suara sepatu yang mendekat lalu Krisna yang sedang membaca koran langsung mendongak untuk melihat siapa yang datang

"Papa lagi ngapain" ucap Berlin sambil tersenyum ke arah Krisna dan melangkahkan kakinya mendekati Krisna

"Lagi baca koran mah masa lagi motong rumput" canda Krisna sambil terkekeh lalu Berlin menyalami punggung tangan suaminya dan mencium punggung tangan suaminya

"Kirain lagi bakar jagung pah" canda balik Berlin sambil tertawa terbahak bahak

''Mama sudah pulang'' tanya Krisna sambil menatap Berlin sementara Berlin menganggukkan kepalanya

"Kalau mama belum pulang terus ngapain mama di sini dan tadi yang menyapa papa, yang menyalami punggung tangan papa, dan mencium punggung tangan papa siapa" tanya balik Berlin sambil tersenyum tipis

"Ayo mah makan malam bareng" ajak Krisna sambil meletakkan koran di meja dan berdiri di samping Berlin sementara kening Berlin mengernyit menatap Krisna bingung

''Emang oapa belum makan malam" tanya Berlin sambil menatap Krisna dengan tatapan penuh tanda tanya sementara Krisna menggelengkan kepalanya

"Papa belum makan malam mah" balas Krisna sambil memegang tangan Berlin

"Mama tahu pasti papa belum makan malam bareng Wiliam sama Marsha karena papa ngga mau jatah makanan papa di ambil oleh mereka" cerocos Berlin sambil menatap tajam ke Krisna

''Mereka juga belum makan malam mah" sahut Krisna sambil mulai melangkahkan kakinya menuju ruang makan sementara Berlin mengikuti langkah kaki Krisna dan berjalan sejajar dengan Krisna

"Wiliam sama Marsha belum makan pah tapi kenapa papa belum menyuruh mereka makan papa jangan pelit pelit sama anak sendiri masa anak sendiri belum di beri makan" pekik Berlin sambil tetap melangkahkan kakinya sejajar dengan Krisna

"Mah walau Wiliam dan Marsha belum makan malam tapi tadi sore sudah makan dalam porsi yang banyak pantas mereka ngga makan malam karena masih kekenyangan" celoteh Krisna sambil terkekeh sementara Berlin tertawa terbahak bahak