webnovel

Terlihat Bagus, Namun Sebenarnya Tak Ada Gunanya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Hatchu!" terdengar suara bersin Huo Yingcheng, "Sialan! Belakangan ini cuaca semakin hari semakin dingin saja. Musim dingin di negara ini benar-benar keterlaluan. Rasa-rasanya aku seperti mau pilek." omelnya. Ia lalu berdiri di sebelah Nan Yingxian sambil menggosok-gosok hidungnya.

Sudah hampir tiba bulan Desember, sebentar lagi cuaca ini akan benar-benar dapat membekukan orang. Ketika sedang berlatih, rasa dingin seolah tidak terlalu terasa. Namun begitu selesai berlatih, rasa dingin itu bagaikan menjalari seluruh tubuh dan membekukan setiap persendian yang ada.

Nan Yingxian tampak mengambilkan secangkir teh hangat untuk Huo Yingcheng dan secangkir untuk dirinya sendiri. Saat ini, ia berdiri di dekat pintu klinik militer yang membuat mereka dapat melihat apa yang sedang terjadi di luar. Di sana terlihat beberapa taruna baru yang sedang berkumpul mengikuti pertemuan taruna baru.

Nan Yingxian menyeruput teh hangat yang ada di tangannya, lalu ia berkata, "Hari ini bukannya pertemuan taruna baru? Mayor jenderal mengikutinya, kenapa kamu tidak pergi kesana untuk melihatnya?" tanyanya sambil tertawa kecil pada Huo Yingcheng.

"Buat apa juga aku ke sana. Memangnya ada yang bagus untuk dilihat?" sahut Huo Yingcheng sambil melambai-lambaikan tangan tanda tidak peduli, "Mumpung sedang membicarakan tentang hal ini, aku beritahu padamu. Mayor jenderal itu sebenarnya tidak peduli akan para taruna baru itu. Di tempat kami dulu, mana ada seorang saja tentara yang dapat melewati hari-harinya tanpa siksaan?" katanya lagi pada Nan Yingxian.

"Di sini mereka kan hanya sekelompok taruna baru. Mana bisa disamakan dengan cara melatih tentara-tentara di tempatmu dulu?" sahut Nan Yingxian, ia lalu membalikkan badannya ke arah Huo Yingcheng. Alisnya mulai turun dan di bibirnya tersungging sebuah senyuman kecil, "Eh, ada yang ingin kutanyakan padamu. Beberapa hari lalu ada seorang gadis yang datang kemari itu, kamu mengenalnya?" tanyanya penasaran.

"Apa yang kamu maksudkan Gu Qingjiu? Kalau dia sih tidak bisa dibilang kenal juga. Hanya saja, aku sudah beberapa kali tidak sengaja bertemu dengannya. Jangan bilang itu takdir, karena aku juga sempat berpikir demikian. Bayangkan saja, beberapa hari sebelum aku datang kemari, aku sempat tidak sengaja bertemu dengannya sebanyak 3 kali. Dan tidak disangka, dia juga ikut pelatihan militer. Gadis yang satu itu sebenarnya cukup menarik juga." cerita Huo Yingcheng panjang lebar.

Sebenarnya, saat pertama kali bertemu dengan Gu Qingjiu, Huo Yingcheng merasa bahwa gadis itu terlewat tenang. Jelas-jelas ia hampir saja ditabrak mobil, namun ia masih bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan pergi begitu saja. Huo Yingcheng sendiri lupa menanyakan pada Gu Qingjiu, sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan saat itu.

Setelah pertemuan taruna baru telah selesai, Gu Qingjiu dan yang lainnya pergi untuk diuji oleh He Niancheng. Memang disebut ujian, namun sebenarnya hanya ingin melihat apakah setiap taruna baru telah mengerti peraturan dasar dalam berbaris dan berjalan. Untungnya ia dan teman-temannya yang baru saja membuat keributan beberapa hari lalu itu. Mereka tidak mendapatkan posisi paling terakhir di ujian berbaris dan berjalan. Kalau tidak, bisa-bisa sama saja seperti menuangkan minyak tanah ke dalam api.

Dengan selesainya pertemuan taruna baru, maka resmi sudah dimulainya pelatihan militer dan mengikuti daftar pelatihan-pelatihan yang ada. Dan daftar pelatihan pertama adalah bertarung, sebagai taruna baru level biasa, teknik bertarung yang akan dipelajari juga hanya teknik-teknik dasar saja. Tujuannya lebih ke arah membela diri sendiri. Atau misalnya ketika harus menghadapi pertarungan, paling tidak para taruna harus menguasai beberapa teknik untuk melindungi diri mereka sendiri. Dan yang terpenting, tentu saja untuk memperkuat ketahanan dan kelincahan tubuh masing-masing.

Tidak hanya itu, di pelatihan militer nantinya akan diadakan pertarungan antar kelas setiap bulannya. Dan kelak, Gu Qingjiu dan taruna baru yang lainnya akan bertarung satu dengan yang lainnya. Siapa yang kalah, tentu saja akan mendapatkan hukuman. Tempat berlatih setiap kelas berbeda-beda, kelas Gu Qingjiu dan yang lainnya berada di tempat terbuka di salah satu bukit di sekitar tempat pelatihan militer. Begitu tenang dan nyaman, serta terbebas dari gangguan di sekitar.

Kelas Gu Qingjiu mendapatkan tempat latihan di tengah-tengah bukit, dan di sekeliling mereka adalah hutan yang sangat rimbun. Sesekali terdengar suara merdu burung yang saling sahut menyahut, lalu dari atas sana, mereka dapat melihat desa yang ada di bawah. Terlihat beberapa orang desa yang tinggal di sisi luar gunung, walaupun saat ini kabut cukup membatasi pandangan mereka.

Dari sini ke kota Dayi, kira-kira membutuhkan waktu 3 jam perjalanan dengan mobil jauhnya, sedangkan tempat pelatihan militer berada di tengah-tengah gunung. Di luar area gunung bukannya tidak terdapat pedesaan, melainkan di bawah kaki gunung terdapat sebuah pedesaan kecil. Sehingga, terkadang para taruna yang tidak sempat pergi ke kota Dayi, dapat membeli keperluan sehari-hari di desa kecil tersebut.

"Qingjiu, akhir pekan nanti kita pergi melihat-lihat ke pedesaan, yuk! Aku bosan berada di tempat ini terus." Bisik Yu Bao'er pada Gu Qingjiu. Gadis itu mencuri-curi kesempatan ketika Chen Haoyang sedang tidak memperhatikan mereka. Dan lagi saat ini mereka sedang berlatih kuda-kuda yang benar dalam bertarung. Jika setiap orang mempraktekkannya, memang itu akan terlihat bagus, namun sebenarnya tidak ada gunanya juga...