Setelah satu jam lamanya berada di kamar mandi, di bawah shower dan meratapi takdir yang sempat aku abaikan bahwa aku sudah memiliki sebuah janji, aku sudah memiliki sebuah ikatan dengan lelaki yang ayah dan ibu pilihkan untukku. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, aku tau semua mungkin sudah menungguku di meja makan.
Meskipun sejak tadi aku sudah siap untuk pergi keluar namun tetap saja, aku tidak punya semangat untuk keluar. Langkahku terhenti saat hendak membuka pintu kamarku dan pergi keluar, sebuah pesan singkat datang dari Jodi. Aku tersenyum sejenak tapi justru air mata yang keluar membasahi pipi.
"Tuhan, aku mencintainya. Tidak bisakah kau mengganti takdirku dengan nya saja?" Gumamku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com