webnovel

impossible power

Pada tahun 9990, zaman dimana ilmu sains telah sangat berkembang, sebuah fenomena aneh terjadi di Jepang. Fenomena tersebut berasal dari sebuah perusahaan ilegal yang melakukan percobaan pembuatan virus yang dapat merevolusi perubahan kekutan psikologi maupun kekuatan fisik manusia. Adapun bahan percobaan mereka ialah anak-anak terlantar yang tidak memiliki orang tua serta tempat tinggal dengan kisaran usia 10-15 tahun yang telah dicuci otak mereka. Dalam percobaan tersebut terdapat lebih dari 500 anak yang mereka kumpulkan dari tempat-tempat terlantar seperti tanah kumuh, panti asuhan, serta adapula yang mereka culik dengan cara membunuh semua anggota keluarga sang anak. Rieka Kaneko adalah salah satu anak yang keluarganya dimusnahkan dan diculik dari sebuah desa terpencil yang berada di prefektur Yamaguchi. Sebagai anak-anak yang diculik, jelaslah mereka mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan mereka yang dikumpulkan dari tempat-tempat terlantar dan panti asuhan. Adapun Rieka sendiri memiliki bakat dan iq-diatas rata-rata sehingga walaupun telah dicuci otak ia masih dapat berpikir logis namun sisi kemanusiaannya juga menipis berbeda dengan anak-anak lainnya yang telah seperti kehilangan jiwa dan sisi kemanusiaan mereka. Dalam percobaan ini terjadi sesuatu yang berada diluar antisipasi para petinggi perusahaan, yaitu hilangnya kesadaran anak-anak yang telah diberikan virus dan melakukan pemberontakan. Pemberontakan tesebut menyebabkan rusaknya fasilitas serta gedung laboratorium yang digunakan untuk uji coba dari kekuatan yang diperoleh anak-anak tersebut dan mengakibatkan menyebarnya virus yang telah mereka buat ke seluruh penjuru secara perlahan. Seiring berjalannya waktu virus yang trsebar akhirnya menyebar semakin luas dan membuat orang-orang yang terkena virus juga mengalami hal yang sama dengan anak-anak tersebut dan juga melakukan pemberontakan di sekitar mereka. Namun ada juga orang-orang yang tidak kehilangan kesadaran mereka setelah terkena virus seperti Rieka, yang hanya melakukan upayah pembelaan diri dari pemberontakan yang dilakukan orang-orang yang kehilangan kesadaran disekitar mereka. Dalam upayah membela diri meskipun dapat berpikir logis, Rieka yang masih berusia 10 tahun serta efek cuci otak yang ia alami tidak sedikitpun ragu membunuh anak-anak lain yang mencoba menyerangnya menggunakan kekuatan yang ia peroleh dan mencoba mencari jalan keluar dari kekacauan yang sedang terjadi. Setelah kurang lebih 1 jam berjuang keluar dari kekacauan, tanpa sadar Rieka telah berada diluar area perusahaan yang sekarang bangunan-bangunan didalamnya hampir hancur total akibat pemberontakan anak-anak serta para petinggi perusahaan yang mengamuk karena terkena virus. Namun apa yang ia temukan diluar tidak jauh berbeda dengan yang ia alami didalam perusahaan dan membuat ia hanya bisa melakukan pembelaan diri sambil bergegas menjauh sejauh mungkin dari kekacauan. Setelah berjuang untuk bertahan hidup selama kurang lebih semalam penuh tanpa tahu lokasi keberadaannya sekarang, akhirnya Rieka tiba didepan sebuah rumah yang sangat besar dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda pemberontakan yang terjadi di lokasi sekitar rumah tersebut. Setelah memastikan lingkungannya benar-benar aman, karena kelelahan dan kelaparan akhirnya Rieka jatuh pingsan didepan gerbang rumah tersebut dalam keadaan cukup banyak darah berceceran di pakaian dan tubuhnya. Disisi lain, pemerintah Jepang dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi menggerakkan seluruh pasukan militer negara serta ilmuan terpercaya mereka untuk meredakan serta mencari tahu penyebab kekacauan tersebut.

Rifan_4705 · Urbano
Classificações insuficientes
5 Chs

PERTEMUAN

(Keesokan harinya...)

Seperti kemarin, pagi ini Rieka dan Kawai berangkat sekolah bersama Hansamu dan paman Yashasi.

