"Mika, berhentilah memandangi kertas itu dan lekas makan makananmu!" tegur Dewangga pada anak lelakinya. Dan seperti dugaannya, bahwa Mika sama sekali tidak benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang disekitarnya.
Entahlah, semenjak pesta pertunangan Atha berakhir, tepatnya saat kembali dari cottage waktu itu, Mika jadi berubah seperti pria sakit mental.
Anak laki-lakinya tersebut selalu membawa secarik kertas kemanapun dia pergi.
Jangankan pergi tidur, saat buang air pun kertas itu akan dibawanya. Dewangga sempat berpikir kalau dia akan mencuri kertas misterius itu saat Mika lengah, untuk memastikan kalau surat itu bukanlah surat wasiat yang Mika buat tanpa sepengetahuannya.
Mendapat tatapan ganjil dari sang Ayah, Mika segera melipat kertasnya berharganya, kemudian ia masukkan ke dalam saku boxer dengan aman. Dan saat menatap sekitar, ternyata semua orang sudah berkumpul.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com