webnovel

Menusuk Mata

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Berada di dalam bus selama 3 jam penuh, membuat Gu Qingjiu merasa pusing dan mengantuk. Pantatnya mulai terasa keram dan pegal-pegal, karena duduk terlalu lama. Maklum saja, bus militer tersebut merupakan bus biasa yang berbeda dengan bus pariwisata, yang memiliki kursi nyaman.

Markas militer kota Dayi berada di dalam pegunungan, lebih tepatnya, kebanyakan markas militer berada di tempat yang jauh dari keramaian kota. Hal itu dikarenakan oleh alasan keamanan. Jalan menuju ke markas militer, yaitu masuk ke dalam pegunungan. Jalanan yang harus dilewati, tentu saja penuh dengan bebatuan dan sangat terjal. Kondisi jalan yang cukup berbahaya ini, menyebabkan kendaraan yang lewat mau tidak mau harus mengurangi kecepatannya. Hal ini mengakibatkan, waktu tempuh dari kota Dayi menuju markas militer begitu lama hingga kurang lebih memakan waktu 3 jam.

Ketika memasuki pegunungan, terlihat bus melewati hutan bambu yang begitu rindang, pemandangan itu terlihat begitu indah dan menyejukkan hati. Kalau dilihat-lihat, gunung kota Dayi ini sebenarnya memiliki pemandangan yang cukup indah. Saat ini adalah permulaan musim dingin, jadi suasana di gunung itu terasa sangat sunyi dan tenang. Terlihat dedaunan berwarna coklat, yang dilapisi lapisan es tipis di atasnya, seolah-olah menambah keindahan pemandangan yang ada.

Setelah keluar dari hutan bambu, akhirnya mulai terlihat area markas militer yang sangat luas. Karena dianggap belum memenuhi syarat untuk pergi ke markas militer resmi, jadi para taruna baru hanya diperbolehkan berada di area pelatihan khusus, bagi taruna baru saja. Area tersebut berada di daerah pinggiran area militer, di sekeliling area markas militer tersebut, dan terlihat dataran gunung yang terbentang luas. 

Tiba-tiba, terdengar suara-suara sirine yang sangat memekakkan telinga dari lapangan, yang besarnya melebihi ukuran lapangan bola di dalam area markas militer itu. Tempat pelatihan militer berada di tempat yang biasa saja. Namun, pemandangan para pasukan militer yang menggunakan seragam hijau mereka, terlihat begitu menarik di tengah-tengah gunung ini.

Di dalam bus, banyak orang yang merupakan pendatang baru melihat pemandangan tentara-tentara yang berjaga di sepanjang jalan, yang terlihat melalui jendela bus. Hal itu membuat mereka terpana, dan langsung berdecak kagum karenanya.

Mendengar suara ribut-ribut di sekelilingnya, membuat Gu Qingjiu terbangun dari tidurnya. Begitu terbangun, ia langsung melihat keluar jendela. Saat ini, terlihat pemandangan yang begitu luar biasa, yang tidak pernah ia lihat seumur hidupnya. Apabila bukan karena dirinya yang hidup kembali, untuk selamanya ia pasti tidak akan dapat melihat pemandangan yang seperti ini.

Saat ini, terlihat pasukan bersenapan yang terlihat berjaga di sepanjang jalan, dan ini adalah pemandangan yang Gu Qingjiu nanti-nantikan selama ini. Tidak perlu ditanya lagi, semua orang yang tiba di tempat ini, mendadak secara otomatis langsung merasa bangga akan negara tercintanya ini.

Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya bus tersebut memasuki wilayah tempat pelatihan khusus untuk taruna baru. Di sana, terlihat tempat parkir kendaraan yang begitu luas, lalu bus yang dinaiki Gu Qingjiu dan yang lainnya berhenti dan parkir di tempat tersebut. Setelah bus berhenti, Chen Haoyang langsung mengomando agar masing-masing taruna turun dengan tertib dari bus, dan berbaris dari yang paling tinggi hingga ke yang paling pendek.

Kebetulan saja Gu Qingjiu berdiri di sebelah Yu Bao'er, karena melihat Gu Qingjiu lagi-lagi berada di sebelahnya, membuatnya segera tertawa senang ke arah Gu Qingjiu. Namun, Gu Qingjiu hanya diam saja.

"Yang serius! Jangan membuat keributan!" Teriak Chen Haoyang, teriakan itu jelas ditujukan pada Yu Bao'er. Lalu, ia segera menutup mulutnya rapat-rapat, dan berbaris dengan diam di tempatnya.

Setelah semua orang berbaris dengan tertib, tidak jauh dari tempat itu terlihat seorang pria mengenakan seragam militer dengan pangkat yang tinggi, sedang berjalan mendekat. Pria itu berjalan dengan punggung yang tegap dan penuh wibawa, Chen Haoyang mendatangi pria itu dan dengan tangan memberi hormat ia langsung berkata, "Hormat, komandan! Penanggungjawab pasukan taruna baru 2031 dari divisi 3 kelas 9, Chen Haoyang, datang untuk melapor!"

Chen Haoyang terlihat begitu serius dan penuh hormat, namun lain halnya dengan orang yang ia sebut komandan itu. Pria itu tersenyum dengan santai, kemudian berkata padanya, "Haoyang, kali ini taruna baru bukan berada di bawah tanggung jawabku. Baru saja ada pemberitahuan dari atasan, akan ada orang dari luar yang khusus bertanggung jawab terhadap kelompok taruna-taruna baru ini!"

Terlihat ekspresi terkejut di wajah Chen Haoyang. Akan tetapi ia tidak mengatakan apa-apa, ia hanya mengangguk dan menjawab, "Baik. Saya mengerti, komandan!"

Ketika sedang mendengarkan Chen Haoyang berbicara, tiba-tiba komandan itu melihat ke arah Yu Bao'er. Lalu, ekspresi wajahnya terlihat terkejut, "Kelompok taruna baru ini sedikit keras kepala juga ya. Rambut pelangi, ikut ke dalam untuk potong rambut! Warna rambutmu begitu menusuk mata!" katanya...