webnovel

Bab 12 : Panggilan Tak Terduga

Malam itu dingin, dan hujan deras mengguyur Akademi Stellar. Raka berlari melintasi halaman yang basah, jubahnya sudah basah kuyup, tapi dia tetap melangkah cepat menuju tujuan: Rose Hall, asrama perempuan bangsawan. Setibanya di depan bangunan megah itu, ia dihentikan oleh seorang penjaga yang berdiri tegap di pintu masuk.

"Apa yang kau lakukan di asrama perempuan di tengah malam begini?" tanya penjaga dengan suara berat namun sopan, sedikit melirik Raka yang terlihat tidak biasa berada di sana.

Raka, sambil terengah-engah karena berlari, merogoh sakunya dan mengeluarkan secarik kertas yang telah diberikan Lily kepadanya. "Aku… aku diundang oleh seorang kenalanku, Lily. Dia ingin membicarakan sesuatu," ucap Raka, menyerahkan kertas itu.

Penjaga tersebut membaca sejenak, lalu anggukan kecil terlihat di wajahnya. "Jadi begitu ya, kau yang diundang anak itu. Baiklah, dia sudah meminta izin sebelumnya. Kau boleh masuk, tapi ingat—kau harus kembali ke asramamu sebelum jam malam," ucap sang penjaga mengingatkan.

"Ya, tentu saja. Aku tidak akan melanggar aturan apa pun," jawab Raka sambil mengangguk dengan yakin.

Setelah penjaga membiarkannya masuk, Raka menelusuri lorong-lorong besar dan elegan di dalam Rose Hall. Dengan cepat dia mencari kamar Lily, kamar 370, yang terletak di ujung koridor. Setelah tiba di depan pintu, Raka mengetuk dengan hati-hati. Tak lama, pintu terbuka perlahan, menampilkan Lily yang mengenakan piyama elegan namun sederhana, memperlihatkan sisi lebih santainya.

"Bagus, kau datang," ucap Lily dengan senyum tipis. Namun, pakaian Lily membuat Raka sedikit canggung. Ia buru-buru memalingkan wajah dan berkata,

"A-ada apa sebenarnya? Kenapa aku diundang?"

Lily hanya tertawa kecil dan membuka pintu lebih lebar.

"Masuklah, yang lain sudah menunggu."

Raka masuk dengan hati-hati dan mendapati bahwa ada tiga orang lain yang duduk di dalam kamar tersebut. Mereka sedang menikmati teh, tapi suasana tampak jauh dari perayaan. Raka mengenali salah satu dari mereka sebagai Selene, namun dua lainnya adalah wajah-wajah asing baginya.

"Apakah ini... pesta teh?" tanya Raka dengan nada canggung, tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Lily memejamkan mata sejenak dan menggeleng. "Bukan, ini bukan pesta teh,"

jawabnya, dan ekspresi serius tiba-tiba muncul di wajahnya. Atmosfer di dalam ruangan berubah tegang, dan tanpa peringatan, ketiga orang yang duduk tadi berdiri lalu tiba-tiba berlutut di depan Raka, Mereka merendahkan tubuh mereka dan memberikan hormat yang dalam kepada Raka.

Raka kebingungan, tapi sebelum dia bisa bertanya, Lily melangkah maju dan berbicara dengan nada formal yang tak pernah didengarnya sebelumnya.

"Tuan Raka… atau lebih tepatnya, Tuan Eka."

Raka terkejut. Nama itu, Eka, adalah nama aslinya sebelum dia masuk ke dunia ini. Hanya sedikit orang yang tahu nama itu.

Lily melanjutkan,

"Sebelum kami menjelaskan semuanya, izinkan kami memperkenalkan diri sekali lagi. Aku adalah Lilith, Chaos God of Despair, siap melaksanakan tugas."

Raka tertegun. Kata-kata itu seakan menghantamnya seperti petir. Sebelum dia bisa bereaksi, Selene maju dan berkata,

"Aku, Mariana, Chaos God of Abyss, sudah siap."

Dua lainnya pun segera menyusul.

"Aku Lumina, Chaos God of Moon. Siap melayani, Tuanku, hehe," kata salah satunya dengan senyum licik.

"Aku Tiamat, Chaos God of Destruction, siap menghancurkan apa pun yang Anda perintahkan."

Raka terbelalak dan mundur selangkah. "Apa yang kalian lakukan di sini?!" pikirnya penuh kekhawatiran dan kebingungan.

### Kilas Balik

Dulu, ketika Eka Putra masih bermain game {God Simulator}, ia merasa bosan dengan permainan yang hanya berputar di rutinitas yang sama. Untuk membuat permainan lebih menarik, dia memutuskan untuk menciptakan serangkaian AI yang sangat canggih dan mengendalikan dunia-dunia lain di dalam game. Setiap AI diberi peran sebagai "Chaos God", dengan tujuan menginvasi dunia yang dijaga Eka, memicu konflik dan peristiwa-peristiwa besar yang dramatis.

Dia menciptakan delapan AI, masing-masing dengan sifat destruktif yang unik, yang akan melakukan invasi setiap seratus tahun dalam game. Dengan sifat merusak mereka, AI-AI tersebut diberi peran sebagai dewa kehancuran, atau Chaos Gods. Eka, dalam peran sebagai penguasa dunia yang dia jaga, menantang dirinya untuk melindungi dunianya dari serangan mereka, menciptakan siklus permainan yang lebih dinamis dan penuh tantangan.

### Kembali ke Masa Sekarang

Suasana kembali ke kamar Rose Hall yang penuh ketegangan. Keempat Chaos God yang sekarang berwujud manusia duduk di depan Raka, siap menunggu instruksi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raka dengan nada tegang. Ia masih belum bisa mencerna sepenuhnya bahwa para Chaos God yang dulu hanya AI dalam game kini nyata di hadapannya.

Lumina atau sekarang dikenal sebagai Luna—tersenyum lebar.

"Ara, maafkan kami, Tuan. Anda bisa memanggil saya Luna, nama yang saya gunakan di dunia ini."

Tiamat, yang kini dipanggil Tia, tak mau ketinggalan.

"Hai, hai! Aku sekarang dikenal sebagai Tiara Von Drakonis. Panggil saja aku Tia!"

Raka, yang awalnya tegang, akhirnya sedikit tersenyum. Luna dan Tia tampaknya tetap membawa sifat ceria mereka, meskipun mereka adalah Chaos God.

"Baiklah, Luna , Tia. Tapi panggil aku Raka saja oke, Kita sudah tidak berada di dunia game."

"Baik, Tuan Raka," jawab Tia dengan antusias.

Namun, Raka segera kembali serius dan menoleh ke Lily, atau Lilith.

"Lily, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kalian ada di sini?"

Lily menghela napas panjang, lalu menunduk sejenak sebelum menjawab. "Kami… telah mewujudkan diri kami di dunia ini, Tuan. Jauh sebelum anda datang ke dunia ini, kami tahu kehilangan Anda. Kami di sini untuk menjemput anda karena kami khawatir dengan keadaan anda dan meminta perintah Anda. Tapi…"

Dia berhenti sejenak, menatap Raka dengan serius. "Tuan, Anda adalah pencipta kami. Dan kami disini ada untuk membantu anda namun ternyata dunia ini lebih rumit dari dugaan, kami pertamakali terlahir didunia ini di 800 tahun yang lalu..."

Ketegangan lalu menyelimuti seisi ruangan tersebut dan menambah tanda tanya besar soal apa yang sebenarnya terjadi