Tak lama kemudian, terlihat dua orang berlari membawa banyak tas yang pastinya berisi uang, mereka berlari ke arah mobil Jangmi dan yang pastinya itu adalah si Black dan si White.
Mereka menuju ke mobil Jangmi, tapi ketika akan membuka bangku tengah, rupanya pintu terkunci membuat mereka panik mengetuk kaca Jangmi.
"Hei buka!"
Jangmi menjadi tersenyum kecil kemudian menekan tombol buka otomatis yang mendadak membuat pintu yang di depan si Black menjadi terbuka dan dia malah terpental karena pintu itu terbuka. "Adu..."
"Tidak ada waktu, ayo..." si White menarik si Black masuk.
"Cepat jalankan mobilnya!" kata mereka dengan panik.
"Pakai sabuk pengaman dulu," Jangmi menatap.
"Kita sudah pakai! Lihat," si Black menunjukan sabuk pengaman yang sudah mereka pakai.
Lalu Jangmi kembali tersenyum kecil dan langsung memajukan gigi, bahkan dia malah mundur membuat kedua pria yang duduk di bangku tengah menjadi terkejut dengan badan hampir ke depan.
Rupanya Jangmi mundur untuk memutar mobilnya, karena ada satu mobil mengejar nya sekarang. Putaran yang tiba-tiba itu membuat si Black dan White tampak teroleng.
Namun tak hanya satu, melainkan banyak sekali mobil yang mengejar mereka, kebetulan Jangmi melihat sebuah belokan memutar balik arah jalan, tapi di sana ada banyak sekali kerucut oren yang menandakan tak boleh lewat, tapi itu hanyalah kerucut plastik yang membuat Jangmi langsung memutar kemudinya, bahkan dengan sempurna berputar tanpa berhenti, akhirnya dia bisa memutar arah jalan.
Dia bahkan bisa melihat beberapa mobil itu yang mencoba berputar sama dengan nya malah bertabrakan dengan mobil di arah lain. Seharusnya itu menghambat mereka tapi rupanya ada satu sisa dari mereka yang berhasil menyusulnya.
Jangmi yang mencoba santai dengan meminum milkteanya menjadi langsung memutar kemudi masuk ke sebuah gang, tepatnya dia keluar dari jalan besar itu, di gang itu masih bisa dikatakan terang karena ada banyak apartemen maupun kos kosan, di sana juga banyak mobil parkir berjejer.
Ketika melihat satu celah mobil di antara banyaknya mobil yang terparkir, Jangmi menjadi tersenyum kecil, dia langsung memutar mobilnya bahkan langsung memasukan tepat di parkiran itu secara horizontal kemudian langsung mematikan mobilnya, dia juga menunduk untuk menyembunyikan dirinya dari kaca tapi si Black dan si White masih ngelag. Mobil itu tersembunyi dengan sempurna membuat mobil yang mengejar tadi tidak tahu dan melewatinya begitu saja.
Kemudian ketika sudah melewati, Jangmi langsung menyalakan mobilnya bahkan langsung pergi dari sana, tapi rupanya ada satu mobil lain yang sudah menemukan nya bahkan mengejar dari banyaknya jalan gang itu.
Mobil lawan itu mengejar hingga di belokan karena dia tadi melihat mobil Jangmi berbelok ke arah yang sama, tapi ia terdiam bingung karena tak ada tanda-tanda mobil Jangmi yang membuatnya keluar dari mobilnya.
Tapi siapa sangka, dengan suara yang sangat sunyi, mobil Jangmi menuruni jalanan turun dengan arah berbalik, arah itu adalah jalan di balakang mobil tadi ketika sebelum berbelok, Jangmi bahkan dengan sangat santai memegang tongkat gigi nya.
Tapi ketika jalan turun sudah habis, rupanya dari arah lain, ada cahaya mobil lawan membuat Jangmi langsung berbelok dan menjalankan mobilnya dengan cepat, bahkan sangat cepat sehingga ketika jalan menjadi agak turun, mobil itu terangkat.
"Aaaaaa...!!" kedua pria itu panik tapi Jangmi hanya tenang hingga mobil mendarat dengan bagian depan yang terkena jalan sedikit, hal itu membuat mereka masih tampak terdiam dengan napas cepat.
"Sepertinya dia terlalu bar-bar," tatap si Black pada si White, tapi si White terkejut melihat depan. "Astaga!!"