Sesuai peraturan dan rutinitas sekolah, setiap pagi sebelum memulai pembelajaran semua siswa/i diwajibkan hadir diruang upacara untuk mendengarkan penyampaian penting yang akan disampaikan oleh ketua OSIS dan juga akan diadakan pengecekan kehadiran.

Sehingga sesampainya mereka disekolah, Rieka dan Kawai segera menuju ke gedung upacara yang terletak tepat disisi tengah sekolah.

Wilayah sekolah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sisi timur, tengah, dan barat.

Pembagian ini dilakukan untuk menghindari perselisihan antara siswa/i jurusan sains dan kemiliteran seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Sehingga jurusan sains ditempatkan disisi timur dan jurusan kemiliteran disisi barat yang dipisahkan oleh gedung upacara, gedung pertemuan, dan gedung yang ditempati guru-guru sebagai ruangan pribadi mereka.

Ichiban Gakkuen juga mempunyai asrama untuk menampung siswa/i berprestasi dan bagi siswa/i yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah yang terletak tepat disisi utara terdalam sekolah.

Meskipun Rieka telah mengantisipasi akan ada siswa/i yang akan mengabaikan peraturan terutama siswa/i jurusan kemiliteran, ia masih saja dikejutkan oleh jumlah yang siswa/i yang hadir untuk mendengarkan pemberitahuan penting.

Dari total jumlah siswa/i yang bersekolah di Ichiban Gakkuen yang hadir kurang lebih 60% nya saja dan itupun 40% dari siswa/i baru jurusan sains.

Menurut informasi yang didapatkan oleh Rieka ketua OSIS saat ini adalah seorang wanita dari jurusan sains yang bernama Kyodai Shimizu.

Kyodai adalah siswi kelas 3A yang ditunjuk sebagai ketua OSIS berdasarkan prestasi dan kontribusinya kepada sekolah.

Kyodai adalah tidak lain dan tidak bukan merupakan adik dari ibu Onna sehingga marga dan paras mereka sama.

Onna sendiri ditunjuk sebagai wali kelas dikelas unggulan juga berdasarkan prestasi dan kontribusinya kepada sekolah yaitu ia kerap berpatisipasi dalam pengembangan virus Human Revolusioner.

Karena hal itu ia serta adiknya diberikan hak perlakuan khusus dari pihak sekolah.

Namun sebagai adik dari seorang jenius, Kyodai kerap dibanding-bandingkan oleh siswa/i dan siswi lain baik dari jurusan sains maupun jurusan kemiliteran.

Hal ini membuatnya tidak dapat memimpin dan membuat semua siswa/i disekolah taat sepenuhnya kepada peraturan yang telah ditetapkan olah OSIS.

Namun dalam melalui hal itu ia sama sekali tidak menunjukan keputusasaan dan tetap memberikan pengumuman kepada siswa/i yang hadir.

Mengamati ketegaran yang ditunjukkan Kyodai, Rieka cukup tersentuh serta kagum terhadapnya.

Setelah mendengar pengumuman, siswa/i yang hadir dalam acara tersebut diperintahkan kembali ke kelas mereka masing-masing.

Disaat perjalanannya menuju kelas, karena kekagumannya terhadap Kyodai, Rieka memutuskan untuk membantunya sedikit setidaknya membuat semua siswa/i dikelasnya taat terhadap peraturan.

Walaupun semua teman sekelasnya hadir pada acara tadi ia masih berpikir tindakan mereka didasarkan pada ketakutan mereka melanggar peraturan dan tidak mengantisipasi tindakan orang-orang yang selalu bertindak atas kemauan mereka.

Sehingga untuk menghindari hal itu ia memutuskan untuk memberi mereka peringatan saat tiba dikelas nanti.

Sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan, sesampainya dikelas mengingat waktu pelajaran yang akan dimulai, Rieka segara bergegas menuju depan kelas tempat dimana guru menyampaikan pelajarannya dan mulai mengamati teman sekelasnya yang lain.

Adapun teman sekelasnya yang melihat tindakannya ada yang bingung dan ada yang mengabaikannya.

Setelah memastikan semua teman sekelasnya telah berada dalam kelas, Rieka tiba-tiba mengetuk papan tulis dan menghasilkan suara yang lumayan keras untuk menarik perhatian teman-teman sekelasnya.

Setelah semua perhatian tertuju kepadanya, Rieka mulai mengumumkan

"Ehem,,

Selamat pagi semua.

Maaf telah mengambil perhatian dan waktu kalian.

Saat ini, sebagai ketua kelas aku memiliki pengumuman mengenai peraturan tata tertib kelas.

