"Terserah kau saja, aku akan menerima dan mengikuti yang kau pilih." Aku menjawab sekenanya saja.
"Rose," panggil nya kembali.
Aku masih enggan menoleh padanya, aku menatap jendela pintu mobil.
"Apakah ada yang lain di hatimu? Atau kah kau telah melanggar janji yang saat itu terucap untukku?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga.
Aku menarik napas dan menatapnya. "Memilikinya atau tidak, apa bedanya? Bukankah perjodohan itu tetap saja berlangsung dan acara pertunangan kita dengan resmi sudah di tentukan bukan?"
"Rose… Bukan jawaban itu yang aku inginkan."
"Udah ah, Una udah nungguin di kelas." Aku segera membuka pintu mobil dan melangkah dengan cepat untuk menuju ke kelas dan menemui Una. Meski yang terjadi aku tidak yau apakah Una sudah sampai di kampus, atau kah dia masih santai di suatu tempat. ini hanyalah sebuah pengalihan agar aku bisa terbebas dari Rival.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com