Sore ini, setiba di rumah aku mencari Setya ke kamarnya. Bukankah ini bisa ku jadikan sebuah alasan jitu untuk bisa keluar dan bertemu dengan Jodi.
"Setya, kau di dalam?" tanyaku sembari mengetuk pintu kamarnya.
Tak berapa lama kemudian, Setya membuka pintu kamarnya. Dia sedang memakai celana kolor dan kaos dalam sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Ada apa?" tanya Jodi padaku.
"Jadi ikut ke cafe?" aku balik bertanya.
"Cafe?"
"Jodi, dia pengelola cafe xxx yang selalu kau jadikan tempat tongkrongan dengan teman-teman mu."
Jodi tampak terkejut. "Sungguh? Jadi..."
"Sssttt..." aku memberikan isyarat seraya meletakkan jari telunjukku di bibir.
"Aku akan siap-siap. Kakak cepat lah pergi mandi," ujar Jodi padaku seraya dia menutup pintu kamarnya.
Aku menggelengkan kepala, baru saja aku ingin bicara lagi, tapi dia sudah menutup pintu nya lebih dulu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com