webnovel

Tidak Rela

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sesampainya di rumah, Gu Qingjiu segera menceritakan kepada Qi Yuefeng mengenai dirinya yang telah lolos seleksi di sekolah hari ini. Qi Yuefeng yang mendengar bahwa anaknya lolos ke tahap selanjutnya, tak kuasa menahan air matanya. Lalu, ia segera memeluk Gu Qingjiu dan berkata dengan lirih, "Qingjiu bagaimana mungkin bisa lolos seleksi sih, nak?"

Gu Qingjiu melihat ibunya yang seperti ini, membuatnya tidak dapat berkata apa-apa. Ia sangat paham, bahwa ibunya tidak ingin kalau dirinya ikut pelatihan militer, sehingga ibunya berharap kalau ia tidak lolos seleksi hari ini. Lalu, jauh di dalam lubuk hatinya muncul perasaan bersalah terhadap ibunya. Namun ia hanya dapat berkata, "Maafkan Qingjiu, mama. Tapi, aku sungguh-sungguh ingin jadi tentara!" katanya dengan nada sedih. Karena suatu saat nanti, ketika ia sudah memiliki kekuatan yang cukup, ia berjanji tidak akan meninggalkan keluarganya terlalu lama.

Qi Yuefeng yang mendengar Gu Qingjiu tetap bersikeras seperti ini, tidak dapat melakukan apa-apa selain membiarkan air matanya terus menetes. Dengan kepedihan yang dirasakan, ia pun berkata, "Kakakmu sangat menyayangimu. dia juga pasti tidak akan rela kalau Qingjiu ikut pelatihan militer. Kalau kakakmu pulang nanti, mama mau bilang apa pada kakakmu?" 

Kakak laki-lakinya, Gu Qingmo, ia juga sangat menyayangi Gu Qingjiu. Seluruh keluarganya sangat menyayanginya, walaupun ia merupakan anak angkat dari keluarga itu. Semuanya menganggap, kalau ia adalah bagian dari mereka.

Sedari kecil, kakak laki-lakinya itu sangat suka melindungi, dan menjaga Gu Qingjiu. Karena ia merasa, kalau adik perempuannya ini tampak begitu polos dan rapuh. Ketika masih kecil, Gu Qingjiu begitu penurut, sehingga membuat orang di sekitarnya sangat menyayanginya. Ketika ia bertumbuh dewasa, keluarganya semakin teramat sangat menyayanginya dengan sifatnya yang begitu penurut dan baik.

Hanya saja kakaknya itu harus pergi ke Beijing, untuk masuk ke perguruan tinggi. Sehingga mau tidak mau ia harus meninggalkan rumah. Hal ini membuat Gu Qingjiu sangat jarang bertemu dengan kakak laki-lakinya itu. Ia masih teringat jelas, di kehidupan sebelumnya, Gu Qingmo sempat pulang ke rumah waktu tahun baru. Namun setelah itu, Gu Qingjiu dibawa oleh keluarga Yu, dan ia tidak pernah lagi bertemu dengan kakak laki-lakinya itu.

Ketika Gu Qingjiu berada di keluarga Yu, kakaknya itu pernah datang untuk mencarinya. Namun, ia malah dihajar, dan diusir pergi oleh keluarga Yu, setelah itu, Gu Qingjiu mendengar kabar bahwa ayah dan ibunya telah meninggal. Namun, karena ia terus-terusan berada di dalam penjara, membuatnya jadi tidak tahu-menahu tentang kabar kakak laki-lakinya itu. Dapat dikatakan, bahwa separuh hidupnya, ia disiksa. dan dipenjarakan oleh keluarga Yu.

Teringat akan hal itu, membuat Gu Qingjiu kembali merasakan kepedihan yang luar biasa di hatinya. Saat ini, matanya menyiratkan kepedihan dan kebencian yang sangat mendalam. Namun, ibunya masih tenggelam di dalam kesedihan, akan keputusan anak perempuannya itu. Ketika ibunya sudah lebih tenang dan menatapnya, sekarang ia telah kembali normal dan menjadi lebih tenang.

"Sudahlah, Qingjiu juga sudah lulus seleksi. Mama juga tidak mungkin bisa melarangmu untuk tidak pergi. Tapi ingat perkataan papa, kalau kamu rasa terlalu berat dan tidak kuat lagi, lebih baik pulang saja ke rumah. Mama rasa, pasti juga tidak akan ada orang yang mengataimu. Yang jelas, jangan sampai kamu tahan-tahan sendiri, dan malah menderita di sana, ya nak?" kata Qi Yuefeng menjelaskan.

Setelah mengatakan itu semua, wajah lembut Qi Yuefeng menunjukkan kekhawatiran yang sedang ia rasakan, "Semua yang mama bilang tadi, Qingjiu harus mengingatnya dengan baik-baik, oke?" katanya lagi. 

Lalu, dengan patuh Gu Qingjiu mengangguk, "Iya ma, Qingjiu ingat." katanya. 

Di hadapan keluarga Gu, Gu Qingjiu benar-benar seorang anak yang patuh dan penurut. Namun, anaknya yang begitu penurut ini membuat Qi Yuefeng semakin khawatir. Semua orang juga tahu, seperti apa susah dan kerasnya mengikuti pelatihan militer. Belum lagi karakter Gu Qingjiu yang begitu penurut dan patuh, bisa saja membuat anaknya itu menjadi bulan-bulanan orang-orang di sekitarnya. Kalau dia tidak tahan atau dimarahi dan disiksa oleh senior ataupun atasannya, bagaimana? batinnya. Pikirannya mulai berlarian kemana-mana, hatinya begitu sedih memikirkan kehidupan anak gadisnya di tempat pelatihan militer kelak.

Ah sudahlah! Tidak boleh seperti ini! Kata Qi Yuefeng di dalam hati, pada dirinya sendiri. Karena terus-terusan berpikir seperti ini, membuatnya semakin tidak ingin melepas Gu Qingjiu untuk pergi mengikuti pelatihan militer itu. Bisa saja, ketika waktunya tiba nanti, anak gadisnya itu dapat kembali berkumpul bersama-sama mereka lagi.

Tanggal 3 nanti Gu Qingjiu akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes kesehatan, Qi Yuefeng tahu pasti, selain fisik anaknya yang lemah dan mudah lelah. Gu Qingjiu adalah anak yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun, dan seharusnya tidak akan ada permasalahan untuk anak gadisnya itu, untuk diterima masuk ke dalam pelatihan militer.

Qi Yuefeng akhirnya masuk ke kamar anak gadisnya itu, ia memutuskan untuk membantu Gu Qingjiu menyiapkan barang bawaannya. Peraturan di tempat pelatihan militer sangat banyak dan ketat. Belum lagi larangan-larangan membawa barang-barang tertentu, membuat rasa khawatir kembali timbul di hatinya. Ia masih saja tidak rela, kalau anak gadisnya harus merasakan kehidupan yang keras dan berat. Namun apa daya, jika anak gadisnya itu sendiri yang bersikeras akan keputusannya itu.

Qi Yuefeng merasa, seharusnya sedari dulu ia memutuskan agar Gu Qingmo membawa Gu Qingjiu pergi ke Beijing. Sehingga tidak akan muncul di pikiran Gu Qingjiu, untuk ingin mengikuti pelatihan militer seperti sekarang ini. Belum lagi, keputusan ini di ambilnya terlalu mendadak...