ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 17.
Di apartemen milik Jason Collin.
Hu… ha…
"Jason…. Kenapa berhenti? Aku masih belum puas…. Hmm."
Suara manja seorang wanita yang sedang meminta sesuatu.
"Aku tidak memiliki keinginan untuk melakukannya denganmu sekarang. Ini semua karena Calista Kay itu!"
Jason yang sedang berada di atas ranjang bersama seorang wanita yang sudah berpakaian berantakan, berubah ekspresi menjadi kesal dalam seketika.
Dengan menyebutkan nama Larissa, seakan-akan membuatnya benci dan malah membuat wanita yang bersamanya itu terkesan menjijikkan di depannya.
"Wanita itu! Kenapa sangat sulit mengendalikan dia sekarang?!"
"Dulu dia sangat penurut, kenapa sekarang dia berubah menjadi dingin padaku! Bahkan dia tidak pernah membalas pesan yang kukirim padanya."
Dengan menggertakan giginya juga, Jason yang tidak memakai pakaian atasnya, dia duduk sambil mengepal spray karena kesal setelah mengingat sesuatu.
"Tenanglah Jason," si wanita di sampingnya itu ikut duduk juga.
"Pasti ada sesuatu yang salah dengan Calista. Itu pasti karena ancaman yang selalu diberikan Keandre Niels padanya. Jadi itu sebabnya dia tidak berani menghubungimu lagi."
Si wanita yang menutupi tubuhnya dengan spray itu mencoba menenangkan kekesalan yang sedang melanda pada diri Jason Collin tersebut.
"Keandre Niels pasti mengancam sesuatu yang membuat Calista sangat ketakutan. Jika kau terus membujuk Calista dan meyakinkannya, wanita bodoh itu pasti akan kembali padamu lagi," ujar wanita bernama Elina itu.
"Mungkin kau benar Elina." Jason sepertinya sudah merasa lebih baik. Emosinya mulai terkendali lagi.
"Jika aku tidak membuat wanita bodoh itu disisiku, bagaimana aku akan membayar semua hutang-hutangku nanti. Biar bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan Calista dan juga memanfaatkan seluruh harta kekayaan yang dimilikinya."
Ternyata kekesalan yang dilanda Jason itu semua karena hal yang dilakukan oleh Calista Kay.
Selama ini Jason Collin selalu memanfaatkan Calista yang sebagai nona muda keluarga kaya untuk membantu membayar semua hutang pada beberapa lintah darat.
Dengan kekayaan yang dimiliki keluarga Kay, Jason memanfaatkan cinta Calista Kay dan membuat wanita itu menurut padanya.
Keluarga Jason adalah keluarga kelas menengah biasa. Sangat jauh bila dibandingkan dengan keluarga Calista yang sangat terkenal di dunia bisnis kota Zeno.
Sudah semenjak sekolah bersama, Jason selalu membuat Calista Kay agar luluh padanya. Itu sebabnya Calista sangat jatuh hati pada Jason sudah sejak lama.
Namun kini, sikap Calista terhadap Jason berubah sangat drastis. Jason juga bingung dan tidak tahu apa sebabnya. Calista yang selalu patuh padanya, kini tidak pernah berbicara lagi dengannya.
"Sekarang apa yang harus kulakukan? Calista tidak pernah membalas atau mengangkat telepon dariku, bagaimana cara menghubunginya sekarang?" tanya Jason.
"Hmmm… bagaimana jika aku yang menghubunginya? Aku akan mengatakan beberapa orang telah memukulmu hingga kau jatuh sakit. Dia pasti akan langsung datang menemuimu bagaimanapun caranya."
"Calista sangat mencintaimu, dia tidak mungkin tidak peduli jika kau terluka, bukan?" saran dari Elina.
Elina adalah salah satu teman terbaik yang dimiliki oleh Calista. Walau dari derajat yang berbeda, Elina hanyalah wanita yang tinggal di panti asuhan sejak kecil.
Selama ini, kehidupan Elina selalu dibantu dan bergantung dengan uang yang diberikan Calista. Itu semua karena sifat simpati Calista yang sangat kasihan melihat wanita tersebut.
"Dia pasti akan menjawab teleponku dan akan langsung datang padamu lagi," kata Elina.
"Itu ide yang sangat bagus Elina." Jason merasa senang dalam sekejap.
"Kau memang wanita yang luar biasa. Calista Kay yang bodoh itu, bagaimana bisa dibandingkan denganmu," puji Jason kepada wanita yang ada di sampingnya itu.
