webnovel

Seperti Kaolin, Sulit Dijangkau dan Diraih (2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ratusan orang yang sedang berbaris di lapangan saat ini, serasa tidak berani bernapas di hadapan komandan He. Beberapa senior yang bertugas juga terlihat sangat hening kali ini.

Mata He Niancheng menatap tajam ke arah barisan yang ada di hadapannya. Dengan tegas ia memberi komando, "Lari 2 putaran keliling lapangan. Laksanakan!" perintahnya.

Setiap instruktur yang bertugas saat itu hanya terdiam, karena taruna baru biasanya tidak dilatih dengan cara seperti itu. Namun apa daya, ketika instruktur kepala sudah memberi perintah, mereka tentu hanya dapat mengikuti saja. Semuanya dengan segera berkumpul dalam barisan. Setelah semuanya tertata rapi, satu per satu dari mereka mulai berlari dengan seragam militer di tubuh mereka.

Pagi subuh di musim dingin, sungguh-sungguh dingin yang menusuk tulang. Lagi pula, lapangan latihan di pelatihan militer ini tidak sama dengan lapangan lari yang ada di sekolah-sekolah. Lapangan ini sangat teramat besar, satu putaran kira-kira dapat mencapai 2000 meter jaraknya.

Gu Qingjiu yang biasanya baru berlari 800 meter saja sudah hampir pingsan, tapi beberapa hari sebelumnya, ia sudah memulai untuk berlatih push-up demi menaikkan stamina tubuhnya. Namun, kalau tiba-tiba disuruh lari sejauh ini, tetap saja ia tidak akan dapat menahannya.

Namun tidak disangka, ia mampu bertahan hingga akhir, kakinya saat ini terasa begitu lemas bagaikan tidak bertulang. Bintang kejora bermunculan di pengelihatannya, napasnya begitu sesak seperti orang yang sakit asma. Wajahnya terlihat begitu pucat dengan bibir yang memutih. Bahkan Yu Bao'er yang berlari di belakangnya, hampir saja tidak dapat bertahan hingga garis akhir.

Gu Qingjiu yang berhasil berlari sesuai target yang diberikan, akhirnya terjatuh dan berbaring di tanah. Matanya memandang ke langit, entah mengapa semuanya terlihat berputar-putar. Lagi-lagi, tubuhnya yang lemah membuatnya merasa begitu pusing dan berkunang-kunang.

Memang tampak menyedihkan, namun paling tidak ia berhasil bertahan hingga akhir. Seperti ada sesuatu kekuatan yang entah datangnya dari mana, hingga Gu Qingjiu berhasil bertahan. Namun sampai di garis akhir, seluruh tubuhnya terasa lemas dan terjatuh begitu saja berbaring ke tanah. Saat ini kedua kakinya terasa gemetar dan tidak mampu menahan tubuhnya.

Ketika memandang ke sekeliling, terlihat ada banyak orang yang sama dengan Gu Qingjiu. Terbaring di tanah dengan mata yang mengerjap-ngerjap, napas yang begitu berat dan sesak, bagaikan orang yang sedang sekarat. Tentu saja kebanyakan dari mereka berhasil sampai garis akhir, walaupun dengan terseok-seok.

Tidak jauh dari sana, terlihat komandan He berdiri dengan badan yang tegap bagaikan sebuah pohon. Wajahnya tidak terlihat jelas, entah mengapa bagaikan melihat sebuah lukisan yang begitu misterius. Bahkan, ketika seseorang melihat pemandangan yang ada di depan matanya saat ini, ia tidak sedikitpun bergerak dari posisinya saat ini. Mulutnya terlihat sedikit tajam di ujungnya.

Yu Bao'er mencoba untuk berdiri, namun kedua kakinya masih bergetar dan terasa begitu lemas. Ia berusaha berpindah mendekat ke Gu Qingjiu, namun hampir saja terjatuh menindih tubuhnya, "Instruktur kepala kita ini benar-benar keterlaluan! Hatinya bagaikan ular dan kalajengking! Penuh racun dan berbisa!" omel Yu Bao'er dengan napas tersengal-sengal, tapi Gu Qingjiu hanya terdiam mendengarnya. 

Pada kenyataannya, berlari sejauh 2000 meter adalah hal yang wajar di militer. Namun bedanya, para taruna baru ini sama sekali tidak ada persiapan sebelumnya. Belum lagi mereka kemarin baru saja tiba, dan hari ini diharuskan untuk berlari sejauh 2000 meter. Tentu saja tidak akan ada yang sanggup untuk menanggungnya. Akan tetapi, walaupun tidak dapat menanggungnya lalu bisa apa? Karena di pelatihan militer, akan ada latihan-latihan yang jauh lebih berat. Dan lagi, ini baru hanya permulaan saja.

"Semuanya bangkit berdiri!" perintah He Niancheng. Melihat hampir semuanya menyelesaikan tugas lari mereka, instruktur kepala mengomando para taruna baru untuk bangkit berdiri. 

Hal ini tentu saja dianggap tidak adil bagi sebagian orang. Karena ada beberapa dari taruna baru yang belum menyelesaikan lari keliling lapangan. Saat ini, sungguh tidak ada rasa simpati antara satu sama lain. Akan tetapi sungguh tidak ada satu orang pun yang berani protes, semuanya hanya terdiam dan mengikuti komando dari instruktur kepala.

Dengan suara yang dingin dan penuh wibawa, instruktur kepala berkata, "Metode latihan yang lain, mengikuti cara latihan yang biasanya. Saya akan memperhatikan para taruna baru ini dalam seminggu ke depan. Jadi, jangan kecewakan saya!"

"Siap, komandan!" Jawab para instruktur bersamaan sambil memberi hormat.

Para instruktur melihat komandan He telah berjalan pergi menjauh, dengan segera menoleh kembali ke arah para taruna baru. Rasanya, sangat ingin bersimpati terhadap para taruna baru ini. Namun bagaimanapun juga, mereka tidak seharusnya terlalu memanjakan para taruna baru ini.

"Jam makan pagi telah tiba. Ada waktu 20 menit untuk makan. Setelah makan, berkumpul kembali di tempat ini." Perintah para instruktur. Mendengar hal itu, para taruna baru seolah mendapatkan sedikit kekuatan.

Beberapa gadis menatap punggung He Niancheng yang berjalan menjauh meninggalkan lapangan itu, hingga ia tidak lagi terlihat. Orang ini, benar-benar bagaikan Kaolin yang sangat berharga. Sungguh sukar dijangkau dan diraih! Batin mereka...