Sheryl masih sibuk mengumbar amarahnya dengan mengeluarkan kata-kata kotor dan berbau ancaman, sampai ia tak sadar kalau yang sedang berdiri di hadapannya itu adalah Alex.
Alex begitu geram melihat tingkah sahabat kecilnya itu semakin tak terkendali dan sangat merepotkan para pegawainya. Lagi pula apa urusannya wanita ini dengan Abercio? Dia sudah menikah, dan memilih untuk meninggalkan paman kecilnya dalam keterpurukan. Sekarang untuk apalagi dia kembali?
"Sheryl! Diam!" Kata Alex yang marah dan membentak mantan kekasih Abercio itu. Laki-laki ini menggenggam tangan Sheryl, hingga pergelangan tangan wanita ini membekas warna merah.
Mulut Sheryl yang seperti petasan yang tak kunjung padam itu membuat Alex murka. Rossi benar. Wanita seperti ini, mana mungkin pegawainya bisa mengatasi sendiri, kecuali Alex atau sang presdir sendiri yang turun di tangan untuk menghadapinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com