webnovel

Istri cantik untuk kekasihku

cinta tidak selamanya bisa saling memiliki. ketika kita sedang menunggu jodoh takdir lain harus menunggu kapan kita akan mati. meskipun aku sangat mencintai Arizona begitupun dia juga sangat mencintaiku tapi aku harus mengikhlaskan dia menjadi pria dari wanita lain. meskipun sakit melebihi penyakitku ini aku ikhlas melihat kekasih yang aku sayangi bisa bersanding dengan wanita lain.

Puput_Putri_1204 · Ficção Científica
Classificações insuficientes
13 Chs

Den's Park

Aku sudah menunggunya di depan pintu masuk Den's park. Dia masih belum terlihat, mungkinkah dia hanya mempermainkan aku. Sudahlah, aku tunggu saja mungkin jalanan masih macet. Toh aku baru menunggunya setengah jam, aku tunggu setengah jam lagi aja kalau dia gak datang aku pergi.

Akunya aja yang terlalu bersemangat, dan aku sendiri juga yang bahagia di buatnya. Tapi, rasanya sedih aku seperti orang bodoh. Ternyata dia tidak datang. Aku melangkah kan kakiku dengan lesu dan sedih. Bodohnya aku yang terlalu berharap sama dia.

Aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku menuju rumah Theola, aku ingin membagi kesedihanku bersamanya.

Aku memencet bel rumahnya. Dan yang menemui bik iyem.

"Theo ada bik? "

"Non Theo lagi pergi sama tuan dan nyonya non."

"Dari tadi bik?"

"Lumayan non, silahkan masuk dulu non."

"Gak usah deh bik. Aku langsung pulang aja. Makasih ya bik."

Aku pulang kerumah tidak datang ke Louis. Salah aku juga tidak menelfon Theola dulu. Hari ini sial berkali-kali.

****

Hari ini aku datang ke kampus bersama Theola dan juga Yayan. Kami bertiga masuk ke kelas ku, Yayan ikut juga sambil nunggu jam pelajaran dia di mulai.

Di depan pintu sudah ada Arizona berdiri di sana sendirian. Aku masih kesal dengan perlakuan dia kemarin yang sudah membohongiku. Dia yang buat janji malah dia yang gak datang. Aku melewati dia begitu saja tanpa menegurnya atau gimana. Tapi dia menahan tanganku.

"Amy, aku minta maaf soal yang kemarin."

"Nggak apa-apa kok kak." Kataku memaksakan senyum seolah aku tidak kecewa dengan perbuatannya. Tapi kalian tau kan pas lagi seneng-senengya terus kena PHP?

"Aku kemarin gak bermaksud gak datang, kemarin mendadak ada pertemuan keluarga."

"Nggak apa-apa kak, beneran. Udah jangan minta maaf terus."

"Tapi aku gak enak sama kamu."

"Udah gak apa-apa. Aku masuk dulu ya kak."

Arizona melepaskan tanganku, dan aku langsung masuk ke kelas bergabung dengan Theola dan juga yayan.

"Ada apa sih?"

"Kemarin tuh aku nyariin kamu, kamunya pergi."

"Iya, bete banget, masak mama papaku mau menjodohkan aku sama anak dari sahabat mamaku. Tapi untungya cowok itu gak datang sih."

"Harusnya kamu seneng dong, biar gak jomblo dulu."

"Ehhh, pokoknya Theola jangan sampe deh mau di jodohin. Theola harus sama aku."

"Kamu nih ngomong apa sih Yan. Oiya kamu ada apa sama Arizona?"

"Kemarin dia kan ngajak janjian tuh. Dia malah gak datang. Padahal aku udah nunggu 1 jam di sana sendiri kayak orang bego."

"Kurang ajar banget tuh Arizona."

"Udah lah, lagian dia udah minta maaf juga sama aku."

"Kamu jangan terlalu dekat deh sama dia Amy. Takutnya kamu cuma di jadikan mainan aja sama dia."

"Bener Amy, kita tuh apa sih di banding kan kakak angkatan kita."

"Bener juga kata kalian."

Setelah jam kuliah selesai aku pergi sendirian meninggalkan kampus, aku tidak pulang bareng dengan Theola hari ini, aku mau ke perpustakaan Vega dulu, perpustakaan yang lumayan besar dan untuk umum ini terletak tidak jauh dari kampus ku.

Aku mencari-cari buku novel yang aku sukai dan belum pernah aku baca. Dan membaca nya di tempat sebentar biasa nya kalau aku suka aku lanjut Meminjam buku itu.

Aku duduk di ruang baca, dan fokus ke cerita yang aku baca.

"Kamu suka cerita itu? "Kata seseorang di sampingnku. Aku menoleh ke arahnya.

