webnovel

Jake and Flora Love Story

Ya. Aku akan menikah dengan mu. Uncle" bisa-bisa nya mulut ini bersuara tanpa di perintah. Uncle Jake tersenyum . Sangat .. Emm.. manis . "Tapi dengan syarat" "Syarat ? " tanya uncle Jake bingung. Sejenak dia berpikir. "Katakan lah apa syarat yang kau inginkan " kata uncle Jake lagi. "No kiss no sex" kata-kata itu terlontar begitu saja. Padahal otak ku sudah berpikir keras bagaimana cara menyampaikannya dengan sebaik mungkin. Tapi mulut ku ini sangat lancang. Lelaki di samping ku ini terkekeh. Sejenak keheningan melanda. "Jadi ada dua syarat yang tersirat dari persyaratan mu hmm" ucap calon suami ku itu. Aku hanya diam dan tak tau harus berkata apalagi. "Baiklah aku akan meluluskan persyaratan mu yang ke dua " pernyataan uncle Jake sontak membuatku berani menengok ke arahnya. "Tentang sex. Aku tidak akan memaksa mu untuk bercinta dengan ku, hanya sampai kau benar-benar siap dan meminta pada ku untuk menjalankan kewajiban mu itu" Aku menghela napas lega mendengar penuturannya. "Tapi aku tidak akan bisa menahan diriku untuk melakukan ini.. " dengan cepat jemari besarnya menahan leher belakangku. Dan seketika itu juga dapat ku rasakan jika sesuatu yang kenyal dan hangat itu berada di permukaan bibir ku, melumatnya lembut. Aku hanya bisa mengerjap-ngerjapkan mataku tak percaya dengan hal tiba-tiba yang mengirimkan gelenyar aneh pada tubuhku. Dia melepaskan ciuman panas tadi saat kami berdua sama-sama kehabisan napas. Aku hanya bisa menunduk malu dan berusaha menormalkan deguban di dadaku yang seakan bertalu-talu. "Bibir mu sangat manis dan aku suka" perkataan nya kembali membuat wajah ku memanas dan mungkin sudah kemerahan. Lelaki itu beranjak dari kursi kemudi dan membuka pintu mobil. Dia mengitari mobil hitam yang kami tumpangi tadi dan membukakan pintu untukku. "Turunlah" katanya pelan sambil membimbingku. "Masuk lah ke kamar mu dan istirahat" setelah mengatakan hal itu dia pergi menjauh dari area parkir Resort dan Cafe dengan memasuki sebuah mobil Fortuner putih yang baru saja datang. "Kemana pergi nya dia?? ****

Mahrita_J · Fantasia
Classificações insuficientes
38 Chs

Regret

AUTHOR Point Of View

Sementara itu Joy yang sudah lebih dulu sampai ke dermaga. Dia nampak bingung karena ketidakberadaan Flora di belakangnya. Joy merasa jika tadi Flora menaiki jetsky yang di kemudikannya. Joy ingat betul jika Flora duduk di belakang nya dan memeluknya erat seperti takut jatuh saat dia menjalankan jetsky dengan kecepatan menggila.

"Dimana kamu Flo"

Bukan hanya Flora yang tidak ada. Jake dan Catty juga belum Joy lihat sesampainya di dermaga.

Joy masih mondar mandir di atas di atas dermaga. Sekitar 10 menit kemudian sebuah kapal mesin kecil dan sebuah jetsky baru saja tertambat di sana. Yang mengundang perhatian Joy lebih dalam adalah sosok perempuan yang sangat di kenal Joy baru saja di keluarkan dari dalam kapal oleh lelaki dewasa yang sangat tidak di sukai Joy. Gadis itu sudah basah kuyup dan wajahnya sangat pucat. Gadis itu Flora.

"Flora" pekik Joy khawatir.

Dia mengusap kasar wajahnya. Joy baru menyadari itulah sebab ketidakberadaan Flora di dekatnya saat sampai dermaga. Ternyata....

