webnovel

Seleksi

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

(Nama lengkap pemeran utama laki-laki adalah Helian Niancheng, namun di tempat pelatihan militer, namanya berubah menjadi He Niancheng.)

"Ooo…. Namanya Gu Qingjiu. Gu-Qingjiu. Gu-Qingjiu." kata Huo Yingcheng sambil terus mengucapkan nama Gu Qingjiu berkali-kali. Tanpa ia sadari, Gu Qingjiu telah menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tajam. Namun hal itu hanya sesaat, sebelum ia sudah siap untuk kembali melanjutkan perjalanannya.

Huo Yingcheng akhirnya sadar, Memangnya ada yang aneh dengan diriku ya? gumamnya pada dirinya sendiri. Tidak peduli apakah kemarin ia sudah membuat Gu Qingjiu terkejut karena hampir menabraknya, namun ia sudah berkali-kali menghalangi gadis itu untuk melanjutkan perjalanannya. Mengapa aku merasa seperti om-om genit yang sedang mengganggu gadis muda? Brengsek! Aku tahun ini masih berumur 23 tahun! Ia lalu memaki di dalam hatinya. 

Namun kali ini, ketika melihat Gu Qingjiu berjalan menjauh, Huo Yingcheng tidak lagi menghalangi kepergian gadis itu. Hanya saja, ia merasa gadis ini begitu tenang, dan memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Dia tidak terlihat seperti sudah berumur. Bagaimana mungkin gadis muda sepertinya memiliki kepribadian seperti orang dewasa? Mengapa juga ia tampak familiar! Batinnya lagi.

Di tengah-tengah lamunan Huo Yingcheng, terlihat seorang lelaki keluar dari dalam supermarket kecil di belakangnya. Lelaki itu tampak menyeramkan, sosoknya seolah mampu membuat orang yang melihatnya langsung berteriak ketakutan. Kakinya begitu panjang, karena tinggi badannya sekitar 180 cm. Ia mengenakan kemeja berwarna hitam dengan lengan kemeja yang ditekuk ke atas. Di tangannya, tampak memegang sebuah pemantik rokok mahal yang tidak dapat didapatkan di sembarang tempat. Ia tampak tampan dan berwibawa, dahinya sedikit mengkerut memperhatikan Gu Qingjiu yang berjalan menjauh.

"Sejak kapan seleramu berubah jadi yang seperti itu?" tanya orang itu, seketika terdengar suara yang penuh wibawa dan ringan. Mendengarnya saja, seakan-akan sedang minum segelas air lemon yang dingin di siang bolong, hal itu begitu menyegarkan, dan menenangkan.

"Selera apa ini maksudnya?" tanya Huo Yingcheng ketika mendengar perkataan He Niancheng bagai menyindir dirinya. "Mayor Jenderal, kalau makan boleh sembarangan. Tapi,ketika berkata tidak boleh sembarangan, kalau demikian waktu tiba-tiba kembali ke kerajaan, nanti Mayor akan kesulitan lho." sahutnya lagi.

Lalu, terdengar suara tawa yang sedikit dingin dari mulut He Niancheng, ia membuka pintu mobil dan kembali masuk ke dalamnya. Jari-jari tangannya yang lentik dan panjang, tampak memainkan sebuah pemantik berwarna perak. Huo Yingcheng melihat, ketika memasuki supermarket, Mayor Jenderal hanya membawa satu buah pemantik. Namun, ketika keluar juga hanya ada satu pemantik, hal itu membuatnya bertanya, "Tidak ada yang jual ya, di supermarket itu?"

"Kota kecil begini, begitu susah cari barang." jawab He Niancheng, lalu badannya mulai menggigil kedinginan, "Kita kapan bisa masuk ke dalam sih?" tanyanya.

"Masih belum tahu!" Jawab Huo Yingcheng dengan tinggi karena terbawa emosi, "Hester si brengsek itu bilang, paling lambat sebelum jam makan siang akan dapat menghubungi negara. Tapi hingga saat ini, aku belum menerima panggilan telepon satu pun darinya. Dan si brengsek itu juga, dia tidak mau mengangkat teleponku!" lanjutnya dengan geram.

Lalu, He Niancheng hanya terlihat diam saja sambil memainkan pemantiknya itu, kemudian melihat hal itu, membuat Huo Yingcheng berkata lagi, "Mayor kan tidak merokok, tapi seharian penuh terus-terusan memainkan pemantik itu! Untuk apa?" Apa jangan-jangan, biar kelihatan keren gitu? Batinnya.

He Niancheng tanpa mengangkat kepalanya, berkata dengan nada yang begitu dingin, dan hal itu mampu membuat sekitarnya langsung berubah hening seketika, "Banyak omong!" katanya yang begitu singkat, namun padat dan sangat jelas.

Hal itu membuat Huo Yingcheng terkejut, seketika itu juga ia menutup mulutnya rapat-rapat.

Gu Qingjiu tiba di rumahnya, lalu ia sama sekali tidak ambil pusing mengenai lelaki yang sudah ia temui di jalan tadi. Ia menghabiskan waktunya sehari-hari bersama ibunya, tidak terasa kalau dua hari telah berlalu. 

Hari ini adalah hari pertamanya di bulan terakhir di tahun ini, terlihat Gu Qingjiu bangun dari tempat tidurnya, dan menyiapkan semua barang-barangnya dengan rapi ke dalam tasnya. Alih-alih mengenakan seragam sekolah, ia malah memilih setelan jaket denim bulu miliknya, untuk berangkat ke sekolah.

Hari pertama di bulan Desember, terasa cuacanya yang begitu dingin menusuk tulang, tidak banyak pejalan kaki yang terlihat, karena kabut tebal menutupi pandangannya. Sesampainya di gerbang sekolah, ia berhenti sejenak, sambil memandangi sebuah truk militer yang begitu mencolok, sedang terparkir di gerbang sekolahnya...