webnovel

Innocent Healer

Namaku adalah Jason Stigeweard. Aku seorang remaja yang duduk di bangku SMA. Keseharianku tidak jauh berbeda dengan remaja yang sebaya denganku. Akan tetapi, aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku sehari-hari. Aku tinggal bersama nenekku. Kedua orangtuaku meninggal dalam suatu kecelakaan. Akan tetapi, sampai saat ini tidak ada yang tahu apa penyebab kecelakaan tersebut. Ditambah sekarang nenekku mengalami sakit kronis yang membutuhkan biaya yang besar untuk mengobatinya. Itulah mengapa alasanku bekerja sepulang sekolah. Suatu hari, tiba-tiba aku dipanggil dalam dunia lain. Dunia ini seperti video game yang dimainkan oleh para remaja di sekolahku. Aku tidak pernah memainkan game tersebut. Maka dari itu, aku berusaha untuk mencari aliansi dengan tujuan untuk keluar dari dunia ini karena aku tidak bisa meninggalkan nenekku sendirian. Note: Ide dari cerita ini sangat beragam. Mulai dari anime, manga, manhwa, game, bahkan sampai film. Untuk penamaannya, saya menggunakan berbagai bahasa agar terlihat menarik. Saya juga menjelaskan beberapa istilah di dalam game yang mungkin belum diketahui atau susah dijelaskan bagi sebagian orang. Jika ada masukkan, tolong tulis di komentar.

Mustika_Adiratna_2 · Videojogos
Classificações insuficientes
9 Chs

Acara Lelang

"Selamat untuk party dari Volta Bound dan Allain Esther. Kedua party ini telah menyelesaikan misi dengan baik. Sesuai yang dijanjikan raja, kedua party ini mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan" ucap bawahan raja Eden.

Kak Volta dan Allain maju kedepan. Mereka menerima hadiah yang telah dijanjikan oleh pihak kerajaan. Hadiah tersebut jumlahnya cukup besar.

"Baiklah, untuk sementara waktu, kalian dapat mengambil misi di guild petualang"

Kami berenam berkumpul di ruangan yang dihuni oleh party Allain. Sepertinya party kak Volta dan party Allain mempunyai banyak kemiripan. Mulai dari terdiri dari 2 anggota laki-laki dan 1 anggota perempuan hingga pembagian tempat tidurnya. Kami membahas tentang hadiah yang telah diperoleh.

"Enaknya, kita apakan hadiah ini?" tanya Allain.

"Hm, bagaimana kita ikut acara lelang?" usul kak Volta.

"Lelang?" tanyaku.

"Iya. Aku dengar, dalam waktu dekat terdapat sebuah acara lelang di kota. Acara itu diikuti oleh banyak bangsawan di kerajaan ini. Apa salahnya jika kita mengikuti acara tersebut? Mungkin kita dapat menemukan sesuatu yang langka" jelas kak Volta.

Kami semua setuju dengan usulan kak Volta. Kami sepakat membagi hadiah yang didapat sebesar 50:50. Setelah pembagian hadiah, kami berbincang-bincang agar dapat mengenal lebih dekat.

Allain dan Allaina mulai menceritakan tentang keluarganya. Di dunia nyata, keluarga Esther merupakan keluarga bangsawan yang fokus di bidang bunga dan buah. Keluarga ini juga banyak membantu para rakyat yang kurang mampu dengan membagikan buah-buahan secara gratis beserta bibitnya agar para rakyat dapat menanamnya. Aku merasakan kebaikan dari mereka berdua. Lalu, kami meminta Ian untuk menceritakan tentang kehidupannya di dunia nyata. Namun, ia menolaknya. Seakan-akan itu merupakan hal yang sensitif bagi dirinya.

***

"Kau sudah mempunyai banyak rekan" ucap suara misterius.

"Sebenarnya, kamu siapa? Setiap malam selalu berbisik di mimpiku" ucapku.

"Suatu saat kau mungkin akan mengetahuinya. Oh yah, dalam acara lelang nanti, aku ingin kau membeli sesuatu. Nanti akan aku tunjukkan bendanya saat di acara lelang nanti" ucap suara misterius sambil perlahan-lahan menghilang.

"Hey, tunggu..." ucapku.

***

"Baiklah, apakah kalian sudah siap untuk pergi ke acara lelang?" tanya kak Volta dengan semangat.

"Tentu saja" jawab kami.

Kami mengenakan pakaian yang cocok untuk acara lelang. Kami membeli pakaian tersebut 3 hari sebelum acara lelang dimulai. Aku sangat menyukai pakaian ini. Pakaian ini terlihat sangat cocok untukku.

"Kamu terlihat tampan menggunakan pakaian itu, Jason" ucap Allaina.

"Hehe, terima kasih, Allaina" jawabku.

Akhirnya, kami bertiga sampai di tempat lelang. Sebelum masuk, kami diperiksa oleh petugas. Lalu, petugas tersebut menyuruh kami untuk mengeluarkan tanda bukti bahwa kami adalah peserta lelang. Kami berlima panik, karena tidak mengetahui hal tersebut. Untungnya, kak Volta sudah menyiapkannya. Akhirnya, kami dapat memasuki acara lelang.

"Jadi, kau sudah menyiapkan semuanya yah, Volta?" ucap Allain.

"Tentu saja. Omong-omong, kau harus lebih sopan sedikit, Allain. Jason memanggilku dengan sebutan 'kak'. Bukannya kau dengan Jason itu seumuran?" ucap kak Volta dengan nada kesal.

"Aku rasa untuk orang sepertimu tidak perlu terlalu formal" jawab Allain sambil tersenyum.

