webnovel

Instruktur Kepala (1)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Waktu mengambil makanan, harus mengantri. Karena kalian merupakan taruna baru, maka kalian hanya dapat berbaris di jendela ujung paling belakang." kata Chen Haoyang, ia mulai menjelaskan beberapa peraturan yang ada di kantin militer.

"Ketika berbaris dilarang mengobrol, waktu makan di kantin diperbolehkan berbicara hanya dengan suara yang sangat kecil. Dilarang membuat keributan, juga ketika makan, penggunaan peralatan makan harus sepelan mungkin. Jangan membanting peralatan makan, dilarang membuang-buang makanan. Berapa yang dapat kalian habiskan, sebanyak itulah yang boleh kalian minta dari ibu kantin. Bila ada makanan yang tersisa, bahkan hanya sebutir nasi saja, akan mendapatkan hukuman seperti yang tadi telah dijelaskan!" Jelas Chen Haoyang dengan tegas.

"Selesai makan, peralatan makan diwajibkan untuk diletakkan di tempat piring kotor. Lalu setelahnya, apabila seharusnya jam istirahat, maka dapat kembali ke asrama untuk beristirahat. Sedangkan yang seharusnya kembali latihan, selesai makan dapat segera melanjutkan latihan." lanjut Chen Haoyang. "Punggung dan pundak selalu tegap, sama seperti sedang berada di kelas. Pertahankan posisi standar! Kalau tidak, sekalian saja makan sambil rebahan di atas meja?" Sambungnya.

Gu Qingjiu dan yang lainnya, tampak mengantri untuk mengambil makanan sesuai dengan arahan Chen Haoyang, sambil mendengarkan seniornya itu menjelaskan aturan-aturan yang ada. Terlihat beberapa senior yang baru selesai latihan, datang ke kantin itu untuk makan malam. Beberapa dari mereka kelihatan tertawa, ketika melihat para juniornya mengalami hal yang sama dengan yang mereka lalui dulu. 

Beberapa orang yang mengenal Chen Haoyang, mendatanginya dan mengobrol dengannya. Tak jauh dari tempat mereka, terlihat seorang pria mengenakan seragam militer, sedang berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya, "Haoyang, dengar-dengar sekelompok anak baru ini bukan tanggung jawab dari komandanmu ya? Katanya, ada perwakilan dari angkatan udara yang akan bertanggung jawab, ya?" Tanya pria itu.

Alisnya yang tebal dan tegas, melengkapi ketampanan pria yang membuat Yu Bao'er tidak dapat memalingkan pandangannya dari pria itu. Senyumnya terlihat agak sedikit sinis, dan ada sedikit keangkuhan terpancar dari wajahnya. Ia mengenakan seragam militer, membuat keelokkan parasnya serasa menyihir orang yang melihatnya.

Belum sempat Chen Haoyang menjawab, disampingnya datang lagi seorang pria berwajah imut, dengan beberapa jerawat tampak di wajahnya. "Daqi, kamu belum tahu ya. Penanggung jawab kelompok ini, kan sedang makan di lantai atas. Orang-orang bilang, wajahnya sangat tampan! Posisimu bisa berbahaya nih!" Celetuknya sambil tertawa. Lagi-lagi ia kembali berbicara, namun kali ini sambil menutupi mulutnya dan berbisik, "Dengar-dengar orangnya sangat hebat lho!"

Pria yang disebut tampan oleh pria berwajah imut itu, hanya tertawa sinis ketika mendengar perkataannya. Hal itu sangat jelas terdengar di telinga para junior-junior, yang sedang berada di situ saat itu.

Chen Haoyang mulai tidak sabar mendengarnya, kemudian ia pun mengibaskan tangan sebagai tanda untuk mengusir, "Sudahlah, sudah. Kalian jangan malah menggosip di sini. Sebentar lagi, aku akan membawa anak-anak ini menghadap ke komandan utama. Kalau kalian tertarik, lihat dari jauh saja, oke?" katanya,

Senior dan junior pasti berbeda, kebebasan dan reaksi mereka menanggapi sesuatu pasti juga berbeda. Mendengar perkataan Chen Haoyang, pria berwajah imut itu tampak tersenyum, "Iya, iya. Kita sebentar lagi lihat!" katanya sambil menarik pria tampan itu pergi menjauh.

Melihat junior-juniornya baru saja mendengar gossip yang tidak-tidak, membuat Chen Haoyang berdeham, lalu berkata, "Dipercepat makannya! Sebelum setengah delapan, kalian harus sudah berkumpul. Sekarang sudah pukul 7.10. Kedepannya waktu makan adalah 20 menit! Coba saja lihat, bagaimana nantinya kalian?!" 

Mendengar hal itu, sekelompok taruna baru itu seketika mempercepat makan mereka. Selesai makan, Chen Haoyang langsung mengomando, agar para taruna baru segera berkumpul di lapangan latihan B. Lapangan latihan B ini, merupakan lapangan latihan yang besar dan sangat luas. Sedangkan Lapangan latihan A adalah lapangan latihan yang lebih kecil.

Di lapangan B, terlihat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah lapangan, diameter pohon itu sangat besar. Sampai-sampai, jika ingin memeluk mengelilingi pohon tersebut, diperlukan beberapa orang untuk melakukannya. Di seberang pohon itu, berdiri sebuah tiang bendera dengan bendera merah yang berkibar di ujungnya. Pada malam yang begitu hening ini, bendera merah itu tampak berkibar selaras dengan pohon yang menjulang kokoh di hadapannya.

Gu Qingjiu dan yang lainnya sekarang, sedang berdiri di bawah pohon itu. Hingga saat ini, komandan utama belum juga tiba di tempat. Sambil menunggu, Chen Haoyang menjelaskan pada mereka mengenai sejarah pohon besar tersebut.

Ketika Gu Qingjiu dengan serius mendengarkan, namun tiba-tiba ada rasa sakit pada lengannya. Ia menoleh ke arah Yu Bao'er dengan kesal, dilihatnya Yu Bao'er sedang menatap sesuatu dengan penuh perasaan semangat sambil meremas tangannya. Hal itu membuat Gu Qingjiu, mau tidak mau ikut menoleh ke arah mata Yu Bao'er memandang...