Sindi segera menenangkan perasaannya. Mengatur nafas agar perasaannya membaik. Lalu ia beranjak dari tempat tidur kemudian membuka pintu saat perasaannya mulai membaik.
"Kenapa, Jen?" Sindi segera bertanya saat ia telah membuka pintu. Tak lupa ia melebarkan senyumannya di hadapan Jeni agar terlihat baik-baik saja tanpa ada amarah yang sebelumnya sempat mampir.
"Kita makan bersama dulu yu, Mah. Aku sudah siapakan makan di atas meja. Mas Wili juga sudah ada di sana," ajak Jeni. Ia juga nampak pandai menyembunyikan kesedihan oleh ucapan Laura. Sebisa mungkin ia tak menampakan wakah sendu di hadapan Sindi. Jeni sadar kalau mertuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi hingga dia tak bisa membuatnya stress atau pun banyak pikiran.
"Oke! Mamah ke kamar mandi sebentar ya," jawab Sindi mengiyakan.
Setelah itu Jeni kembali ke ruang makan dimana di sana sudah terlihat Wili, Nathan dan Nickol yang juga sudah bersiap menyantap makan malamnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com