Hingga malam tiba, aku tidak menduga jika Jodi masih betah dengan berdiam diri di depan rumah bibi. Entah itu Setya atau bibi telah memberitahunya, memintanya segera pergi karena semua percuma, namun tetap saja. Dia menolak untuk pulang dengan harapan hampa.
"Rose, kau sudah tidur?" ketukan pintu yang di iringi suara bisikan bibi membuatku segera melonjak dari atas kasur menuju ke depan pintu untuk membuka nya.
"Bibi, apakah..."
"Makan dulu, kau sudah melewatkan makan siang." bibi memotong bicaraku yang ingin mengetahui tentang Jodi.
"Bibi..."
"Rose... Ayolah, jangan membantah dulu untuk kali ini. Jika kau membantah nya, bibi akan marah."
Aku segera menerima nampan yang bibi bawakan untukku, sepiring nasi lengkap dengan segelas air putih.
Setelah meletakkan di tengah meja, aku bisa langsung menyantapnya. Tapi entah kenapa mendadak hilang selera, pikiran dan hati yang runyam membuatku tidak ingin menyentuh menu makanan di depanku saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com