Rupanya di depan hanyalah gang sempit, jalanan yang begitu kecil, tak memungkinkan mobil masuk, tapi dengan keterampilan Jangmi, dia masuk begitu saja, meskipun banyak yang tergores, tapi mobilnya masuk dengan baik.
Hal itu membuat mobil lawan itu terkejut masuk ke jalanan sempit hingga akhirnya dia terjebak di sana dan berhenti mengejar Jangmi.
Hingga akhirnya Jangmi keluar dari jalanan kecil itu, tapi dari jalanan lain, satu mobil tersisa masih mengejar, Jangmi terpaksa melanjutkan gasnya, tapi di depan ada jalan kereta yang sekarang tertutup menandakan akan ada kereta lewat.
Hal itu membuat Jangmi langsung berhenti dengan memutar kemudi, tapi ia sadar, mobil tadi semakin dekat membuatnya harus kembali menginjak gas dengan kecepatan sama dengan kereta itu, mengejar pagar kereta selanjutnya yang juga sudah tertutup tapi Jangmi memutar kemudinya, bahkan membuat mobilnya langsung berputar seperti melewati kereta itu, seharusnya kereta dan mobil itu akan berciuman menabrak membuat si Black dan si White terkejut dengan efek slowmo.
Hingga akhirnya mobil Jangmi benar-benar melewati kereta itu, karena kereta itu juga, mobil lawan menjadi berhenti dan dia kehilangan Jangmi. Akhirnya mereka benar-benar terlepas dari kejaran itu membuat si Black dan si White memegang dada mereka. "Aku hampir jantungan..."
"Tapi keterampilan nya luar biasa..." tambah White. Jangmi yang mendengar itu menjadi tersenyum kecil sombong.
---
"Akhh, bagaimana kalian bisa tidak berguna?!! Mengapa membiarkan mereka lolos!" teriak seorang pria yang sangat mengamuk pada beberapa orang yang berkumpul di jalanan kecil.
Mereka pun juga tampak ketakutan menghadapinya.
"Sekarang aku tak tahu, apa yang harus aku lakukan untuk melawan Chandrea!!"
"Bos, kami tahu apartemen nya, apakah kita harus ke sana?" kata salah satu dari mereka langsung membuat pria itu menoleh dan tersenyum kecil. "Baiklah, lakukan lah, bunuh saja dia, jangan sampai gagal."
"Tapi Bos, bagaimana jika kita gagal, atau dengan kata lain kita tak bisa membunuhnya?"
"Jika tak bisa, keluar saja sana, jadilah gelandangan dan jangan bergabung dengan ku, berikan satu orang hebat untuk membunuhnya, malam ini juga!!"
Sementara itu, Chandrea tampak berjalan dengan pakaian pelayan nya membawa pesanan di nampan. Sepertinya dia ada di kafe dengan bagian malamnya, dia bekerja sangat keras dengan senyuman kecil itu, seperti biasanya, jika ada pelanggan yang menggodanya, dia juga akan melakukan apa yang pelayan iblis lakukan.
Di balik meja kasir, ada Harsa menatapnya dari jauh, dia mengamati Chandrea.
"Awas saja jika dia membuat kekacauan lagi..."
--
Setelah itu, Jangmi keluar dari mobil dengan Black dan White yang juga keluar dengan pusing.
"Baiklah, aku sudah boleh pulang kan?" Jangmi menatap mereka.
"Yeah, pergilah sejauh mungkin dan jangan kembali…" si Black menatap kesal dan dingin.
"Tentu, eh tunggu, aku dai tadi bertanya-tanya, apakah selama Chandrea bersama kalian, kalian hanya membuatnya menjadi pion penggoda konglomerat dan kalian bisa mengambil uang maupun bisnis orang yang telah terpancing oleh umpan kalian, yakni Chandrea sendiri?" Jangmi menatap.
Lalu si Black tersenyum kecil sambil menyilang tangan. "Jangan salahkan kami kalau dulu dia bekerja sebagai Wanita yang sangat hebat, dia bersedia menjadi wanita penggoda untuk bersenang senang dan hasilnya kami juga untung mendapatkan uang, meskipun Chandrea tampak sangat sederhana, tapi kami berusaha baik dengan memberikan nya uang, sekarang mungkin sudah ada 8 digit," tatapnya.
