webnovel

Bab 2 - Taijutsu Class

Part 1

Aku menutup mulutku yang menguap agar tidak dilihat oleh guru, apa yang dijelaskannya membuatku bosan karena yang dia katakan itu adalah Mengenai sejarah dan hal-hal umum lainnya, aku tahu bahwa saat ini adalah awal masuk tapi Guru menjelaskan apa yang sudah aku tahu.

Yuki sebelumnya harus aku akui bahwa dia adalah orang yang sangat rajin dan pekerja keras karena dapat mencapai kelas elite dengan dirinya yang bisa dikatakan sangat biasa, bahkan dia hanya akan menjadi Ninja biasa saja dengan kesulitan yang cukup tinggi untuk mencapai tingkat Jounin apalagi tingkat Hokage.

Namun karena aku yang mengambil alih tubuhnya sekarang maka dirinya akan menjadi Ninja hebat seperti keinginannya, lagipula itu adalah Cita-cita yang bagus tanpa dilebih-lebihkan.

Hmmm... Apakah aku harus menutup, lebih tepatnya jarang menggunakan Infinity Stone atau hanya menggunakan satu saja untuk tahun-tahun sebelum Naruto Lahir?

Maksduku Infinitu Stone terlalu Op, bukan berarti aku tidak menyukai kemampuan Opku. Hanya saja ku berpikir bahwa tidak baik jika aku terlalu menonjol, bukan hanya akan mengganggu TimeLine yang akan berakibat kemungkinan Gadis-gadis tidak lahir, walaupun kedatanganki ke sini sangat jelas bahwa TimeLine akan terganggu tetapi jika aku menggumakan Infinitu Stone Timeline akan sangat terguncang dan mengambil langkah yang sangat berbeda.

Aku masih bingung, pilih jarang atau Hanya menggunakan satu Infinity Stone saja.

Swoshhh

Sebuah penghapus terbang ke arahku dengan cepat, apakah ini yang dinamakan Penghapus kslas yang legendaris. Guru benar-benar mencoba membangunkanku menggunakan penghapus. Apakah aku perlu menghindari itu? Tapi kenapa aku harus membuat Penghapus itu mengenaiku? Apakah aku ingin Klise terjadi?

Aku rasa tidak.

Aku menghindari Penghapus itu dengan sangat mudah karena aku bisa melihat pergerakkan dari penghapus.

Aku membuka mata dan aku disambut oleh tatapan terkejut dari teman sekelas ku.

"Maaf pak, aku terlalu lelah karena aku banyak berlatih tadi malam hingga lupa waktu"

Aku berdiri dan sedikit membungkuk badanku sebelum meluruskannya lagi, wajah Guru itu sedikit reda saat aku meminta maaf dan memberikan alasan, dia sepertinya melihat bahwa aku serius, aku tidak berbohong Yuki memang berlatih hingga tengah malam jika bukan karena Kikyou menghentikannya mungkin dia akan terus berlatih.

"Aku senang kamu rajin berlatih tapi apa yang kamu lakukan itu tidak baik berlatih hingga tengah malam dan membuatmu tidur ke kelas, Aku masih harus menghukummu. Tapi jika kamu bisa menjawab pertanyaan saya, maka kamu boleh duduk kembali "

"Baik pak!".

"Pertanyaannya adalah Ceritakan mengenai Sejarah Konoha dan Senju"

Harus aku katakan Pertanyaannya tidak melenceng dari pelajaran, dan aku berada di dalam keadaan setengah sadar jadi aku bisa mendengar, melihat bahkan mencium sekitarku karena dalam jarak seratus meter dariku.

"Konoha terbentuk pada tahun... " Aku berkata dengan santai mengulangi apa yang guru itu katakan dalam pelajarannya. Ingatanku sangat bagus akibat Batu Pikiran dan aku bisa memiliki keadaan setengah sadar itu juga karena Batu pikiran.Setiap Infinity Stone memberiku Dua kemampuan pasif.

Batu pikiran memberikanku Keadaan setengah sadar dan Otak yang ditingkatkan, jadi aku bisa mengetahui segala sesuatu di sekitarku sambil mengistirahatkan setengah dari diriku dan aku bisa lebih mudah mengingat dan hal-hal yang berhubungan dengan fungsi otak dalam kehidupan.

".... Dan Tsunade senju adalah Cucu dadi Hokage pertama"

Selesai, aku mengulang Kata-katanya jadi aku membutuhkan beberapa menit karena Guru sangat rinci menjelaskannya, mungkin jika ada bukunya, ada beberapa lembar mengenai Sejarah Konoha dan Klan senju.

