"Aku sudah mengatakannya padamu kalau aku belum siap untuk bertemu Ando!" teriak Inggrid saat mendengar ketukan pada pintu kamarnya.
Kakak iparnya —Zionel Afonka— sudah memebetulkan kenop pintu yang sempat dibobol paksa pagi tadi. Itu pun karena Inggrid memberikan konfrontasi pada Zio secara terbuka.
"Kau juga masih tidak ingin bertemu denganku? Sungguh?"
Inggrid terdiam, ia sedang mencermati suara di balik pintu.
"Aku akan pergi kalau begitu. Well, Inggrid, aku hanya tidak mau hubungan kita juga memburuk. Tapi kalau kau masih butuh waktu maka aku akan menunggu. Aku harap saat marahmu sudah selesai kau akan menghubungiku."
Suara ini familier. Inggrid memejamkan matanya, ia sedang meresapi alunan yang sangat dirindukannya. Ya, itu bukan suara Zio ataupun Ghina.
Suara derap langkah yang menjauh dari pintu membuat detak jantung Inggrid berpacu dua kali lipat.
Mika akan pergi ....
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com