"Dasar bodoh. Kenapa aku sampai tidak sadar jika Flora terjatuh ke dalam air laut" maki Joy pada dirinya sendiri.

Joy merasa sangat bersalah. Dia seperti pecundang yang bahkan tidak tau jika kekasihnya dalam bahaya. Jangan kan memberi pertolongan pertama, dia malah seperti tak peduli. Saat itu Joy tengah di kuasai rasa cemburu dan jengkel.

Aihhh kau sangat kekanakan Joy.

Joy ingin sekali melihat keadaan Flora dari dekat dan memastikan jika kekasihnya baik-baik saja.

Apa kekasih ? Layak kah dirinya menyebut Flora kekasih setelah Apa yang terjadi. Joy kembali merutuki dirinya.

"Maaf kan aku Flo " desis Joy dalam hati.

Saat Jake yang menggendong Flora dan lewat di hadapan Joy, lelaki itu hanya diam dan menatap pada wajah Flora yang sudah sangat memucat dengan bibir yang memutih.

"Ohh bibir merah muda dan manis itu kini memutih karena ulah mu Joy " maki nya dalam hati.

Joy mengalihkan pandagannya ke arah lain dan mendapati Catty berdiri di dekatnya memandang nya dengan tajam dan terlihat sangat kecewa. Gadis cantik itu kemudian berlalu dari hadapan Joy tanpa berkata apapun.

************

Jake membawa Flora ke kamar yang dulu pernah mereka tempati. Jake membaringkan Flora pada ranjang besar tersebut. Melihat keadaan Flora yang basah kuyub membuat Jake ingin membantu melepas semua pakaian basah itu dan menggantikannya dengan yang baru.

"Tidak. Tidak. Ini tidak bisa di biar kan"

Tok

Tok

Tok

"Uncle , ini Catty"

Jake segera membuka pintu. Catty sudah membawakan baju ganti untuk Flora.

"Apa Flora sudah sadarkan diri ?" tanya Catty.

"Seperti yang kau lihat. Dia belum juga sadar" jawab Jake yang masih memperhatikan wajah pucat Flora.

Catty membawa tas dan mengeluarkan beberapa helai bajunya untuk di pakai kan ke Flora.

"Loh. Uncle ngapain sih masih di sini ? Keluar sana. Catty mau bantu gantiin baju Flora. Uncle mau ngintip ya " goda Catty yang sudah akan menyingkap dress Flora.

"Oke. Aku keluar" kata Jake yang sudah salah tingkah.

"Tapi lakukan dengan cepat ya. Sebentar lagi Dokter akan datang" kata Jake yang sudah dekat pintu kamar.

"Okay boss" seru Catty .

Tak lama setelah Jake keluar, seorang dokter perempuan datang untuk memeriksa keadaan Flora.

Jake duduk dengan gelisah terkadang mondar mandir tidak jelas. Dia hanya sangat mengkhawatirkan kan gadis nya di dalam sana.

"Semoga kamu baik-baik saja Princess"

Tak lama pintu terbuka dan dokter yang memeriksa keadaan Flora keluar.

"Bagaimana dokter .. ?

" Ivanka nama saya.."

"Baik. Dokter Ivanka bagaimana keadaan Flora ? "Tanya Jake khawatir.

"Keadaan nya sudah membaik. Hanya saja terlalu lama di dalam air laut membuat suhu tubuh nya turun. Dan juga dia terlalu banyak menelan air laut. Tapi anda tidak usah khawatir, sebentar lagi dia akan sadar" dokter Ivanka kemudian menyerahkan resep obat Flora kepada Jake sebelum dia pamit pergi.

Jake merasa sangat lega mendengar penuturan yang di sampaikan dokter Ivanka. Saat Jake akan kembali masuk ke dalam kamar tiba-tiba ada suara gaduh dari sudut depan koridor yang menghubungkan kamar-kamar dengan lobby.

"Maaf tuan anda tidak di perbolehkan masuk" kata salah seorang pengawal berpakaian serba hitam.

"Apa kau bilang ? Aku hanya ingin menemui Flora. Ijinkan aku masuk " kata Joy lantang menantang pria di hadapannya.