Aku melihat Guru itu memiliki ekspresi terkejut, mungkin dia pikir aku adalah murid malas dan apa yang aku katakan itu bohong jadi dia ingin membuatku malu terlebih dahulu sebelum menghukumku, mungkin juga tidak tapi apapun itu aku berhasil.

"Saya boleh duduk lagi, Sensei?"

"Oh- Iya, kamu boleh duduk lagi. Aku harap kamu lebih memerhatikan Kelas"

"Baik sensei"

Aku mengangguk dan duduk kembali, aku ingin kembali tidur tetapi aku merasa tidak ngantuk lagi ekspresi yang guru berikan meringankan rasa kantukku yang bosan karena kelas. Jadi aku memutuskan untuk untuk mendengar pelajarannya denhan kesadaran penuh kali ini.

"Kamu hebat, Yuki! Aku tidak tahu bahwa kamu memiliki pengetahuan seluas itu"

Seorang pria berambut hitam dengan umur sama dengananku, dia adalah teman pertama yang aku buat jika tsunade tidak dihitung. Namanya adalah Katsuya, mirip dengan salah satu karakter anime.

"Terima kasih, tapi aku hanya mengulangi apa yang Sensei katakan, jadi tidak ada yang istimewa"

"Tapi kamu masih sangat hebat, kamu bicara tanpa henti seakan mengingat semuanya, bahkan aki sudah lepas kebanyak dari apa yang Guru katakan dan juga bagaimana kamu mengulangi kata-kata Sensei sedangkan kamu sedang tidur"

Dia anak yang sangat penasaran, dia berasal dari keluarga Ninja tetapi sikapnya cukup baik terhadapku, karena menurut ingatan Yuki bahwa Anak dari Keluarga Ninja biasanya sombong dan memandang Rendah Anak biasa. Entah kenapa aku merasa itu karena Jiraya dia seharusnya sudah lama di Kelas Elite dan aku tidak tahu apa yang dia lakukan hingga membuat perubahan ini.

*Celetak*

Penghapus legendaris guru terbang lagi tapi sekarang bukan untukku namun kepada Jiraya.

"Aww... " Dia bangun dan memegangi kepalanya sambil memiliki ekspresi meringis.

"Jiraya, kamu tidur lagi dikelas"

"Maaf Sensei"

"Aku akan menghukummu tapi aku tidak akan melakukannya jika kamu bisa menjawabnya"

"Eh, Okee Sensei"

Sensei sepertinya ingin melakukan seperti yang dia lakukan kepadaku, tapi aku ragu bahwa Jiraya akan bisa melakukannya lagipula dia ditampilkan mirip dengan Naruto saat kecil.

Guru memberikan pertanyaan yang sama dengan yang diberikan kepadaku dan cukup mengejutkan bahwa Jiraya dapat menjawabanya dengan mudah, tidak selengkap yang aku lakukan tetapi masih mendapatkan semua inti dari pertanyaan yang Guru itu berikan.

Dengan begitu Jiraya diperbolehkan lagi untuk duduk dan pelajaran dilanjutkan seperti biasa sebelum akhirnya istirahat.

Aku mengambil bekal dari tasku dan menaruhnya di atas meja.

"Kamu bawa bekal... Mari kita makan di taman" Katsuya mengajakku tapi aku memutuskan untuk tidak diluar karena rame dan aku perlu menggunakan Otakku untuk berpikir.

"Tidak kali ini, lain waktu yahh... Aku sedang ingin makan di Kelas"

"Kenapa? Bukankah lebih enak di luar ?" Katsuya memiringkan kepalanya dengan bingung.

Tidak mungkin aku akan mengatakannya bahwa diriku memikirkan masa depan yang jauh dimana perang akan tiba dan apa yang terjadi.

Aku tersenyum dan berkata " Tidak ada yang istimewa, aku hanya ingin di kelas"

"Baiklah jika itu keinginanmu, jika kamu berubah pikiran kamu bisa menemuiku dibawah Pohon" Katsuya mengangguk sama sekali tidak mengambil banyak pikiran hanya setuju.

"Oke"

Katsuya berjalan keluar kelas bersama temab-temannya yang lain. Aku melihat bahwa Tsunade juga berada di kelas, ini kesempatanku untuk menjadi lebih dekat dengannya selain itu ada Jiraya dan Orochimaru juga disana. Terlihat dengan jelas bahwa mereka sudah menjadi teman yang cukup dekat.