" Kok kakak bisa ada di sini? "

" Ini kan tempat umum, lagian aku sering kok berkunjung ke sini." Kata Arizona.

"Ohhh." Aku kembali membaca bukuku.

"Kok cuek gitu sih."

" Kak, ini itu ruang baca. Gak boleh Ngobrol."

" Ya udah kamu ikut aku."

"Kemana?"

" Suatu tempat, ayo."

" Tapi aku ke penjaga perpustakaan dulu ya, mau bawa pulang buku ini."

Aku memberikan buku itu dan kartu keangotaanku. Setelah itu aku mengikuti Arizona ke mobilnya.

Dia terus menjalankan mobilnya, tidak banyak percakapan di dalam mobil. Hanya saling senyum aja saat pandangan kami bertemu, membuatku sangat tidak nyaman, tapi bahagia.

"Den's park?" Kataku saat mobil itu terhenti di parkiran Den's park.

"Iya, kemarin kita kan gak jadi kesini. Jadi Hari ini aku mau bawa kamu kesini."

"Aduh kak, padahal aku udah gak apa-apa."

"Tapi aku yang apa-apa."

Kami turun dari mobil dan masuk kedalam. Banyak pandangan tertuju ke arah Arizona, siapa juga yang gak mau menatap nya dia ganteng bangetttt pinter, sukses lagi. Aku ini bagaikan upil di hidupnya.

"Kamu pernah kesini Amy?"

" Sering lah kak, tapi dulu waktu masih SMA."

" Kak kita mau kemana?" Tanyaku, saat Arizona membawa ku terlalu jauh.

" Aku mau tunjukin sesuatu sama kamu." Dia mengajakku ke tempat banyak pepohonan tinggi, hampir di bilang mirip seperti hutan tapi begitu terawat, bahkan aku belum pernah kesini aku juga tidak tau kalau Ada tempat sebagus ini karena bahkan hampir semua pengunjung tidak Ada yang datang ke tempat ini.

"Waaahhh, indah banget ya kak." Kataku terkagum-kagum.

"Kamu suka? "

Aku menganggukkan kepalaku.

"Aku sering kesini, ini adalah tempat favorite aku. Aku sering menghabiskan waktu ku di sini." Terang Arizona.

"Kenapa kakak, pergi ke tempat sepi seperti ini, kan lebih enak kalau ramai banyak orang."

"Aku sudah bosan Amy. Dengan segala keramaian, kepopuleran, Bisnis, kuliah"

Aku hanya diam saja, ternyata tidak semua orang berpandang ke arah situ. Tidak semua orang Kaya itu bisa bahagia. Aku sekarang mengerti. Aku begitu lama duduk di sebuah batu bersama Arizona. Langit mulai gelap. Aku mengajak Arizona kembali. Disana aku melihat Ada bapak tua yang sedang menjual arum manis. Makanan kesukaanku.

"Kak, beli arum manis dulu ya." Arizona mengiyakan.

"Kakak mau? "

"Buat kamu aja." Arizona membayar arum manis itu.

"Kamu suka banget sama itu."

"Iya aku suka banget kak. Rasanya manis banget jadi sepahit apapun kenyataan hidup kita, kalau makan arum manis jadi terasa manis."

"Kakak cobain." Kataku menyuapinya.

"Manis ya." Kata Arizona.

"Namanya gula-gula kak."

"Aku gak pernah lo makan makanan ini."

"Iya dehhhh percaya." Kataku sambil tertawa. Kami berdua mulai akrab satu sama lain. Ternyata Arizona sangat baik, tidak seperti yang aku bayangkan. Gak nyangka aja aku bisa kenal sama dia.

Arizona mengantarkan aku pulang sampai ke rumah.

"Kakak mau masuk dulu? " Tawar ku.

"Gak usah deh, lain kali."

Aku tersenyum Dan langsung turun dari mobil.

"Trimakasih ya kak, sudah nganterin aku pulang."

"Aku juga trimakasih kamu udah mau jalan sama aku."

Aku berbalik dengan perasaan berbunga-bunga.

"Amy tunggu!! " Arizona menghentikan langkahku.

"Iya Ada apa kak."

"Catat nomor ponsel kamu di sini." Arizona mengulurkan ponselnya.

Aku menulis nomor ponselku di ponselnya.

"Udah, biar aku sendiri yang kasih nama." Arizona mengambil lagi ponselnya.

"Trimakasih ya, aku pulang dulu." Pamit Arizona yang kemudian masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan rumahku.

Aku langsung masuk kedalam rumah.

"Itu tadi siapa kak? Pacar kakak? " Tanya Rio adikku.

"Bukan, itu kakak angkatan kakak."

"Tumben, kakak kan gak pernah di antar cowok. "

"Ssssttttt." Kamu ini tau apaan sih.