"Ih... Menyebalkan!" aku memukul dada Jodi, namun tidak menyakitinya.
Jodi kembali terkekeh. "Sayang, bolehkah aku menjadikan Sabrina sebagai alibi tentang hubungan kita?"
"Alibi?" tanyaku heran.
"Hem, dengan aku mendekati Sabrina. Aku akan mudah bertemu denganmu, kapanpun, dimana pun, bahkan saat kau bersama dosen itu aku akan tetap bisa bersamamu, bukan?"
"Tidak, Jod. Itu terlalu beresiko, aku tidak ingin hubungan kita menjadi korban dan akhirnya kandas di tengah jalan."
"Percayalah, Sayang. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."
Aku menatap wajah Jodi dalam-dalam.
"Apa kau tau bagaimana kecemasanku melihatmu dan mendengar mu bersama dosen itu? Hatiku di penuhi dengan prasangka buruk."
Aku masih tetap menatapnya, mendengarnya berkata demikian. Aku ingin memberinya waktu dan kesempatan menyampaikan apa yang mungkin saja menjadi uneg-uneg nya selama ini.
"Apa kau yakin?"
"Sangat yakin." Sahut Jodi dengan tatapan serius padaku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com