Inggrid berdiri di depan cermin kamar mandi dengan wajah tertekuk kesal. Matanya sama sekali tidak meninggalkan ruam merah jelek –cap gigi Mika– di lehernya. Gara-gara hal itu pula dia memutuskan untuk pulang sebelum waktunya, tentu saja setelah memberi pelajaran setimpal pada pria itu.
"Inggrid, kau di mana?"
Itu suara Anggi. Sebelumnya Inggrid mengirim pesan pada Anggi kalau dia pulang lebih dulu dengan alasan tidak enak badan. Sebenarnya tidak seratus persen bohong karena demam semalam memang masih belum reda.
"Syal! Di mana benda terkutuk itu?" Inggrid mencari keberadaan syal yang kemarin malam ia pakai saat demam, tapi ... entah di mana benda itu sekarang. "Brengsek!" ia kembali mengumpat kesal.
"Inggrid, Papa dataaaang!!!"
Oh, tidak!
Jangan bilang kalau Anggi menghubungi Ando?!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com