webnovel

Foto Kelulusan dan Teman Sekelas

Editor: Wave Literature

"Lalu, apa kamu menerimanya?" Sheng Nanxuan tersenyum sambil mencubit wajah Gong Mo.

Karena Sheng Nanxuan baru saja mengupas kentang, sehingga masih ada bekas getah di tangannya yang ia gunakan untuk mencubit pipi Gong Mo. 

Gong Mo dengan marah menepuknya dan berbalik ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Kemudian Sheng Nanxuan masuk ke dapur dan berkata kepada Ibu Gong, "Bibi, saya yang akan memotong semangkanya."

"Eh? Di mana Gong Mo? Dia bermalas-malasan lagi?"

"Tidak, saya yang menyuruhnya istirahat."

"Kamu terlalu memanjakan dia." Ibu Gong berbicara sambil melihat Sheng Nanxuan, namun ia tampak tidak terlalu tersentuh dengan aksi yang dilakukan Sheng Nanxuan.

Siapa yang tidak tahu? Ibu Gong lebih berpengalaman dari Sheng Nanxuan. Ia bisa melihat trik yang dilakukan Sheng Nanxuan ini secara sekilas. Secara pribadi, Sheng Nanxuan memang sangat baik kepada Gong Mo. Namun jika setelah menikah Sheng Nanxuan tetap memperlakukan Gong Mo dengan baik, Ibu Gong baru mempercayai Sheng Nanxuan!

Saat makan, ibu Gong bertanya pada Sheng Nanxuan, "Berapa umurmu tahun ini?"

"23 tahun." Jawab Sheng Nanxuan.

"Satu tahun lebih tua dari Momo…" Tidak ada yang mempermasalahkan tentang hal ini. Kemudian Ibu Gong bertanya lagi, "Kamu dari Nanjiang? Apa pekerjaan orang tuamu? Kamu memiliki saudara?"

Gong Mo tertegun dan melihat Sheng Nanxuan. Seketika Sheng Nanxuan langsung berhenti makan dan berkata, "Saya punya Kakak laki-laki."

Gong Mo mengulurkan kakinya di bawah meja dan menendang Sheng Nanxuan dengan lembut.

"Nama Ayah Saya adalah Sheng Zhongtian." Lanjut Sheng Nanxuan.

Brak!

Gong Mo langsung menggebrak mangkuk dengan cukup keras di atas meja dan menatap Sheng Nanxuan dengan marah. Apakah Sheng Nanxuan tidak mengerti isyarat yang aku berikan? Bagaimana bisa Sheng Nanxuan mengatakan hal itu kepada Ibu? Batin Gong Mo.

"Sheng Zhongtian?" Ibu Gong berteriak dan langsung memandang Gong Mo, "Bukankah itu… Ayahnya Sheng Donglin?"

"Benar." Ucap Sheng Nanxuan, "Kakakku adalah Sheng Donglin."

"Bukankah itu pacar Momo." Pikir ibu Gong dengan tidak percaya.

"Mantan pacar." Sheng Nanxuan mengoreksi perkataan Ibu Gong.

"Diam!" Teriak Gong Mo.

Sheng Nanxuan meraih tangan Gong Mo dan berkata dengan sepenuh hati, "Bagaimana hal semacam ini bisa dirahasiakan? Jika kamu terlalu khawatir, Bibi bisa mengerti tentang keadaan kita."

"Aku tidak mengerti!" Teriak Ibu Gong, kemudian ia pun berjalan untuk memisahkan mereka, "Katakan! Bagaimana kalian bisa bersama? Momo dan Kakakmu pernah berpacaran!"

Sheng Nanxuan menjelaskan, "Saya sudah mengatakannya. Saya dan Gong Mo adalah teman SMA. Beberapa tahun yang lalu saya kuliah di Ibu Kota, dan putus komunikasi dengan Gong Mo. Tahun baru tahun ini saya kembali pulang ke rumah, saya tahu Gong Mo dan Kakak saya putus." 

"Saya sangat sakit hati, kemudian saya selalu menghibur Gong Mo. Tanpa sadar, saya mendapatkan hati Gong Mo. Setelah beberapa bulan kencan jarak jauh, saya langsung pulang begitu saya lulus. Kebetulan di hari ulang tahun saya... kami terjebak badai dan kami tidak tahan…"

"Hey!" Teriak Gong Mo, "Apa yang kamu bicarakan?"

Ibu Gong menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara keras, "Biarkan dia berbicara!"

"Kami pernah melakukan hubungan suami istri, tapi kami lupa memakai pengaman. Saya curiga Momo sudah hamil. Jadi, saya datang ke sini untuk melamar Momo. Saya harap Bibi segera menyetujui pernikahan kami."

"Hamil?" Ibu Gong seketika langsung melihat Gong Mo.

Gong Mo pun menutupi wajahnya dan ingin menangis tanpa air mata. Bajingan, Sheng Nanxuan memberitahu itu semua kepada Ibu. Batin Gong Mo. Karena ia tidak berani menjelaskan semua ini kepada Ibunya. Akibatnya, Sheng Nanxuan malah mengatakan semuanya kepada Ibunya dengan satu tarikan napas...

Brengsek! Aku tidak mau melahirkan! Aku juga tidak mau menikah! Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan orang seperti itu? Sudah jelas di awal dibicarakan dengan baik, tapi Sheng Nanxuan malah melanggar semuanya… Batin Gong Mo, ia sangat kesal dengan Sheng Nanxuan.

"Apa sudah isi?" Ibu Gong berteriak dengan keras.

Gong Mo kaget, mengetahui bahwa ibunya marah, ia pun tidak berani bicara. Kemudian Sheng Nanxuan berkata dengan suara tajam, "Bibi! Salahkan saya saja, jangan menyalahkan dia!"

Ibu Gong tiba-tiba kaget dan merinding. Tepat pada saat itu, Sheng Nanxuan tampak sedang marah. Apakah Sheng Nanxuan tidak puas dengan suaraku yang keras meneriaki Gong Mo? Batin Ibu Gong.