webnovel

Instruktur Kepala, Selamat Siang (2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Qingjiu sendiri tidak tahu, bagaimana cara untuk mencari jalan keluar. Sekarang ia sedang berdiri di tengah-tengah hutan yang begitu rimbun, sambil memegangi jaket Yu Bao'er dengan wajah yang terlihat sedikit panik. Hal itu benar-benar membuatnya merasa sedikit memalukan.

Gu Qingjiu tersesat di hutan yang begitu rimbun dan seluas ini, entah bagaimana cara ia dapat keluar dari tempat ini. Belum lagi, tidak terlihat ada orang lain di sekitarnya. Tepat pada waktu itu, samar-samar ia mendengar ada suara dari kejauhan.

Di sebelah kiri adalah hutan bambu yang luas. Di musim dingin seperti sekarang ini, daun-daun yang tadinya hijau berubah menjadi kuning. Banyak daun kuning yang telah layu memenuhi tanah, sehingga terlihat seolah seperti karpet kuning emas yang ditebarkan di jalanan.

Gu Qingjiu mulai berjalan ke arah hutan bambu itu, menuju ke arah suara yang samar-samar terdengar di ujung sana. Ia berharap dapat bertemu dengan orang-orang dari pelatihan militer, agar ia bisa bertanya mengenai jalan menuju ke puncak gunung tersebut. Namun, ketika kakinya menginjak daun-daun bambu yang gugur di tanah, timbul suara dari daun-daun kering yang terinjak. Sebelum ia berjalan mendekat, muncul sesosok yang tinggi dari balik pohon bambu itu.

"Eh, si Gendut?!" kata seseorang, suaranya entah kenapa tidak asing di telinga Gu Qingjiu.

Gu Qingjiu melihat orang yang ada di hadapannya saat ini dan merasa sedikit terkejut. Namun begitu mendengar panggilan yang dilontarkan terhadapnya, muncul rasa kesal pada dirinya. "Tidak punya sopan santun, ya?" dengusnya kesal.

Kata-kata lelaki itu seolah hanya mengorek luka lama yang sudah hampir kering. Karena cepat atau lambat, Gu Qingjiu pasti akan menurunkan berat badannya. Namun tetap saja, ia tidak akan senang begitu mendengar panggilan seperti itu ditujukan kepadanya. Dan lagi, ia juga tidak sampai segendut itu hingga pantas menerima panggilan seperti itu.

Orang di hadapannya ini adalah lelaki pengemudi mobil jeep berambut abu-abu yang Gu Qingjiu temui di jalan. Hanya saja saat ini, rambutnya yang mencolok itu sudah tidak lagi berwarna abu-abu, melainkan telah dicat berwarna hitam.

"Maaf, maaf. Tidak sengaja kelepasan bicara. Aku lupa. Namamu Gu Qingjiu ya kalau tidak salah?" jawab laki-laki itu dengan cepat. Orang itu memegang belakang lehernya sambil tersenyum malu, "Sudah bertemu denganmu beberapa kali, aku lupa untuk memperkenalkan diri. Namaku Huo Yingcheng. Panggil saja kak Cheng." Lanjutnya dengan ramah.

Mendengar perkataan lelaki itu, Gu Qingjiu baru tersadar dan mulai memperhatikan baju seragam militer yang dikenakan oleh lelaki itu. Di seragamnya, terbordir 3 buah bintang yang artinya lelaki itu bukan lelaki sembarangan.

Lelaki yang ada di hadapanku saat ini adalah wakil komandan regimen kelas 2! batin Gu Qingjiu, dengan segera ia menundukkan kepalanya dan cepat-cepat meminta maaf. "Maafkan saya sudah menyinggung Anda, wakil komandan! Saya hanya tidak mengenali…" katanya dengan cemas.

Belum sempat Gu Qingjiu menyelesaikan kalimat terakhirnya, Huo Yingcheng telah terlebih dahulu memotong perkataannya itu. Lelaki itu mengetahui bahwa Gu Qingjiu menyadari pangkat yang terlihat dari jumlah bintang di seragamnya. Huo Yingcheng dengan segera mengubah topik pembicaraan, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Tapi kamu bagaimana bisa berada di sini? Benar-benar tidak diduga-duga ya kamu ini." katanya.

Gu Qingjiu terdiam beberapa saat, karena ia merasa malu untuk mengakui bahwa dirinya tersesat. Namun, ia juga tidak berani untuk tidak menjawab, "Saya tersesat." Katanya dengan pelan. 

"Iya, kan! Sudah kuduga!" kata Huo Yingcheng.

Huo Yingcheng terlihat sangat ramah dan suka berbicara, terlihat lumayan berbeda dengan waktu dimana ia hampir saja menabrak pejalan kaki di jalan waktu itu. Setelah selesai mengucapkan kata-kata itu, ia menoleh ke belakangnya dan berkata, "Komandan He, ada murid Anda yang tersesat di sini. Gunung Houshan ini, aku kurang tahu jalan. Anda kan sudah 2 atau 3 kali kesini, mungkin bisa bantu tunjukkan jalan padanya?"

Begitu Gu Qingjiu mendengar perkataan Huo Yingcheng, ia segera menoleh ke arah yang dimaksud oleh Huo Yingcheng. Di situ, terlihat samar-samar punggung seorang yang tinggi dan terlihat berwibawa dengan seragam militernya. Memang seharusnya ia sadar bahwa Huo Yingcheng tidak mungkin berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hutan seluas ini.

Ketika sosok tinggi itu mendengar perkataan Huo Yingcheng, maka ia membalikkan badannya dan berjalan mendekat. Seketika terlihat wajah yang penuh dengan ketampanan yang luar biasa, dengan aura yang sangat berwibawa muncul di depan Gu Qingjiu. Kemudian, pria itu menatapnya datar.

Seketika Gu Qingjiu mengangkat tangan untuk memberi hormat dengan postur tegap, "Instruktur Kepala, selamat siang!" katanya dengan penuh hormat...