Aku langsung membuang muka. Sial, dari sekian banyak kafe atau tempat makan kenapa dia harus pergi ke sini? "Dia bukan siapa-siapaku kalau perlu kuberi tahu! Dan aku tidak peduli apa yang sedang ia lakukan, dengan siapapun itu!"
Dan kenapa aku harus merasa kesal? Dan kenapa mata bodohku justru meliriknya lagi? Dan kenapa aku ingin menampar orang itu di depan muka umum! Gaaah, apa kerusakan otakku sudah separah ini?
"Hellen-" syukurlah Anggi memanggilku, mata bodohku jadi teralihkan. "Ketika kita memiliki sesuatu, terkadang kita tak menyadari kalau sesuatu itu begitu bernilai dan berharga. Tapi mata orang lain jauh lebih jeli daripada mata kita dan mereka bisa mengambilnya kapan pun ketika kita lengah."
Krik krik krik.... Aku gagal paham, sebenarnya apa yang ingin Anggi sampaikan padaku? Terlebih lagi kenapa mereka selalu memberikan nasihat menggunakan peribahasa aneh yang sulit dipahami!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com