Semua masih seperti mimpi buruk bagiku, setelah kedua orang tua Rival beserta Rival turut mengundurkan diri malam ini berpulang ke rumah. Aku masih terduduk di kursi taman sementara paman dan bibi sedang sibuk membenahi semua nya.
Bisa saja mereka menyewa seorang pembantu rumah tangga, tapi sedari awal bibi lah yang menolak untuk menggunakan jasa pembantu rumah tangga. Entah apa maksud bibi begitu menolak akan usulan paman menggunakan jasa pembantu rumah tangga.
"Rose, apakah masih ada yang ingin kamu sampaikan pada kami, Nak?" tanya Bibi mengejutkanku dari lamunan.
Aku masih menatap wajah bibi masih dengan tanpa jawaban menanggapi pertanyaan bibi tadi. Aku hanya masih terlalu shock dan tidak menduga semua ini akan terjadi padaku. Bagaimana paman dan bibi dengan mudah menerima kedatangan seorang Rival yang belum lama aku kenali, bahkan kini melingkar sebuah cincin pengikat di jari manisku ini.
"Rose," panggil paman kemudian yang turut memanggilku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com