Pertama-tama izinkan aku berterimakasih atas kehadiran kalian semua pada acara mendengarkan pengumuman yang dilakukan OSIS sebelumnya.

Meskipun mungkin ada di antara kalian yang menghadirinya karena takut akan konsekuensi melanggar peraturan, itupun tidak masalah.

Nah, seperti yang kalian saksikan berdasarkan jumlah siswa/i yang menghadiri acara tersebut mungkin ada beberapa diantara kalian yang berpikir untuk melakukan hal yang sama dengan mereka yang tidak menaati peraturan tersebut.

Oleh karena itu sekali lagi aku ingatkan, saat ini aku adalah ketua kelas kalian dan sebagai ketua maka aku mempunyai tanggung jawab untuk mendisiplinkan kalian agar terhindar dari masalah akibat konsekuensi melanggar peraturan.

Namun satu hal yang harus kalian ketahui mengenai kepribadianku sebagai pemimpin yaitu, aku sendiri juga bukan orang yang selalu mengikuti peraturan.

Adapun jenis peraturan yang sering aku langgar seperti, peraturan yang tujuannya tidak logis dan bersifat diskriminasi.

Dan selain itu adalah wajib untuk aku taati.

Maka dari itu, sesuai tanggung jawab yang aku katakan sebelumnya sebagai ketua kelas kalian, aku peringatkan kepada kalian untuk tetap mematuhi peraturan yang sifatnya sesuai dengan kepribadianku.

Dan jika ada diantara kalian yang melanggar hal tersebut maka aku tidak akan membantu kalian.

Tapi, jika kalian mempunyai alasan yang logis mengenai tindakan kalian melanggar peraturan maka aku akan membantu kalian dengan segenap kemampuanku.

Jadi, berhubung sore nanti akan di adakan pertemuan yang bertujuan untuk perombakan peraturan maka saya meminta pendapat kalian tentang peraturan seperti apa yang harus dirubah atau ditambahkan.

Sekian dan terimakasih telah mendengarkan."

katanya sembari menampilkan karisma seorang pemimpin.

Mendengar ultimatum dan menyaksikan karisma kepemimpinan yang baru saja ditampilkan oleh Rieka sebagian besar teman sekelasnya merasa kagum terhadapnya.

Hanya sebagian kecil dari mereka yang merupakan kalangan elit serta orang-orang berprestasi mengabaikannya.

Namun hal itu tidak dihiraukan sedikitpun oleh Rieka yang setelah ultimatum singkat yang ia sampaikan, ia segera menuju tempat duduknya dan bersiap mengikuti pembelajaran.

Tepat ketika semua persiapannya telah selesai ia lakukan ibu Onna masuk sambil mengucapkan salam.

Kebetulan pelajaran pertama hari ini adalah sains yang diajarkan tidak lain oleh ibu Onna sendiri.

Pembelajaran pertama dihari pertama akhirnya dimulai.

Tanpa disadari waktu berlalu dengan cepat, seluruh pembelajaran disekolah akhirnya selesai tepat pukul 16.00 am.

Sesuai pengumuman yang telah disampaikan oleh ketua OSIS pagi tadi, sore ini akan diadakan rapat mengenai perombakan peraturan tata tertib yang dihadiri oleh seluruh anggota OSIS dan masing-masing perwakilan kelas.

Perwakilan kelas yaitu siswa/i yang mempunyai jabatan dikelasnya seperti Ketua kelas, sekretaris, dan bendahara.

Sebagai ketua kelas, Rieka berhak menunjuk mereka sesuai keinginannya.

Namun karena di kelas ia hanya akrab dengan Kawai, ia menunjuk Kawai sebagai bendahara dan salah seorang laki-laki yang mempunyai kepribadian yang baik menurutnya sebagai sekretaris.

Lelaki tersebut ialah Tomo Sasaki, seorang anak yang berasal dari salah satu klan besar di Kiyose yaitu klan Sasaki.

Karena dapat diterima di jurusan sains, jelas bahwa Tomo adalah salah seorang jenius.

Setelah bersiap, Rieka, Kawai, serta Tomo segera bergegas menuju bangunan pertemuan.

Untungnya perkiraan Rieka tidak salah, saat berjalan menuju bangunan pertemuan Rieka mencoba memulai percakapan dengan Tomo dan dari percakapan mereka, ia dapat mengetahui sebagian besar karakter Tomo.

