Tiba di pusat kota, tepatnya rumah paman. Rumah minimalis bertingkat dengan cat putih bersih membuat rumah ini terlihat mewah dari luar. Kami melangkah masuk melewati halaman rumah, dan paman serta bibik pun menyambut kedatangan kami. Suasana masih terasa canggung pertemuan kali ini setelah beberapa tahun berlalu.
Ada air mata yang tertahan dari tatapan ayah begitu pula dengan paman ketika mereka saling menatap. Dan akhirnya mereka saling berpelukan, mendekap erat satu sama lainnya. "Aku senang kau baik-baik saja," ucap paman mendekap erat ayah dalam pelukannya.
Sementara ibu, dia masih kebingungan harus apa. Sedang bibi sendiri menundukkan kepalanya di depan ibu. "Kakak ipar, maafkan aku…" ucap ibu.
Seketika bibi meraih tangan ibu dalam genggamannya lantas mereka pun berpelukan. "Aku yang harus meminta maaf padamu, Adik ipar. Sudah lama aku ingin mengatakan maaf padamu, tapi kami di kuasai oleh rasa takut untuk datang menemui kalian."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com