Orochimaru sepertinya merasakan bahwa aku melihat ke arahnya dia melihat ke arahku menyebabkan Jiraya dan Tsunade juga melihatke arahku. Aku hanya memberikan senyum Ramah kepada mereka dan Tsunade membalasnya sedangkan Jiraya memiliki ekspresi tidak senang diwajahnya.

Mungkin dia akan menganggapku sebagai Rival Cinta, ini akan menaeik dimasa depan. Aku memutuskan untuk datang ke meja mereka.

Part 2

Aku membawa bekalku ke arah mereka dan mereka melihat ku berjalan ke arah mereka. Mereka terlihat tidak akan jauh berbeda dengan masa mereka seakan mereka hanya tumbuh di tubuh sedangkan wajah mereka tetap saja sama.

"Hallo, Namaku Ao Yuki salam kenal" Aku mengulurkan tangan, dan orang yang pertama kali mengambil tanganku adalah Orochimaru sedikit mengejutkan tapi sedikit aku harapkan.

"Orochimaru salam kenal"

Setelah itu kami selesai bersalaman dan Jiraya yang mengambil tanganku.

"Aku jiraya, Salam kenal" Dia memiliki senyum diwajahnya saat aku merasakan bahwa dia menguatkan genggamannnya.

Dia seperti ingin menguji kekuatan tanganku, bagaimana bisa seorang anak melawan kekuatan orang dewasa.

"Kamu orang yang menarik Jiraya"Aku membalas senyumnya dan juga menguatkan Tanganku. Aku sepertinya perlu mengajari anak ini apa arti sopan kepada orang yanh lebih tua.

Senyum Jiraya menjadi mengernyit, dia merasakan kesakitan dari tangannya yang aku genggam.

Rasakan itu Bocah, Hehehe.

Aku tidak ingin mematahkan tangnnya jadi aku melepaskan tangan Jiraya, setelah aku rasa itu cukup.

"Aww.. "Dia mengibas-ngibaskan tangannya kesakitan.

"Hahahaha.... Lihat wajahmu"Tsunade tertawa senang saat melihat Jiraya menderita.

Jiraya cemberut saat memangku tetapi ekspresinya dengan cepat berubah dan membalas Tasunade.

"Aku hanya bercanda, tidak mungkin aku merasakan kesakitan"

Jujur wajahnya sangat tebal, aku rasa aku perlu berlatih dengan Jiraya mengenai wajah Tebal.

"Kamu terlihat kesakitan tidak mungkin bisa membohongiku" Tsunade tidak mempercayainya. Dan selanjutnya terjadi balas - balasan.

Mereka terlihat sangat dekat, aku mungkin akan seperti itu dimasa depan tapi sekarang aku hanya akan menjadi cukup dekat dengan mereka.

Kami mulai berbincang, aku tidak terlalu akrab jadi aku tidak terlalu masuk ke dalam perbincangan mereka dan lagipula aku adalah pria dewasa di dalam tubuh anak kecil tapi untung saja apa yang mereka bicarakan tidak seperti anak-anak biasa.

" Aku ingin berlatih bersama dengan Kakek kedua, aku juga diperbolehkan membawa teman untuk ikut berlatih, jadi aku ingin mengajak kalian " Tsunade mengatakan kabar yang mengejutkan. Dia memiliki pandangan gembira tapi juga memiliki niat tersembunyi.

"Berlarih dengan Hokage kedua! Aku ikut" Jiraya berkata dengan bahagia.

"Aku ikut"Orochimaru.

Berpikir sebentar, aku langsung menggelengkan kepalanya " Maaf, aku tidak bisa... Aku memiliki urusan di panti asuhan"

Tsunade memiliki wajah sedikit sedih tetapi dia tetap mengangguk "Baiklah, Kakekku sebenarnya cukup tertarik denganmu karena menurutnya kamu memiliki kekuatan fisik hampir setara dengan orang biasa bahkan aku terkejut saat tahu bahwa barang yang aku bawa itu hnya bisa dibawa oleh orang Dewasa, latihan seperti apa yang kamu lakukan? "

Hisss~ sepertinya aku akan mendapat perhatian yang tidak perlu, aku lebih suka jika aku tetap diabaikan saat masih kecil seperti ini karena dengan begitu aku akan dapat bergerak lebih leluasa.

Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan bahkan jika aku menggunakan batu waktu untuk memutar balik Waktu, hanya akan meninggalkan Paradoks.

