Zivana langsung memeluk Rosita begitu sahabatnya itu bercerita panjang lebar dengannya tentang masalah yang sekarang sedang dihadapi. Pernikahan Rosita padahal tinggal menghitung hari. Tapi sekarang mungkin hanya akan menjadi mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan.
"Kamu yang kuat ya, Ta. Aku yakin kamu kuat." Zivana memeluk sahabatnya dengan erat. Begitu pelik masalah yang dihadapi Rosita. Kini Zivana tahu kalau dia jauh lebih beruntung. Karena sudah tahu kekurangannya sedari awal. Kalo hanya kekurangan fisik mungkin tidak jadi masalah buat Zivana. Tapi ini soal yang lain.
"Aku akan kuat. Kamupun juga harus kuat ya, Zi. Kita sama-sama gagal dalam urusan percintaan ya. Hehehe." Rosita menangis tapi sambil tersenyum. Karena dia tahu sahabatnya tak boleh ikut sedih karenanya.
"Ah sudahlah jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Mendingan kita beli bakso saja yuk. Kasih sambelnya banyak biar bisa menghilangkan kesedihanmu." ucap Zivana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com