Malam ini, Gathan tengah berhadapan dengan Tuan Brawijaya di ruang kerja laki-laki paruh baya itu. Mereka tengah membicarakan hal yang cukup serius. Kening pria paruh baya itu berkerut samar, menatap mata anaknya tajam dengan kedua tangan yang saling tertaut menumpu dagunya.
"Papa mau bicara apa?" tanya Gathan menatap serius Papanya.
"Ini tentang masa depanmu," ujar Adipura dengan suara tegasnya.
"Maksud Papa?"
"Papa sudah mendaftarkan kuliah S1-mu di Belanda. Kamu akan mengambil jurusan Manajemen Bisnis. Kamu juga harus meneruskan S2 dan S3-mu di sana."
Gathan tentu saja kaget mendengar ultimatum dari Papanya. Adipura Brawijaya menyuruhnya untuk kuliah di luar negeri tanpa membicarakan hal ini sebelumnya, padahal Gathan sendiri sudah mendaftar di Universitas Indonesia dengan jurusan yang sama.
"Pa, Gathan nggak bisa. Kenapa harus kuliah keluar negeri, kalau Universitas di Indonesia saja sudah cukup mumpuni?" protes Gathan tidak terima.
"Tapi fakultas bisnis di Belanda jauh lebih bagus, Gathan," ucap Adipura tegas.
"Tapi, Pa ...."
"Keputusan Papa sudah mutlak. Papa mengatakan hal ini bukan untuk kamu bantah. Kamu akan melanjutkan kuliah di Belanda. Titik, tidak ada penolakan," ucap Adipura dengan nada yang tidak bisa diganggu gugat.
Gathan terlihat ingin membantah, namun Papanya itu kembali bersuara. "Ingat janji kamu pada Papa, Gathan. Kamu tidak akan mengganggu urusan pendidikanmu hanya karena seorang perempuan. Kamu fikir Papa tidak tau, kalau kamu memilih kuliah di Indonesia supaya kamu bisa tetap dekat dengan kekasihmu itu. Seharusnya kalau kamu mencintai Irana, kamu akan berusaha untuk menjadikan dirimu pantas dulu sebelum akhirnya mengikat dia untuk selama-lamanya. Papa bukannya tidak suka kamu dekat dengan dia, tapi hanya satu yang Papa minta. Selesaikan dulu pendidikanmu, baru kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan. Termasuk menikahinya."
Ini sebuah janji.
Demi menikahi sang gadis pujaan, Gathan rela jika harus berjauhan dengan perempuan itu. Hanya sementara waktu, sampai dia kembali ke Indonesia dan mengikat kekasihnya untuk selama-lamanya. Meminang perempuan itu dihadapan orangtuanya.
"Gathann menjanjikan hal itu untuk Papa. Aku akan menyelesaikan pendidikan dengan cepat dan kembali ke Indonesia untuk melamar Irana," ujar Gathan dengan penuh keyakinan.
Adipura hanya mengangguk mengiyakan janji dari putranya.