webnovel

Bersyukur dengan Adanya Mereka

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah menyetujui keputusan Gu Qingjiu untuk mengikuti pelatihan militer, ayahnya kembali bertanya, "Nak, keputusanmu mau ikut pelatihan militer ini, apa tidak lebih baik dibicarakan dahulu dengan wali kelasmu?"

Namun, Gu Qingjiu hanya menggelengkan kepalanya, "Pa, wali kelas Qingjiu tidak akan memedulikan hal-hal seperti itu, karena dia sudah terlalu sibuk dengan murid-murid yang lain. Nanti cukup memberitahukan kepadanya saja." katanya.

Di mata wali kelasnya, Gu Qingjiu termasuk murid yang sudah tidak harapan lagi. Ia dianggap tidak masuk dalam standar, untuk mengikuti ujian ke perguruan tinggi. Nilai-nilainya begitu pas-pasan, kalau sudah dapat lulus SMA saja itu sudah bagus. Wali kelasnya tidak akan memedulikan murid-murid yang seperti itu. Sebenarnya, ia sudah tidak ingat seperti apa wajah wali kelasnya itu, ia hanya ingat bahwa wali kelasnya tidak menyukainya.

Ayah Gu Qingjiu hanya mengangguk, "Oke kalau begitu! Tapi, jangan lupa saat besok di sekolah, kamu harus memberitahu wali kelas tentang keputusanmu ini ya." katanya.

"Baik, pa." jawab Gu Qingjiu.

Begitu ayah Gu Qingjiu pulang ke rumah, itu artinya sebentar lagi waktu makan malam akan segera tiba. Lalu, ia kembali ke kamarnya, kemudian di saat yang sama, terdengarlah suara ponselnya bergetar, hal itu membuatnya kebingungan. Seingatnya, selain ayah dan ibunya, sangat jarang ada orang yang menelponnya, Apa jangan-jangan itu kakak yang menelpon? batinnya.

Lalu, mata Gu Qingjiu terlihat penuh dengan kegembiraan, dengan segera ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja belajarnya. Kemudian, melihat layarnya, dan tertera nomor asing yang tidak terdaftar di dalam kontaknya. Kontak di dalam ponselnya sangat sederhana, hanya ada nomor ayah, ibu, dan kakak laki-lakinya. Jadi, ia tidak mengenali nomor asing ini, namun ia masih menatap layar ponselnya beberapa saat, hingga akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan telepon tersebut.

"Halo?" Jawab Gu Qingjiu dengan lembut.

Dari seberang sana, terdengar suara yang sedikit marah, "Gu Qingjiu! Kamu ini bagaimana, sih! Kan aku sudah bilang, formulir itu harus dikembalikan padaku sebelum pulang sekolah? Kenapa kamu malah menghilang dan pulang begitu saja pada saat jam pelajaran?!" katanya. Suara ini adalah suara ketua kelas Gu Qingjiu yang bernama Zhong Xiaoxiao!

Lalu, Gu Qingjiu mencoba mengingat-ingat tentang ketua kelasnya yang luar biasa ini, di kehidupannya yang sebelumnya, ia dan ketua kelasnya ini sama sekali tidak dekat. Mereka tampaknya tidak pernah berbicara satu sama lain, bahkan mengenai urusan sekolah sekalipun. 

"Maaf, tadi aku tidak enak badan, jadi buru-buru pulang ke rumah. Formulirnya sudah ku isi, aku sudah memutuskan untuk ikut pelatihan militer tentara. Tolong ketua kelas bantu menyampaikannya terlebih dahulu kepada wali kelas, ya!" kata Gu Qingjiu, suaranya terdengar sangat berhati-hati. Maklum saja, ia yang dulu sangat tidak terbiasa untuk mengungkapkan pikirannya ke orang lain. 

Zhong Xiaoxiao yang mendengar akan keputusan Gu Qingjiu pun sangat terkejut dan berkata, "Pelatihan militer? Gu Qingjiu, kamu tidak waras ya?" Seorang Gu Qingjiu ikut pelatihan militer? Ini benar-benar lelucon terlucu sepanjang tahun ini! Lari dua putaran ketika pelajaran olahraga saja, dia sudah sesak napas seperti hampir mati. Tapi sekarang, dia bilang mau ikut pelatihan militer? Mau melucu dia? Batinnya.

"Gu Qingjiu, kamu sedang menjahili aku ya?" Tanya Zhong Xiaoxiao kemudian.

"Tidak! Aku sungguh-sungguh ingin mengikuti pelatihan militer dan menjadi tentara, ketua kelas." jawab Gu Qingjiu tegas.

Terhadap Zhong Xiaoxiao yang tampak menginterogasinya ini, membuat Gu Qingjiu sedikit kehilangan kesabarannya. Ia mengakui bahwa keputusannya ini pasti akan membuat orang lain kaget, namun tetap saja ia merasa bahwa nada bicara Zhong Xiaoxiao agak tidak sopan terhadapnya. Karena keputusan yang sudah ia ambil, sama sekali tidak ada hubungannya dengan ketua kelasnya itu.

Namun, nada bicara Gu Qingjiu tampaknya menyinggung perasaan Zhong Xiaoxiao, dalam sekejap emosinya langsung naik ke ubun-ubun, "Ikut pelatihan militer ya ikut saja! Kenapa kamu tersinggung!" makinya dengan cepat dan segera menutup telepon setelah mengatakannya.

Lalu, Gu Qingjiu meletakkan ponsel itu di tempatnya semula, ia pun berbaring sejenak dan menutup matanya. Walaupun keputusannya memang membuat banyak orang tidak percaya, atau mungkin akan menertawakannya. Namun, dirinya yang sekarang tidak akan memedulikan perkataan orang lain, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik yang ia bisa.

Aku tidak akan hidup seperti di kehidupan sebelumnya sebagai seorang pengecut dan lemah! batin Gu Qingjiu penuh dengan tekad.

"Qingjiu, ayo makan dulu!" kata Qi Yuefeng, terdengar suara lembut ibunya memanggil dari ruang makan, seketika itu juga segala rasa kesal di hati Gu Qingjiu bagai hilang begitu saja. Di kehidupan yang sekarang ini, ia sangat bersyukur atas keberadaan orang-orang yang ia kasihi di sekelilingnya...