"Anda tetap tidak bisa masuk" sergah pengawal itu.

"Baiklah" Joy membuat gerakan berbalik arah namun dalam sekejap dia kembali berbalik dan menghantap perut pengawal tersebut dengan bogem mentahnya. Pengawal yang tak siap dengan gerakan tiba-tiba Joy tersungkur ke lantai. Hal itu langsung di manfaatkan Joy untuk menuju pintu kamar dimana Flora berada.

Namun di depan pintu itu berdiri sesosok lelaki dewasa yang sama sekali tidak di sukai Joy. Lelaki yang membuat emosi Joy tersulut hingga tidak sadar jika Flora terjatuh.

"Semua ini karena dia" bathin Joy menyalahkan Jake sebagai penyebab nya.

"Mau apa kau"tanya Jake ketus.

Dia sangat kesal dengan Joy yang menyebabkan Flora tenggelam. Dan sekarang anak lelaki ini malah berdiri di depan pintu kamar Flora seolah tak merasa bersalah.

"Minggir. Aku mau menemui kekasih ku" ucap Joy memandang tajam ke arah Jake.

Jake menyeringai.

"Kekasih kata mu ? Kekasih macam apa kau yang membuat Flora tenggelam dan hampir meregang nyawa. Bahkan kau sama sekali tak menolongnya. Sekarang kau di sini untuk menemuinya , sungguh tidak tau malu" perkataan Jake begitu menohok perasaan Joy.

Benar Joy bersalah. Tapi sisi keegoisan Joy sama sekali tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya lah penyebab semua itu terjadi. Rasa sesal menghampiri Joy , membuat Joy tak kuasa ingin bertemu dengan Flora segera. Joy ingin memeluk gadisnya erat dan meminta maaf.

"Aku ingin menemui Flora sekarang. Biar kan aku masuk" ucap Joy yang sudah menurunkan nada bicaranya.

"Tidak bisa. Flora sedang istirahat"kata Jake tegas.

"Kau tidak berhak melarang aku untuk menemui pacarku " ucap Joy yang kembali tersulut emosi.

"Aku berhak. Karena dia calon istriku" perkataan Jake sontak membuat Joy membulatkan matanya tak percaya.

"Kau.... Jangan bermimpi" ejek Joy dengan nada angkuh.

"Itu kenyataann kurang dari dua hari lagi kami akan bertunangan dan secepatnya kami akan menikah" dengan ekspresi bahagianya Jake menceritakan hal itu.

"Jangan mimpi" teriak Joy.

Bugghhhhhhhh

Joy akan melayangkan tinjunya pada wajah tampan Jake namun terhalangi oleh gerakan cepat dari para pengawal yang telah datang. Mereka segera menahan Joy , mengunci pergerakan Joy hingga lelaki itu tak dapat bergerak leluasa.

"Sialan" umpat Joy kesal saat dua pengawal Jake membawa tubuhnya menjauh dari pintu kamar Flora.

Joy terus berusaha berontak agar bisa terlepas tapi dua pengawal itu tetap tak melepaskan nya. Joy di seret hingga menjauhi kamar Flora dan di lepaskan di area parkir.

"Brengsek" umpat Joy lagi.

***************

Jake masih berdiri di depan pintu kamar di mana Flora berada. Pandangannya masih tertuju pada ujung koridor hingga pengawalnya berhasil membawa Joy menjauh dan tak terlihat lagi.

"Lain kali aku sendiri yang akan turun tangan menghajar anak muda itu jika berani mendekati 'gadisku' .."kata Jake penuh penekanan pada kata 'gadisku'.

Bagaimana pun Jake sudah begitu lama bersabar untuk bisa memiliki Flora seutuhnya dan Jake tidak akan membiarkan siapapun menghalangi keinginannya itu.

Krekkk

Pintu kamar Flora terbuka. Catty keluar dengan wajah lelahnya. Hal itu tak luput dari perhatian Jake yang menangkap suatu perubahan drastis pada wajah Catty dan Jake mengetahui ada hal yang terlewatkan begitu saja dari pengamatannya.