Jiraya dan Orochimaru melihatku dengan mata lebar, mereka terkejut bahwa diriku mendapatkan perhatian dari Hokage kedua.

Aku hanya bisa mengangkat bahu dan menggaruk bagian belakanh kepalaku sambil tertawa malu.

Aku sepertinya perlu memikirkan mengenai apa yang akan aku lakukan nanti.

...

Lapangan Academy

Pelajaran selanjutnya adalah Taijutsu, disini murid-murid akan saling berhadapan tetapi dipisahkan antara wanita dengan wanita dan Pria dengan Pria.

Aku melihat pertarungan pertama adalah Orochimaru melawan Murid lain dan seperti yang diharapkan bahwa dia bisa mengalahkannya dengan mudah.

"Orochimaru menang... Selanjutnya adalah Yuki Ao melawan Nihon Sarutobi"

(CA : Aku akan membuat format nama ->! nama! !Nama keluarga!)

Lawanku ternyata adalah anak dari Klan Sarutobi, di anime aku Hanya mengetahui 3 orang saja yang berasal dari Klan sarutobi dan sekarang menjadi 4. Aku tidak tahu seberapa kuat anak-anak dari Klan Ninja tetapi menuruf ingatan Yuki mereka lebih kuat daripada anak-anak biasa.

Aku maju ke depan dan melihat anak itu, dia memiliki senyum percaya diri dan memandang rendahku, oke.. Aku akan mengalahkan anak ini dengan cepat. Walaupun aku tidak memiliki pengalaman bertarung tetapi aku harusnya bisa mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan pasifku yang lainnya.

"Siap... "

Kami membungkuk saling berhadapan dan meluruskan punggung dan mengambil posisi bertarung.

"Mulai"

"Aku sarankan kamu untuk mengaku kalah kamu tidak mungkin bisa menghentikanku" Dia berkaya dengan nada Sombong saat menatapku.

Apakah anak-anak dari Klan Ninja sombong seperti ini? Hanya karena memiliki pelatihan yang lebih baik mereka bisa memandang rendah anak yang berasal dari Keluarga biasa.

Aku tidak peduli mengenai anak-anak keluarga biasa atau semacamnya tapi Dia mengatakan itu untukku yang membuatku kesal, walaupun dia masih anak kecil tapi sudah aku putuskan untuk memberikannya pelajaran.

"Sudah kuputskan... "

Dia memiliki senyum lebar seakan aku akan menuruti perkataan, kamu terlalu banyak bermimpi Bocah.

"... Aku akan menghajarmu hingga babak belur" Aku tersenyum lebar memprovokasi kepadanya.

Dia memiliki wajah mengerut dan marah saat menatapku.

"Kamu! Kamu memilih pilihan yang salah"

"Benarkah? Tapi aku tidak tahu pilihanku salah atau tidak sebelum mencapai akhir"

"Aku membuatmu menyadarinya"

Dia mulai berlari ke arahku, aku sudah mengambil posisi bertarung sesuai yang ada di dalam kepalaku dari ingatan aku yakin lain.

Aku terlihat santai tanpa persiapan tetapi sebenarnya posisiku ini berada di posisi yang terbaik dimana aku bisa menghindar, bertahan dan menyerang secara bersamaan.

Nihon sedikit melompat dan mengarahkan kakinya ke atas dari samping ke arah kepalaku. Aku mengangkat kedua tanganku mengambil posisi defensif.

Bang

Suara dari benturan dari kaki dan punggung Tanganku, Nihon mencoba menarik kembali kakinya tetapi dia merasa kesulitan saat melakukannya. Aku menggenggam kaki dari Nihon saat dia melancarkan tendangan kearahnya, perbedaan fisik diantara kami berdua tidaklah kecil jadi selama pertarungan Taijutsu aku yakin akan dapat menang tanpa mengandalkan Infinity Stone.

Aku tidak hanya selesai disitu, Kaki Nihon aku tarik ke belakang sehingga tubuhnya juga ikut ke tarik lebih dekat ke arahku. Menggunakan kakiku aku melancarkan serangan ke arah perut dari Nihon.

Bang

"Uekkk " Nihon menyemburkan air dari mulutnya saat perutnya terkena tendanganku dengan keras dan bahkan mata melotot saat aku melakukan itu. Kakinya sudah gemetar dan dia langsung tersungkur ke tanah dan memuntahkan air dari mulutnya.

