Selamat melanjutkan
.
.
"tidak aku mohon jangan,"
"ahhhh… kau membuat ku semakin bersemangathhh…"
"tidak aku mohon ampuni aku…" Yositerus saja berteriak memohon kepada Aya.
Bukanya mendengarkan permohonan Yosi, Aya malah berjalan kearah nakas yang tak jauh dari posisi Yosi di ikat. Di sanaAya terlihat memilih sesuatu yang ada di dalam laci nakas sambil bergumam ria dan kepala yang bergerak ke kiri ke kanan seperti orang yang kegirangan.
Yosi terlihat begitu was was dan ketakutan sambil terus memperhatikan Aya yang masih snenatiasa di tempatnya.
Semakin lama, senandung Aya semaki kencang dan bahkan Yosi bisa mendengar sedikit lirik yang dinyanyikan oleh Aya, tapi bukan itu yang terpenting. Yosi bisa menangkap suara besi yang saling beradu seiring Aya mengaduk aduk isi laci nakas, dan jelas itu bukan suatu tanda yang baik.
"Yos, kuku kamu panjang bukan? Aku bantu potongin ya?" kata Aya berbalik sambil tersenyum dan di taganya ada sebuah tang yang bisa di sebut tang catut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com