webnovel

Cinta sepihak

Aku menatap wajah Rival yang kali ini dia terlihat kesal akan ide yang sang ayah berikan. Memang nya kenapa sih? Kita beda kamar, hanya karena bersebrangan lantas dia kesal?

"Rival, semua kamar disini sudah terisi oleh keluarga kita. Ada apa dengan mu? Kenapa menatap wajah papa kesal begitu?" tanya om Hendra.

"Ma-maksud Rival..."

"Sudah, sebaik nya kalian masuk kamar dulu. Hujan semakin deras nanti kalian sakit," titah om Hendra.

Rival terlihat menahan napas. Kemudian dia menggaruk-garuk bagian atas alisnya yang tebal.

"Rival, apa kau... Marah padaku?" aku bertanya padanya. Aku melihat sikap Rival berubah seketika.

"Marah? Apa alasan yang mengharuskan mu marah hari ini?" balas nya dengan lirih.

Tapi kedua matanya selalu berusaha menghindari tatapanku. Bukan hanya itu, dia bahkan melangkah lebih dulu beranjak pergi dari hadapanku.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com