"Hujan di luar sangat deras, kembali ke kamarmu nanti saja kalau sudah reda."
Inggrid mengangguk. Tapan Putra beritahu pun dia sudah tahu kalau di luar hujan sangat deras, air dari langit seakan mengamuk bumi. Beruntungnya, acara pesta pertunangan dan makan-makan sudah selesai sejak satu jam lalu.
"Aku selalu benci hujan ...." gumam Inggrid seraya menatap air yang jatuh dari balik jendela.
"Apa yang sudah hujan lakukan padamu memangnya?" Putra memberikan selimut, dia duduk tepat di samping Inggrid duduk meringkuk.
Sorot dan senyum sendu terukir di bibir kemerahan wanita itu, "Banyak yang sudah dia renggut dariku. Seorang Ayah, senyum ibu dan semua kehidupan kami yang manis telah direnggutnya dalam satu malam."
Dan sekarang hatinya juga terenggut.
"Putra, tidakkah kau merasa bersalah pada tunanganmu?"
Pria di sampingnya mendesah, dia terlihat tidak yakin dengan keputusannya. "Aku tidak tahu." Ujarnya setelah terdiam cukup lama.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com