Pada akhirnya aku tetap saja kalah, kalah oleh perasaanku. Sepiring nasi berhasil aku habiskan setelah Jodi yang menyuapiku di depan Lisa dan Setya. Bak memperlakukan anak kecil, Jodi dan Setya serta Lisa bertepuk tangan begitu melihatku berhasil menghabiskan makan malamku. Sesaat kemudian aku merasa mual, aku merasa ingin muntah.
Dan benar saja, aku memuntahkannya dengan melangkah masuk ke dalam kamar mandi di dekat dapur. Aku tau ini akan terjadi, meskipun aku mampu menghabiskan makanan tersebut, tetap saja. Pencernaanku terganggu oleh amarah yang masih saja aku tahan demi rasa sayangku dan ketakutanku. Takut akan kehilangan Jodi, kekasihku.
"Kak, elu baik-baik aja?"
"Sayang, kau baik-baik aja? Buka pintu nya, aku mau masuk!"
Aku mendengar Jodi dan Setya serta Lisa saling bersahutan dengan cemas terus menanyaiku. Setelah akhirnya mengelurkan segala isi dalam perutku, aku membuka pintu kamar mandi dan tentu saja wajahku tampak berantakan dan kepalaku terasa berat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com