webnovel

Kata Komandan Huo, Jangan Beritahu Pada Anda Terlebih Dahulu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Walaupun Gu Qingjiu mengatakan yang sejujurnya, namun Yu Bao'er tidak marah sedikitpun. Yang ada gadis itu malah tersenyum senang saat ini, karena ia juga telah memahami karakter dan sifat Gu Qingjiu. Ia sangat mengerti bahwa Gu Qingjiu tidak mungkin turun tangan menggunakan kekerasan, apalagi terhadap orang seperti Feng Meiyun. Sedangkan dirinya sendiri sampai turun tangan, karena pada dasarnya ia memang orang yang kurang dapat mengontrol emosinya. Dan lagi ia tidak tahan dengan orang seperti Feng Meiyun.

Ketika Gu Qingjiu dan Yu Bao'er sedang bergurau, tidak lama kemudian masuklah Jiang Yu dan Feng Meiyun kembali ke kamar. Keduanya melihat ke arah Gu Qingjiu dan Yu Bao'er dengan wajah yang terlihat kesal dan tidak senang, terlebih wajah Feng Meiyun. Ketika melihat Yu Bao'er, hatinya terasa panas seperti sedang terbakar api kebencian dan penuh amarah.

Yu Bao'er tidak menyadari akan hal itu. Hanya ketika ia berkelahi dengan Feng Meiyun, ia tahu benar bahwa gadis itu terlihat sangat marah. Namun, tatapan mata seperti Feng Meiyun saat ini telah banyak dilihat oleh Gu Qingjiu ketika ia masih berada di dalam penjara. Hati wanita yang suka menyimpan dendam, kurang lebih ia dapat memahami hal itu. Melihat tatapan mata Feng Meiyun saat itu, membuatnya sempat mengernyitkan dahinya tanpa sadar.

Feng Meiyun dan Jiang Yu kini telah duduk di sisi ranjang mereka. Setelah perkelahian tadi, kedua belah pihak sama sekali tidak saling berbicara satu sama lain. Ingin pindah kamar juga tidak mungkin, jadi mereka hanya dapat menganggap 2 orang tersebut bagaikan udara yang tak terlihat.

Yu Bao'er pada dasarnya tidak peduli akan hal ini, karena ia hanya membutuhkan Gu Qingjiu sebagai temannya. Apalagi Feng Meiyun hanyalah seorang pecundang baginya. Apabila gadis itu berani untuk berbicara macam-macam sekali lagi, ia pasti tidak akan menggubrisnya. Lagi pula Feng Meiyun bukanlah musuh yang sepadan dengannya, sebab Feng Meiyun bagaikan butiran debu yang tiada arti di matanya.

Di pertemuan taruna baru di hari Senin, selain He Niancheng yang mengucapkan beberapa patah kata mengenai pelatihan militer yang akan dijalani oleh para taruna baru. Terdapat juga Feng Meiyun dan Yu Bao'er yang membacakan surat pernyataan evaluasi diri mereka. Hal itu membuat para taruna baru cukup dibuat heboh karenanya. Baru-baru saja senior mereka berkelahi dan membuat keributan, bahkan hukuman apa yang akan diberikan saja belum ada keputusan yang turun. Sekarang, malah ada 2 taruna baru yang juga membuat keributan dengan berkelahi di dalam asrama.

Dan yang paling menghebohkan lagi, salah satu dari taruna baru itu merupakan gadis yang paling cantik di antara para gadis taruna baru yang lain. Sedangkan yang satunya adalah gadis yang parasnya biasa saja yaitu Feng Meiyun. Sungguh-sungguh hal yang menghebohkan bagi orang-orang yang ada di sana. Beberapa gadis kebanyakan memihak pada Feng Meiyun, sedangkan beberapa taruna lelaki hanya tertawa melihat keduanya.

Tulisan Yu Bao'er dan Feng Meiyun, keduanya ditulis dengan begitu menyentuh. Seolah-olah, apabila mereka sekali lagi berbuat kesalahan yang sama, mereka akan di sambar oleh petir dan terkena hukuman dari yang maha kuasa. Semua orang juga tahu bahwa Jiang Yu yang membantu Feng Meiyun menyelesaikan tulisannya. Sedangkan Gu Qingjiu membantu memperbaiki tulisan Yu Bao'er, jadi bagaimana mungkin hal ini tidak menyentuh hati orang yang mendengarnya.

Para taruna baru yang mendengarnya, beberapa memang merasa sedikit tersentuh akan tulisan mereka. Namun mereka tetap saja tidak dapat menahan diri untuk menyembunyikan suara tawa mereka.

He Niancheng tiba-tiba berdiri dari duduknya, wajahnya terlihat begitu menyeramkan. Tatapan matanya terlihat begitu tajam bagaikan pedang yang baru saja diasah. Bahkan Yu Bao'er yang menganggap lelaki itu sebagai orang yang ia kagumi pun, tidak berani menatap ke arah lelaki itu dan hanya menundukkan kepalanya saja. Ia begitu takut tatapan mata lelaki itu dapat menusuk menembus ke dalam dirinya.

"Apa yang telah terjadi pada kedua orang ini?" tanya He Niancheng dengan suara kecil pada instruktur yang lain.

Semua instruktur dari kelas lain juga sudah mendengar tentang permasalahan ini. Mereka sudah mengetahui tentang kejadian Huo Yingcheng menangkap basah 2 orang taruna baru, yang sedang bertengkar di dalam asrama mereka di hari Sabtu yang lalu. Jadi, mereka tahu jelas mengapa 2 orang taruna baru itu berdiri di podium saat ini.

"Mengapa tidak melaporkannya padaku?" tanya He Niancheng lagi, dan kini dengan nada bicara yang terdengar menyeramkan seolah-olah hendak membunuh orang. Para instruktur yang mendengarnya hanya tertegun dan terdiam, hingga akhirnya dengan mau tidak mau mereka mengorbankan komandan Huo Yingcheng demi keselamatan mereka, "Kata komandan Huo, jangan beritahu kepada komandan He terlebih dahulu." sahut seorang instruktur dengan hati-hati.

"..."

Suasana hening sejenak, karena tidak ada seorangpun yang berani bersuara saat itu, hal itu membuat suasana di sekitar kini terasa begitu dingin dan mencekam. Pada awalnya saat itu memang bukanlah hari yang hangat, sehingga suasana mencekam saat ini semakin membuat orang bergidik karenanya.

He Niancheng lalu meneriakkan nama Huo Yingcheng dengan nada yang sangat dingin dan menyeramkan, "Huo Yingcheng!" panggilnya...