Jelang akhir pekan, aku yang masih berdiam diri di rumah saja. Hari ini, aku memutuskan untuk pergi ke kampus. Bibi tampak terkejut melihatku, setelah berhari-hari aku mengurung diri dan merenungkan segalanya. Bukan tanpa sebab aku melakukan hal sekonyol ini, aku pun berhak untuk menilai dan memberikan keputusan tentang bagaimana hubungan percintaanku kali ini.
"Rose, apa kau sudah sembuh, Nak?" tanya paman padaku.
Aku mengernyit mendapat pertanyaan tersebut dari paman.
"Bibi mu bilang kau sedang sakit dan butuh istirahat di rumah setelah berhari-hari berdiam diri di rumah, sayang sekali paman terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengobrol dengan nak Rival saat dia datang kemari. KAu harus bersyukur dia adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab."
Aku menatap wajah bibi saat paman terus berbicara dan memuji Rival. Bibi memberikan isyarat dengan mengerjapkan kedua matanya di sertai dengan anggukan kepalanya, tentu saja itu tanpa sepengetahuan paman.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com