webnovel

Seleksi (Bagian 2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di pagi hari yang penuh kabut, terparkir dengan manis sebuah truk militer berwarna hijau di depan gerbang sekolah. Melihat truk militer itu, membuat hati Gu Qingjiu bergejolak seketika, saat ini sedang ada perasaan yang bergejolak hebat di dalam hatinya. Ia bagaikan melihat secercah harapan, akan masa depannya yang cerah, dan menanti di depan matanya. Sambil berusaha menahan perasaannya, ia mengambil tanda penganal nama miliknya, dan memasuki gerbang sekolahnya.

Di kehidupannya yang dulu, Gu Qingjiu meninggalkan sekolah begitu saja dan tidak pernah kembali lagi. Jadi, ia tidak tahu-menahu bagaimana proses seleksi yang akan berlangsung hari ini. Namun, tepat ketika ia berniat mencari wali kelasnya untuk bertanya mengenai seleksi hari ini, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia segara mengambil ponsel yang ada di sakunya, dan melihat ada nomor yang tidak terdaftar mengirimi SMS ke nomornya, 'Datang ke gedung praktikum, anggota dari militer berada di sini!'

Walaupun nomor itu tidak pernah dihafalkannya secara khusus, namun Gu Qingjiu dengan pasti mengingat, bahwa nomor yang tertera itu adalah nomor Zhong Xiaoxiao. Tidak disangka Zhong Xiaoxiao dapat begitu baik memberi info padaku! Batinnya dengan terkejut.

Sesuai pesan yang dikirim Zhong Xiaoxiao, Gu Qingjiu langsung pergi ke gedung praktikum. Di sana, ia melihat beberapa orang tentara, sedang berdiri dengan tegap dan rapi. Mereka mengenakan seragam tentara mereka, ekspresinya terlihat sangat serius. Seperti, ekspresi yang mampu membuat orang yang melihatnya, merasa tegang dan takut. Rasanya seperti tanpa sadar, seseorang akan segera ikut untuk menegakkan postur tubuhnya.

Beberapa tentara muda tampak berdiri di pintu masuk gedung praktikum itu, terlihat juga beberapa murid yang naik melalui tangga, dan ada di sebelah mereka. Hal itu membua Gu Qingjiu mulai merasa ragu, lalu dengan segera ia mengirim pesan pada Zhong Xiaoxiao yang berbunyi, 'Ini langsung naik saja ke atas atau bagaimana ya, ketua kelas?' 

Kira-kira tidak sampai 1 menit kemudian, masuklah pesan balasan dari Zhong Xiaoxiao. 'Iya. Formulirnya sudah diserahkan ke pihak mereka. Naik langsung saja ke ruangan kelas di lantai 3 untuk lapor hadir.' kata Zhong Xiaoxiao mengirimkan pesan yang begitu jelas dan detail.

Membaca pesan tersebut, membuat Gu Qingjiu merasa sangat berterima kasih pada ketua kelasnya itu. Ia dengan cepat membalas pesan Zhong Xiaoxiao dengan sebuah pesan singkat yang berisi, 'Terima kasih, ketua kelas.'

Gu Qingjiu adalah orang yang apa adanya, ia tidak akan pernah melupakan orang-orang yang pernah membantunya. Zhong Xiaoxiao nyatanya adalah orang yang begitu baik, dan mau membantunya. Kalau saja itu orang lain, pasti orang itu tidak akan mau sebaik ini terhadapnya.

Dengan mantap Gu Qingjiu menaiki tangga menuju ke lantai 3, terlihat tentara-tentara muda yang berjaga, membiarkannya lewat begitu saja. Sesampainya di lantai 3 tersebut, ia melihat barisan yang begitu panjang. Ternyata ada begitu banyak murid yang juga mendaftar untuk mengikuti pelatihan militer! batinnya.

Mereka semua terlihat berbaris rapi, untuk menunggu giliran masuk ke sebuah ruangan kelas di ujung koridor tersebut. Gu Qingjiu cukup terkejut, ketika melihat bahwa ternyata ada begitu banyak orang yang memiliki minat yang sama dengan dirinya, untuk mengikuti pelatihan militer.

Terlihat di dalam barisan, banyak wajah-wajah murid dari kelas lain, lalu ada juga beberapa murid yang terlihat mengenal Gu Qingjiu. Namun, mereka seolah-olah tidak mengenalnya, kemudian mengobrol, dan saling bersenda gurau antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, ia sendiri tentu saja tidak peduli akan hal itu, setelah itu ia menundukkan kepalanya, dan mulai tenggelam dalam lamunan akan masa lalunya.

Dalam keadaan bosan dan kesepian, tanpa sadar banyak hal yang dapat bermunculan di dalam pikiran, hal ini juga berlaku pada Gu Qingjiu. Tiba-tiba ia teringat akan Su Lingche, ketika ia kembali ke keluarga Yu dulu, semua orang membencinya dan tidak memperlakukannya dengan baik. Saat itu, ada sesosok pria yang begitu lembut dan hangat berada di sisinya, untuk mendukung, dan menyemangatinya.

Gu Qingjiu masih ingat, senyum manis yang tersungging di wajah lelaki itu, ia juga teringat akan suaranya yang lembut dan menenangkan. Seolah-olah, hal itu masih terngiang-ngiang di telinganya hingga saat ini, suara yang begitu memabukkan dan bagai candu bagi dirinya.

Namun kenyataan berubah begitu saja, ketika lelaki itu lebih memilih untuk tidak mempercayainya lagi. Melihat Gu Qingjiu yang telah difitnah oleh keluarga Yu dan dimasukkan ke penjara, membuat Su Lingche memilih untuk tidak percaya padanya lagi. Bahkan, ia malah lebih memilih untuk menikah dengan Yu Shiwei pada akhirnya.

Segala rasa cinta yang ada di hati Gu Qingjiu untuk Su Lingche, kini telah habis tak bersisa. Yang ada, hanyalah perasaan benci yang begitu mendalam terhadap lelaki itu. Karena terlarut akan ingatan masa lalunya, tidak terasa barisan di depannya semakin lama semakin sedikit. Sehingga pada akhirnya, di telinga Gu Qingjiu terdengar suara yang sangat nyaring, "Selanjutnya!" katanya...