"Sebuah ciuman yang panas dan panjang."
Mika mengucapkan itu hanya untuk menggoda Inggrid, hanya bercanda namun sepertinya Inggrid terlalu memikirkannya. Wanita itu bahkan hanya terdiam, tidak menatapnya seolah-olah dirinya adalah pria brengsek yang suka mengambil kesempatan.
"Aku hanya bercanda, kau tidak perlu memikirkannya."
Inggrid tidak berkata apa pun, kedua iris kelamnya hanya menatapnya.
Oh, Tuhan .... Apa dia marah?
Bisakah Inggrid menghentikan tatapan itu?
Mika mendesah, "Maaf." ucapnya sebelum mengoleskan salep yang tadi dibukanya ke pipi Inggrid. "Setelah ini kau bisa istirahat dan aku akan pulang." sambungnya.
Entah ini hanya perasaannya saja atau memang benar kalau beberapa detik lalu tubuh Inggrid sempat menegang. Apa dia ingin aku tetap tinggal di sini atau ingin aku pulang? Kenapa wanita serumit ini sih?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com