Dengan menelan salivanya penuh keresahan, Jeni kemudian mengambil amplop coklat yang sudah dilempar oleh Sindi ke atas meja. Isi amplop mulai di keluarkan dan Jeni mulai membuka kemudian membaca isinya.
"Surat wasiat!" Jeni terkejut.
Surat wasiat itu adalah surat yang ditulis dengan tulisan tangan Jefri. Isinya bertuliskan bahwa Jeni akan mendapatkan tiga perempat dari harta peninggalan Jefri. Namun, Selin tak tinggal diam. Dia dan Sindi telah mengubah isinya menjadi berbeda dari yang asli.
Dua wanita yang menyayangi Jefri itu tak akan pernah rela wanita lain seperti Jeni harus menadapat harta peninggalan Jefri. Isi wasiat itu bahkan meminta Jeni untuk mengembalikan semua aset yang telah diberikan Jefri kepada Selin termasuk rumah beserta isinya.
Wili yang mengetahui hal itu, tak mau ambil pusing mengenai harta peninggalan Jefri. Dia juga merasa kalau Jeni memang tak pantas menerima apa-apa dari mendiang kakaknya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com