Hari berganti bulan, tinggal jauh dari orang tua dan kampung kelahiran ternyata hanya bertahan tiga bulan saja aku menahan rindu yang teramat dalam pada ayah dan ibu. Meski di setiap hari Alex selalu ada untuk menamani dan menghibur hari-hariku, meskipun aku tidak kekurangan akan kasih sayang dan perhatian dari paman dan bibi setiap waktu. Itu tidak lah cukup.
"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa mengantar mu pulang." Alex terus mengucapkan kata maaf padaku via telepon sepanjang perjalananku menuju kampung halaman.
"Sudah berapa kali kau meminta maaf sejak tadi? disini ada paman dan bibi juga Setya yang menemani."
"Tapi aku…"
"Sudahlah, kau selesaikan tugas mu disana. Saat sampai di rumah aku akan menelpon." Aku mengakhiri panggilan telepon dari Alex.
"Ciye… Hem hem." Setya mulai menggodaku.
Aku tetap diam tak mejawabnya namun hanya kedua mataku yang memelototinya.
"Ma, apakah sungguh kita akan menginap di rumah kakak?" tanya Setya kemudian pada bibi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com