"Dasar, kau!"

Kami memasuki ruangan sesuai dengan tanda pengenal. Terlihat begitu banyak bangsawan di acara ini. Kami duduk di bagian atas karena bisa dibilang kami membeli tanda pengenal yang harganya tidak begitu mahal. Yah itu karena kami hanya ingin mencoba mengikuti acara lelang. Kami juga tidak yakin dapat membeli suatu barang di acara lelang ini.

"Selamat datang, tuan dan nyonya di acara lelang bulanan. Perkenalkan, nama saya adalah Disc Count Persent. Saya adalah pemandu pada acara lelang ini. Hari ini kami telah menyiapkan barang-barang yang menarik untuk tuan dan nyonya. Tanpa basa-basi, saya memulai acara lelangnya" ucap tuan Disc.

Terdengar suara tepuk tangan yang meriah. Entah mengapa aku juga ikut bertepuk tangan. Setelah itu, tuan Disc mengeluarkan barang pertama yang dilelang. Barang tersebut berupa kalung. Sebuah kalung peninggalan dari Duchess Maria. Rumornya, kalung tersebut dapat melindungi pemiliknya.

"Itu bohong" ucap suara misterius.

"Eh, bagaimana kamu bisa tahu?" ucapku dalam pikiranku.

Saat ini, aku sedang berbicara dengan suara misterius secara telepati. Aku tidak tahu sebenarnya dia itu siapa, namun dia mengatakan bahwa aku akan mengetahuinya sendiri seiring berjalannya waktu.

"Percayalah padaku" ucap suara misterius.

"Baiklah, aku percaya padamu" jawabku.

Setelah sekian lama, kami tidak membeli baran apapun. Harga barang lelang ternyata diluar kemampuan kami. Meskipun begitu, kami cukup senang mengikuti acara lelang tersebut. Barang yang dilelang selanjutnya adalah sebuah batu yang tampak lusuh. Tuan Disc membuka dengan harga 100 Cup. Sepertinya para bangsawan tidak tertarik dengan batu yang lusuh itu.

"Belilah batu itu" ucap suara misterius.

"Baiklah. Aku tidak tahu apa tujuanmu, tapi untuk saat ini aku akan mengabulkan keinginanmu" ucapku.

Aku mengangkat papan nomor yang telah diberikan. Tuan Disc mencoba berhitung apakah ada seseorang yang akan bersaing denganku. Pada akhirnya, tidak ada orang yang tertarik membeli batu tersebut selain aku.

"Jason, apa kau tidak rugi membeli batu itu?" ucap Allain.

"Yah karena kita sudah menantikan acara ini, mengapa kita tidak membeli sesuatu?" ucapku.

"Tapi, apa kau tahu apa yang sedang kau beli?" tanya kak Volta.

"Entahlah, aku mempunyai firasat bahwa batu tersebut harusnya harganya lebih dari 100 Cup. Mungkin 100 Gol" jawabku.

Mereka berlima terkejut dengan ucapanku. Terpaksa aku menenangkan mereka. Aku tidak dapat menceritakan kepada mereka tentang suara misterius yang selalu mengikutiku.

Akhirnya, acara lelang tersebut sudah berakhir. Aku membeli beberapa barang lelang. Barang yang kubeli adalah batu yang tampak lusuh, sepasang sarung tangan kotor, dan sebuah jubah yang robek. Aku hanya menghabiskan uang sekitar 500 Cup. Sementara yang lain tidak membeli apapun.

"Ini tuan, barang yang tuan beli" ucap tuan Disc.

"Terima kasih, tuan Disc" jawabku.

"Sepertinya tuan mempunyai selera yang menarik" sahut tuan Disc.

Aku hanya bisa tersenyum ketika tuan Disc mengatakan hal itu kepadaku. Aku mengambil semua barangku dan menyimpannya di Inventory. Kami sepakat setelah acara lelang, kami pergi untuk makan malam.

***

"Wah, restoran ini sangat berkelas yah" ucapku.

"Aku rasa ini masih dalam kategori standar" jawab Allaina.

"Jadi, Allaina sering makan di restoran yang lebih dari ini?" tanya kak Solaria.

"Begitulah. Biasanya untuk mewakili kehadiran ayah dan ibuku" jawab Allaina.

Sepertinya keluarga Esther adalah keluarga yang sibuk. Namun, kak Solaria tampak begitu senang berbincang-bincang dengan Allaina. Aku berusaha mencoba untuk mengajak Ian berbicara, namun sepertinya ia tidak menyukainya. Meskipun begitu, aku tidak kesal karena aku menghormati keinginan Ian.

Tak lama kemudian, makanan yang kami pesan datang. Terlihat sangat menggiurkan dan enak. Sebelum makan, kami berdoa terlebih dahulu. Lalu, kami langsung menyantap makanan yang sudah kami pesan.

"Ah, kenyangnya" ucap kak Volta.

"Rasanya sangat enak. Aku jadi tidak bisa berhenti makan" sahut Allain.

"Volta, kamu jangan kebanyakan minum!" ucap kak Solaria dengan menekan nadanya.

"Begitu juga dengan Allain" imbuh Allaina dengan senyumnya.

"B-baik" ucap mereka berdua.

Setelah makan malam, kami kembali ke istana. Kami berpamitan untuk kembali ke kamar kami masing-masing. Aku sangat senang dapat menghabiskan waktu bersama mereka. Apakah nanti ketika kita dapat keluar dari dunia ini, kita dapat menghabiskan waktu bersama? Yah, siapa yang tahu.