Seketika Jangmi terkejut tak percaya. "Waw … hei, lain kali ceritakan padaku soal bagaimana dia menggoda ya, aku ingin belajar darinya, karena aku ingin menjadi seperti Chandrea!!" Jangmi mengatakan itu dengan semangat sambil berjalan pergi.
Tapi hal itu membuat si White dan Black terdiam dan saling menatap. "Apakah maksudnya, dia ingin gila seperti Chandrea?"
"Sepertinya tidak, karena dia sudah gila…"
Sementara itu, Chandrea baru saja sampai di apartemen nya dari aktivitasnya, tapi ketika akan menaiki tangga, entah kenapa tangga itu di tutup dengan tongkat kayu membuat Chandrea terdiam melihat untuk mengintip apa yang terjadi, itu pasti tetangga yang kurang kerjaan membuatnya menghela napas panjang kemudian memutar untuk naik ke lift di sana.
Ketika sudah sampai di dekat lift, dia lalu menekan lantai 8 dan tepat ketika lift berhenti di lantai 5, ada seorang pria masuk dan langsung berdiri di belakang nya.
Awalnya Chandrea hanya diam dan menganggap dia orang asing yang di lift sama.
Tapi tak lama kemudian, wajah-wajah mesum dari pria itu datang, dia menatap tubuh dari Chandrea. "Wah wah.... Wanita seksi dan cantik, tubuh yang bagus meskipun aku sempat terkejut dengan baju yang di pakai nya itu.... Tapi tetap saja, dari belakang masih kelihatan seksi," dia berpikir aneh dan langsung dengan perlahan memegang bagian belakang Cahndrea membuat Chandrea berwajah terkejut dan langsung menoleh.
Tapi pria itu menarik tangan nya layaknya dia juga terkejut pada apa yang dia lakukan sendiri.
Lalu Chandrea tersenyum. "Ehehehemm…" tatapnya membuat pria itu menelan ludah.
"Apa dia juga tertarik dengan ku? Mau minta nomorku?" dia malah semakin menggoda Chandrea.
Tapi siapa sangka, Chandrea menampar pria itu membuat pria itu terkejut memegang pipinya, tak hanya itu, Chandrea juga menendang selangkangan pria itu membuat nya kesakitan.
"Ugh!!"
Tak sampai sana, Chandrea menginjak injak pria itu yang ada di bawah.
"Akh!! akh!!" dia mencoba berteriak kesakitan.
Lalu Chandrea mengeluarkan pengikat rambut dan mengikat rambutnya di antara pria itu yang kesakitan di bawah. Tapi lift terbuka dan ada seorang lelaki akan masuk, tapi ia berhenti dan terkejut ketika melihat pria itu di bawah. Lalu Chandrea langsung menatap ke arahnya.
"Ehehemmmm.... Lain kali naik lift yah..." tatapnya membuat lelaki itu terdiam.
Lalu pintu Lift tertutup. "Hei ehehemmm.... Kamu akan mati di neraka," tatapnya.
"Akhh!!!" hanya terdengar teriakan pria tadi yang kesakitan.
--
Setelah itu, Jangmi pulang. "Aku pulang," ia masuk dan terdiam bingung ketika melihat di sana sudah ada sepatu Chandrea menandakan dia memang sudah ada di dalam, kemudian masuk dan kebetulan melihat Chandrea yang menonton televisi.
"Selamat datang, apa yang dikatakan dua pria itu?" tatap Chandrea.
"Hm, maksudmu si Black dan si White itu? Aku sudah menangani dan juga membantu mereka, juga mereka bilang bahwa aku harus memberitahu mu soal bahaya orang suruhan dari pihak sekutu, apakah itu benar?"
"Yeah, mereka selalu melakukan itu, tapi jangan khawatir, untuk sementara kita tak akan mendapatkan penyerangan,"
"Hm? Kenapa kamu bilang begitu?"
"Em, yeah, karena aku tak mau kamu takut ehehehemmm,"
"Hei Chandrea, aku sudah menjadi sepertimu, aku tidak akan takut apapun, kamu dengar itu,"
"Awh, baiklah, aku sukaaa itu…ehehehemmm,"
Mereka menjadi sama-sama tertawa tapi mendadak Jangmi menurunkan senyumnya menatapnya. "Kamu tahu, Chandrea…Aku ingin mendengar masa lalu mu,"
"Hm, yang mana?"
"Yang bersama dengan si Black dan si White, aku ingin mendengar bagian yang bagus saja ya,"