"Benarkah? Lalu bagaimana dengan tubuhku? Apakah lebih baik juga dari bentuk tubuh Calista Kay itu?" goda manja Elina.
Tangan Elina menuntun tangan Jason untuk merangkul pinggangnya. Setelah itu kedua tangannya mengalung di leher Jason.
"Tentu saja kau lebih baik. Wanita bodoh itu sama sekali tidak pernah membuatku tergoda padanya," jawab Jason Collin.
"Sedangkan kau, kau sangat agresif seperti yang aku mau."
Tangan Jason menarik pinggang Elina agar mereka menjadi semakin dekat.
"Hmmm ... Jason…."
Tubuh Elina didorong hingga jatuh ke atas ranjang lagi karena perbuatan Jason.
"Uh ... embut sedikit ... ah.…"
"Elina ... ini nikmat sayang … uh…"
Kedua insan ini melanjutkan permainan mereka yang tadi sempat tertunda. Kini mereka bergairah kembali untuk melakukannya.
***
Pagi hari di kastil Keandre Niels.
"1… 2…3."
Calista sedang berolahraga pagi-pagi sekali. Dengan berpakaian serba sporty, Calista sangat bersemangat melompat sambil berhitung.
Ha…
Tarikan napas yang kelelahan akibat melompat terlalu lama. Calista menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya dengan handuk kecil yang menyilang di lehernya.
Hup….. ha….
Dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan juga. Membiarkan udara segar dari suasana pagi ini memasuki paru-parunya yang terdalam.
"Berolahraga di taman pagi-pagi seperti ini, memang sangat menyegarkan sekali," ungkap Calista sambil melihat pemandangan di sekeliling.
Calista Kay sangat bersemangat, ini sudah lebih dari 2 jam ia berolahraga. Dan sepertinya sekarang tubuhnya mulai terasa panas dan kelelahan akibat terlalu lama berjemur di panas pagi ini.
"Kau sepertinya sangat semangat hari ini!"
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Calista.
"Keandre," panggil Calista. Ternyata sang suami yang datang mendekatinya.
"Tentu saja. Olahraga itu sangat baik bagi tubuh. Semua anggota tubuhku sangat kaku karena sudah lama tidak pernah berolahraga seperti ini," jawab Calista.
Leon yang tadi membantu mendorong kursi roda Keandre, dengan sekali kibasan tangan dari tuannya itu langsung meninggalkan lokasi.
"Apa karena kau diizinkan keluar, kau menjadi sangat bersemangat kali ini?!"
Tiba-tiba sinar matahari memiliki hawa dingin karena pertanyaan yang diajukan Keandre pada Calista.
"Tida ... Tentu bukan itu alasannya," gugup Calista.
'Dari pertanyaannya itu, Keandre pasti sedikit merasa kesal sekarang,' batin Calista.
Dia dengan sangat mudah menebak suasana hati yang dimiliki suaminya itu.
"Kau tahu, jika dipikirkan lagi, entah kenapa aku menyia-nyiakan rumah senyaman ini dari dulu. Aku pasti wanita yang buta karena tidak merasa nyaman di rumah seindah ini" ujar Calista sambil memandang hamparan bunga yang ada di depannya.
Keandre mengernyitkan dahinya karena bingung dengan ucapan Calista. Tidak mengerti apa maksudnya.
"Kenapa dulu aku selalu tidak nyaman bila tinggal disini? Padahal ini adalah rumah yang sangat nyaman untuk ditinggali," sambung Calista.
Karena dibutakan cinta di masa lalu, Calista selalu melewati hal-hal yang sangat berharga di dunia ini. Kini ia menyadari itu semua sekarang.
Sudah diberi kesempatan untuk mengulang, hanya bisa memperbaiki dan membuat hidupnya menjadi lebih baik dari kehidupan sebelumnya.
'Ada apa dengannya? Kenapa sepertinya orang yang sangat menyesal sekarang?' tanya bingung dalam hati Keandre.
Mendengar nada bicara Calista yang berbeda dari biasanya, Keandre sangat penasaran apa yang sebenarnya sedang dipikirkan istrinya itu.
"Jika kau menyesal sekarang, apa kau benar-benar tidak akan pernah pergi lagi dari sisiku?" tanya Keandre.
"Tentu saja tidak." Calista menoleh ke arah Keandre.
"Karena aku mulai menyukaimu, suamiku."
Blush….
Pipi Keandre langsung berubah merona melihat senyuman manis Calista padanya.
"Suamiku…?!"
Baca juga kelanjutan ceritanya ya.