Sang ibu tertawa lirih. "Ibu tidak akan menyerah sampai kalian berdua meminumnya," ucapnya sembari tertawa. Freislor berjalan lemas di dekat sang adik. Ia menoleh sebentar ke arah Kreysa.
"Kreysa, apa kamu tertarik untuk meminum ramuan ini?" tanya Freislor, ia mengerutkan dahi.
"Sama sekali tidak, Kak. Tapi, aku sudah menyusun rencana, hahaha. Jadi, aku akan melakukannya diselingi dengan minum es sirup," jawabnya dengan bangga. Freislor tertawa mendengar cara sang adik. "Apa kau yakin, Krey? Kamu tahu benar kalo ramuan Frilop itu benar-benar menyengat dan pahitnya bisa melebihi rasa sari pati dari daun Goram." Kreysa yang tadinya tersenyum lebar kini merenungkannya kembali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com