Hanya dalam satu serangan dia langsung K.O, betapa mengecewakannya sama sekali tidak cocok dengan apa yang dia katakan sebelumnya.

Aku melihat ke arah Guru yang masih terdiam karena pertarungan hanya selesai dalam satu serangan.

"Guru, silahkan Umumkan"

"Oh iya. Pemenang dari Ronde ini adalah Ao Yuki"

Aku mengangguk dan berbalik ke arah yang lainnya duduk. Aku dapat melihat bahwa Nihon sudah bangun dan menatapku dengan mata marah, dia masih memegangi perutnya.

Rasakan itu bocah.

"Kamu sangat Kuat Yuki, bisa mengalahkan Nihon dalam sekali serangan telak" Katsuya memberiku pujian dengan senyum gembira sepertinya dia senang melihat keadaan Nihon seperti itu.

"..." Aku hanya tersenyum menamggapi Katsuya dan aku melihat bahwa Nihon berjalan ke arahku dengan mata merah.

"Apa yang dilakukan oleh pria sombong itu kemari!" Katsuya memiliki wajah waspada dan penasaran saat melihat Nihon datang kemari.

"Tidak tahu"

"Kamu harus hati-hati, mungkin saja dia melancarkan serangan mendadak"

"Aku meragukan itu"

"Lebih baik aman daripada menyesal"

Bahkan jika dia ingin melakukan serangan mendadak aku ragu aku akan terkena serangannya, aku akan menghindarinya dengan mudah.

Dia berhenti di depanku dan dia terdiam, apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?

"Ada yang bisa aku bantu"

"Aku sudah mengingat wajahmu, aku datang lagi untuk membalas kekalahan yang sangat memalukan ini, ingat itu"

Setelah mengatakan itu dia berbalik dan pergi.

Aku hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh sebelum mengabaikannya, untuk mengalahkanku maka dia perlu usaha yang lebih keras lagi.

Aku kembali melihat pertandingan dan tidak ada yang menyenangkan, Orochimaru dan Aku mengalami kemenangan yang mudah sedangkan Jiraya mengalami kemenangan yang cukup sulit.

Dan akhirnya adalah babak Semi Final, dimana hanya tersisa 4 orang saja yang bertahan dan akan diambil dua orang untuk Final.

Lawan Orochimaru adalah seorang anak dengan rambut seperti landak dengan wajah lonjong.

Sedangkan lawanku adalah Jiraya, aku melihat ke arahnya dan dia memiliki senyum bersemangat saat menatapku.

Selain itu....

"Ayooooo Yuki..."

"Yuki.... "

"Kalah pria berambut putih itu... "

Tanpa sadar aku sudah memiliki Fangirl, aku tidak mengerti bagaimana FanGirlku muncul tiba-tiba dan aku hanya bisa tersenyum getir saat mendengar teriakkan mereka.

Orochimaru sudah dipastikan bahwa dirinya Lolos kebabak berikutnya setelah mengalahkan pria landak.

"Pertarungan selanjutnya adalah Yuki Ao melawan Jiraya"

Aku berjalan maju ke depan dan melihat Jiraya di depanku dengan wajah kesal.

"Aku pasti akan mengalahkanmu dan membuatmu terlihat buruk di depan para gadis-gadis" Jiraya berteriak sambil menunjuk ke arahku.

"Silahkan berusaha" Aku mengangguk dan tersenyum kepadanya.

"Siap"

Aku mulai mengambil posisi dan menatap Jiraya dengan serius, sebagai seorang Sanin masa depan dia seharusnya memiliki kualitas yang sangat memadai.

Aku berharap mendapatkan pengalaman yang bagus dari melawan jiraya.

"Mulai"

Jiraya langsung berlari ke arahku, dia menggunakan kakinya mengincar kakiku tapi aku bisa menghindarinya dengan mudah.

Tinju melayang ke arah Jiraya saat dia tidak siap sama sekali, dia melihat kedatangan dari tinjuku tetapi reaksinya lebih lambat dari kecepatan tinju jadi Tinjuku mengenai wajahnya dan membuatnya terpental kebelakang.

Dia kehilangan keseimbangan tapi tidak jatuh dan tidak butuh waktu lama agar dia mendapatkan lagi keseimbangannya, pipi kirinya berwarna merah karena tinjuku.

"Hanya itu saja! Aku bisa mengambil semuanya "Jiraya berteriak mencoba untuk memprovokasi diriku tetapi aku tidak akan terprovokasi dengan sangat mudah.

Karena dia sudah mendapatkan kembali Keseimbangannya maka aku bisa melancarkan serangan lagi.