Ketika Catty akan memasuki kamarnya yang terletak beberselahan

dengan kamarnya yang di tempati Flora, Jake mencegat langkah keponakannnya itu.

"Tunggu" seru Jake yang berhasil menangkap tangan Catty yang lebih hangat.

"Kau sakit Catt ? " tanya Jake cemas.

Kemudian dia meletakkan punggung tangannya pada dahi Catty.

"Benar. Suhu tubuhmu sedang tinggi . Aku akan telpon dokter untuk segera datang dan memeriksa mu"

Catty menggelengkan kepalanya.

"Tidak usah uncle. Catty tidak apa-apa"

Jake menyipitkan matanya dan menangkap sesuatu yang akan membuat nya marah. Tapi sekarang bukan waktunya untuk itu.

"Aku hanya perlu tidur. Pasti besok sudah lebih baik" kata Catty lagi.

"Kau yakin ? " tanya Jake lagi.

"Ya.. Yakin uncle" jawab Catty ragu. Sebenarnya Catty tidak mau jika Jake mengetahui Jika dia beberapa hari ini tidak lagi mengikuti saran Dokter yang selalu memantau perkembangannya.

"Hmmmm... Baik lah. Masuklah ke kamarmu. Dan jangan lupa minum obatmu. Kali ini kau aman karena aku tidak akan marah karena kau membandel " Jake meninggalkan Catty yang masih termangu di depan kamarnya.

Setelah selesai bicara dengan keponakan nya , Jake membuka pelan pintu kamar nya yang saat ini di tempati Flora. Jake memandar nanar pada sosok yang tengah terbaring lemah pada ranjang itu. Jake mendekati calon tunangannya itu dan membenarkan letak selimut yang menghangatkan Flora.

"Cepatlah sadar Princess.. Aku mengkhawatirkan mu" kata Jake setengah berbisik di telinga Flora.

Cup

Satu kecupan dari Jake mendarat pada kening Flora.

"Aku mencintaimu" bisik Jake lagi.

Sebelum Jake masuk ke dalam kamar mandi dia masih saja memandang wajah cantik Flora.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Jake membersihkan diri. Kini dia telah kembali segar dia membuka koper nya mengambil baju kaos dan celana santainya. Setelah mengenakan pakaiannnya Jake kembali memantau keadaan Flora yang seperti nya masih setia dengan mode tidur cantiknya.

"Aku harap mata indah mu akan segera terbuka dan yakin kan lah aku jika kau baik-baik saja. Kau tau aku sangat gelisah dengan keadaan mu seperti ini" bisik Jake yang masih memandang wajah pucat Flora.

Meski mata indah itu seperti enggan terbuka tapi setidaknya Jake tau jika suhu tubuh Flora sudah mulai menghangat dan akan kembali pada suhu normal. Jake menghembuskan napas lega karena dia merasa ada harapan jika keadaan Flora akan segera membaik.

Semakin Jake memandang Flora. Seolah tak ada Jarak di antara mereka, entah dorongan dari mana bibir hangat Jake telah bersentuhan dengan bibir Flora yang masih terasa dingin namun tetap manis dan kenyal. Jake melumat nya pelan dan segera menghentikannya sebelum dia tak lagi bisa mengendalikan gairah nya yang sudah sangat lama mendamba kehadiran Flora di sisinya.

Jake mundur menjauhi Flora dan membaringkan tubuh lelahnya pada sofa panjang dekat ranjang dimana Flora tertidur.

"Ya Allah. Aku berharap penantian panjang ku tak kan percuma. Aku mencintai makhluk cantik nan mungil yang engkau ciptakan itu. Aku ingin memilikinya hanya untuk diriku seorang selamanya. Semoga engkau wujud kan keinginanku yaa Rab" Jake mengatakan nya dalam hati sambil memandang langit-langit kamarnya sebelum rasa kantuk datang dan membawa nya ke alam mimpi.

****************