Akhirnya, malam sudah semakin larut dan membuat suasana di pesisir santai semakin dingin membeku. Lagi dan lagi Gio mampu memberikan ketengan dan susana hati yang berbeda dari biasanya. Dan sepertinya, aku mulai jatuh hati pada sikap Gio yang semakin membuatku merasa candu. Atau mungkin, aku sudah jatuh hati padanya sejak hubungan kami terikat sebuah pernikahan yang sah.
Ketika sampai di rumah, masih dapat kurasakan hawa dingin pantai bersarang di tubuhku hingga membuat pipiku memarah saat ku pandang dari cermin hias. Gio tersenyum lantas dia menghampiriku lalu menyentuh kedua pundakku. Aku hanya menatapnya dari pantulan kaca di depan ku.
"Kau sangat kedinginan, gantilah pakaian mu dengan yang hangat. Setelah itu masuk selimut dan kau bisa tidur dengan nyenyak, atau kau perlu mematikan suhu di kamar ini?"
Dengan cepat aku membalik badan dan mendongak untuk bisa menatap wajahnya secara langsung. "G-gio, apakah kita bisa melakukannya sekarang?" tanyaku dengan terbata-bata.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com