Aku berlari ke arah Jiraya, melihat kedatanganku Jiraya mengambil posisi defensif dan menunggu seranganku. Aku tersenyum melihat itu dan mulai mengayunkan tanganku ke bagian wajahnya dari sisi kanaku.

Bang

Jiraya dapat menahan pukulanku menggunakan kedua tangannya yang menyilang, terlihat bahwa tangannya menjadi memerah juga karena kekuatan dari pukulan itu bukanlah pukulan yang dapat ditahan dengan mudah oleh anak kecil.

"Arghh "Dia mengerang karena rasa sakit yang dirasakan oleh dirinya.

Namun aku tidak menunggu seperti sebelumnya aku melancarkan serangan yang lain, aku melancarkan tendangan yang mengenai perut dari Jiraya dan membuatnya langsung membungkuk dan Berlutut dengan kedua tangannya di samping.

"Ouch " Jiraya mengeluarkan muntah dari mulutnya karena pukulan keras yang aku berikan.

Suasana langsung menjadi hening saat Jiraya dikalahkan dengan begitu mudah, dia memberikan perlawanan yang baik tapi hanya bertahan sampai 2 serangan, serangan ketiga langsung membuatnya terjatuh ke tanah.

"Jiraya!! "Tsunade berteriak khawatir melihat keadaan Jiraya.

"Kamu oke?"Aku berjalan maju untuk membantunya berdiri namun tanganku ditampaf oleh Jiraya.

Dia mencoba untuk berdiri dengan hanya mengandalkan kedua kakinya yang masih gemetar karena dampak dari serangku.

Aku mengerutkan kening karena usahanya untuk dan juga sangat menghargainnya tapi jika terus seperti ini dia hanya akan melukai dirinya sendiri jadi aku melihat ke arah Guru dan dia mengangguk memahami maksudku.

"Jiraya kalah pemenan-... "

"Tunggu, Aku masih bisa bertarung" Jiraya berteriak dengan tatapan seperti melihat seorang musuh terhadapku, dia tidak bisa menerima kekalahannya dariku jadi dia berusaha untuk tetap bangkit.

"Tidak... Keadaanmu sudah seperti itu, kamu tidak bisa lagi bertarung kamu sudah kalah, sekarang kembali ke tempat dudukmu, Yuki kamu membantunya"

"Baik Guru"

Aku berjalan ke arah Jiraya tapi dia segera menghentikan tindakanku dan menolak bantuanku.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri "Jiraya melihat ke arahku dan lanjut berkata "Aku pasti tidak akan kalah darimu, tunggu saja"

Melihat itu aku hanya bisa menghela nafas, sebelumnya Nihon Sarutobi sekarang Jiraya. Hari pertamaku di dunia ini aku sudah membuat dua orang yang ingin mengalahkanku saja, sungguh hari yang membingungkan.

Aku menggelengkan kepala dan melihat bahwa Jiraya berjalan dengan tertatih tatih dan Tsunade dengan Orochimaru datang untuk membantunya, aku sedikit membungkukkan badanku.

"Aku minta maaf"

Aku pikir Jiraya akan memberikan pertarungan yang bagus tapi aku harus kecewa dengan dirinya, tapi dari pada sebelumnya dia memang memberikan perlawanan yang lumayan.

"Kamu berlebihan kamu tahu, ini hanyalah pertarungan antara teman jadi kamu harusnya bisa menahan diri"

"Guru benar, Yuki. Kamu terlalu menganggap ini terlalu serius"

Tangan Guru berada di pundakku dan Tsunade mengangguk setuju terhadap perkataan guru.

Aku menggosok hidungku dan berkata "Ini adalah Babak sekunder sebelum babak puncak, jadi aku berpikir bahwa Jiraya lebih kuat daripada anak-anak lainnya jadi karena itu aku tidak bisa menahan diri jika tidak aku yang akan kalah, hal seperti ini sama sekali tidak pernah aku pikirkan, sekali lagi aku minta maaf"

Tsunade mengangguk dan tatapan menjadi lebih baik tapi sepertinya aku sudah meninggalkan kesan buruk terhadapnya.

Setelah itu mereka pergi lagi dan aku mengambil istirahat selama 10 menit sebelum Final, dan Orochimaru langsung menyerah dan membuatku menang.

Aku tidak mendapatkan apa-apa sama sekali dan penilainku menjadi buruk di mata Tsunade.

Haaa~ Hari yang menyebalkan...