Selamat membaca
.
.
Helma membuka matnya, keringat dingin membasahi kening dan lehernya. Bahkan telapak tangan dan telapak kakinya ikut berkeringat dalam jumlah yang tidak sedikit. Ia baru saja bermimpi kembali tentang kejadian penganiayaan terhadap dirinya waktu itu. Rasanya begitu nyata dan rasa sakit itu kembali menyerang tubuhnya saat ia kembali membayangkan betapa panas dan perihnya penyiksaan yang di alaminya waktu itu.
Helma bangkit dari posisi tiduran nya, lalu ia meraih ponsel karena mendengar suara notifikasi pesan di ponselnya tiada hentinya berbunyi. Saat membuka layar ponselnya, yang pertama kali di lihatnya adalah grup angkatan yang tampaknya ramai dan heboh. Terbukti dari angka di bagian paling kanan nama grup terus bertambah. belum lagi tanda typing terus saja bergantian muncul.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com