Clio menatap cangkir yang digunakan Petra dengan lekat. Jemarinya terus menggenggam rambut Petra dengan erat. Perlahan, napasnya terasa sesak.
Haziel mengernyit. "Kenapa? Kau belum selesai makan?"
Ketika ayahnya bertanya seperti itu, Clio pun yakin: soal Petra yang makan di sana, dan bahkan soal kepergiannya, ayahnya sudah tahu. Dengan begitulah ayahnya bisa langsung meneleponnya tepat setelah Petra meninggalkan ruangan.
Clio terus menarik napas panjang. Karena pikirannya yang berkecamuk, dadanya ikut kembang kempis.
Ambil cangkir yang dipakai Petra tadi dan kembali ke kantor… atau….
Tubuhnya mulai gemetar. Jelas bahwa dia harus membawa kembali permintaan ayahnya. Dan lagi, jika Petra bukan anak dari ayahnya, apakah Mia akan berhenti menyukainya? Ha…. Cinta memang sialan. Bukankah yang diinginkan Mia adalah status Petra dan uang yang dibawakan oleh semua itu?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com