webnovel

Posisi Kuda-kuda

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mendengar perkataan Yu Bao'er, Gu Qingjiu segera berbisik pada temannya itu, "Lihat akhir pekan nanti, baru kita bicarakan lagi, oke? Oh iya, orang tuamu bukannya dipanggil untuk datang kemari? Kapan?" tanyanya pada Yu Bao'er. Mendengar pertanyaannya, Yu Bao'er langsung merasa lemas, wajahnya mendadak terlihat lesu dan cemberut.

Namun tepat di saat yang sama, Chen Haoyang terlihat berjalan menuju ke arah mereka. Yu Bao'er yang terkejut segera kembali mengambil posisi berlatih, dan bersikap seolah-olah tidak sedikit pun mengobrol dengan Gu Qingjiu.

Gu Qingjiu hanya tertawa di dalam hati melihat tingkah temannya itu. Kemudian, ia juga kembali serius mengikuti arahan Chen Haoyang dan kembali berlatih.

Saat ini, pelatihan taruna baru dibagi menjadi beberapa bagian. Ada latihan jurus bela diri, ketahanan fisik, postur tubuh, dan juga kelas politik. Dulunya terdapat juga pelajaran menembak, namun karena saat ini negara membatasi penggunaan senjata, pelajaran menembak dihapuskan dari kurikulum para taruna baru level dasar. 

Dan lagi, para taruna baru dari level ini juga tidak akan mendapatkan kesempatan untuk turun ke medan perang yang sesungguhnya, ataupun mendapat kesempatan untuk menjaga wilayah perbatasan negara. Sehingga, pelajaran menembak pada dasarnya tidak dibutuhkan oleh para taruna baru itu.

Terkecuali apabila mendaftar sendiri untuk mengikuti pelajaran menembak, atau juga seperti yang Yu Bao'er katakan. Yaitu para tentara dari kelas khusus, mereka mendapatkan pelajaran penggunaan senjata tersebut. Termasuk para polisi bersenjata yang menjaga keamanan masyarakat sipil. Mereka bukanlah lulusan dari pelatihan militer seperti yang Gu Qingjiu ikuti saat ini.

Ada berbagai macam cara untuk dapat menjadi anggota kemiliteran negara. Apapun itu, yang Gu Qingjiu ikuti saat ini adalah program pelatihan militer paling dasar dan yang paling umum.

Minggu lalu, latihan yang mereka dapatkan adalah latihan berjalan dan berbaris dengan baik dan benar. Cara berjalan lurus, cara berbelok ke kiri, berbelok ke kanan, dan cara berbaris di tempat. Latihan yang berulang-ulang seperti ini benar-benar membuat orang merasa lelah dan bosan karenanya. Sedangkan, pelatihan yang diberikan di kemiliteran memang dengan cara seperti ini.

Gu Qingjiu dan yang lainnya, kini sedang mempelajari jurus dasar bela diri. Langkah pertama yang harus mereka pelajari adalah mengepalkan tangan mereka, lalu membentuk sebuah tinju yang kuat dan kokoh.

Saat ini, Chen Haoyang mengomandokan kepada mereka untuk berdiri tegak dengan tangan yang terkepal kuat. Lalu, mereka diperintahkan untuk meninju lurus kedepan dengan sekuat tenaga.

Para taruna baru itu baru saja mengikuti pelatihan militer, sehingga kebanyakan dari mereka tidak dapat melakukannya dengan baik sesuai dengan arahan yang diberikan. Kira-kira selang 10 menit, beberapa diantara mereka mulai merasa bahwa tangan yang terus menerus mengepalkan tinju ke depan itu seperti bukan tangan mereka. Karena rasanya begitu sakit dan mati rasa, seolah bagaikan ada sebuah batu besar yang digantungkan di pergelangan tangan mereka. Bahkan, untuk mengepalkan tinju mereka saja, rasanya sudah tidak mampu. Namun, apabila instruktur tidak memerintahkan untuk berhenti, tentu saja mereka harus terus berlatih. 

Begitu juga dengan Gu Qingjiu, tubuhnya memang sejak awal lebih lemah jika dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Walaupun tidak sampai jatuh pingsan, namun tetap saja, saat ini ia merasa sangat teramat lelah. 

Gu Qingjiu memang jauh lebih mudah kelelahan dibanding dengan yang lainnya. Dan lagi, karena harus terus menerus mengulang gerakan yang sama, lama kelamaan membuatnya merasa bahwa ia telah sampai pada batas kekuatannya. Lengannya kini terasa sangat sakit dan mati rasa.

Jelas-jelas yang dilakukan adalah gerakan tangan, namun Gu Qingjiu merasa kakinya terasa begitu lemas saat ini. Kakinya gemetar tidak karuan, bahkan untuk menjaga agar tubuhnya tidak terduduk di tanah saja terasa begitu sulit rasanya. Telinganya mulai terasa berdengung dan matanya mulai berkunang-kunang saat ini. Padahal, ini baru permulaan latihan saja, namun pada dasarnya memang tidak ada orang yang tahan, jika tiba-tiba harus menjalani pelatihan yang begitu keras seperti saat ini.

"Berhenti!" tiba-tiba terdengar sebuah suara lantang memberi komando.

Begitu mendengar 1 kata ini, kesadaran Gu Qingjiu berangsur-angsur pulih. Ia bagaikan ditarik kembali ke alam sadarnya oleh perkataan itu. Kemudian, kembali terdengar suara Chen Haoyang yang memberikan arahan, "Posisi kuda-kuda selama 20 menit. Apabila ada yang berani duduk untuk beristirahat, maka akan ditambahkan 10 menit lagi!" perintahnya dengan tegas.

Meskipun setelah 1 minggu mereka sudah mulai terbiasa dengan pelatihan yang keras seperti ini, namun tetap saja ada di antara mereka yang masih tidak kuat mengikutinya. Ketika latihan ketahanan fisik yang sesungguhnya dimulai, barulah mereka sadar bahwa sebenarnya latihan berjalan dan berbaris adalah latihan yang paling membahagiakan.

Di udara yang begitu dingin ini, kepala Gu Qingjiu rasanya telah basah oleh keringat. Kedua kakinya yang membentuk posisi kuda-kuda terasa mati rasa dan sangat sakit, begitu juga dengan Yu Bao'er yang ada di sampingnya. Akan tetapi tidak ada satu orang pun yang berani mengeluh, karena mereka tahu jelas bahwa mengeluh tidak akan ada gunanya bagi mereka. 

Tidak lama kemudian, terdengar bunyi dentuman yang cukup keras. Terlihat ada seorang taruna baru yang tidak dapat menahan tubuhnya untuk tetap berada dalam posisi kuda-kuda dan terjatuh ke tanah.

Chen Haoyang yang mendengarnya hanya menatap taruna itu dengan mata yang begitu dingin. Benar-benar tanpa rasa simpati sedikitpun, "Tambah 10 menit lagi! Segera berdiri dan kembali dalam posisi!" perintahnya...