Karena kawasan sekolah yang cukup luas, butuh waktu kurang lebih 10 menit untuk mereka sampai di gedung pertemuan.

Sesampainya mereka di sana, mereka menemukan kurang lebih 3/4 telah tiba dan menempati tempat mereka masing-masing.

Hal ini membuat Rieka sedikit lega karena berpikir bahwa sebagian besar perwakilan kelas masih memiliki kesadaran dalam menaati aturan.

Tidak ingin menarik perhatian, Rieka segera memimpin Kawai dan Tomo menuju tempat yang telah disiapkan.

15 menit kemudian, akhirnya semua peserta rapat telah hadir dan sesuai jadwal yang telah di tentukan pada pukul 16.00 rapat akhirnya dimulai.

Setelah menyiapkan segala sesuatu untuk memulai rapat, Kyodai selaku ketua OSIS berdiri dan mulai berbicara

"Ehem,,

Selamat sore semuanya.

Oke, sesuai dengan apa yang saya sampaikan pada acara pemberitahuan penting pagi tadi, agenda yang akan kita bahas adalah mengenai perombakan peraturan yang akan diterapkan 1 tahun ke depan di bawah bimbingan OSIS yang dipimpin oleh saya sendiri.

Baiklah, manual peraturan sebelumnya akan segera kami tampilkan, silahkan dibaca dengan cermat dan berkomentar bila terdapat peraturan yang tidak kalian sepakati."

katanya dan kembali duduk sambil memberi isyarat kepada operator untuk menampilkan lampiran tersebut pada LCD.

(TAMPILAN SLIDE)

1. Siswa/i diwajibkan mengenakan seragam yang telah disediakan pihak sekolah berdasarkan aturan waktu pemakaiannya.

2. Siswa/i diwajibkan menjaga kebersihan dan kenyamanan sekolah.

3. Siswa/i diwajibkan menghadiri geladi rutin untuk mendengarkan pemberitahuan penting dari OSIS yang diadakan setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai.

4. Siswa/i diwajibkan menjaga kerukunan didalam maupun diluar lingkungan sekolah.

5. Siswa/i Tidak diperbolehkan bekerja paruh waktu.

6. Siswa/i tidak diperbolehkan meninggalkan lingkungan sekolah saat waktu persekolahan berjalan.

7. Siswa/i tidak di perbolehkan melakukan kerja paruh waktu.

8. Siswa/i tidak diperbolehkan menggunakan nama sekolah sebagai tameng.

9. Siswa/i tidak diperbolehkan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung unsur berbahaya dan diluar batas usia mereka.

10. Siswa/i tidak diperbolehkan membawa hal apapun yang tidak memiliki kegunaan untuk pembelajaran kedalam sekolah.

11. Siswa/i diwajibkan mengawasi dan melaporkan siswa/i lain yang melanggar peraturan, jika terdapat siswa/i yang melakukan pelanggaran maka siswa/i lain yang berada disekitarnya akan dianggap tersangka juga.

CATATAN :

Jika terdapat siswa/i yang melakukan salah satu pelanggaran lebih dari 3 kali tanpa alasan yang logis maka siswa tersebut akan segera dikeluarkan dari sekolah.

Setelah dipersilahkan oleh Kyodai, Rieka serta peserta rapat lainnya mulai membaca lampiran yang telah ditampilkan.

Sesaat kemudian kurang lebih 10 detik, Rieka telah selesai membaca seluruh lampiran dan segera mengetuk meja sambil mengangkat tangannya.

Melihat Rieka yang ingin memberikan komentar hanya dalam selang waktu 10 detik setelah dipersilahkan membaca lampiran, peserta lain bahkan Kyodai yang telah berulang kali membaca lampiran bingung dengan tindakan itu dan berpikir mungkin dia ingin meminta izin untuk melakukan sesuatu.

Namun, Kyodai yang telah sangat berpengalaman dalam memimpin rapat secara profesional merespon tindakan Rieka sembari berkata

"Hmmm,,

Baiklah, perwakilan kelas 1A jurusan sains silahkan perkenalkan diri anda dan berikan komentar anda."

katanya dengan senyum profesional.

Tanpa menghiraukan kejutan dan kebingungan orang-orang disekitarnya, Rieka segera berdiri dan menjawab

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.

Nama saya Rieka Sato, perwakilan serta ketua kelas 1A jurusan sains.

Pertama-tama sebelum saya memberikan komentar saya, saya ingin bertanya kepada pihak OSIS terlebih dahulu.

Pada draft manual lampiran yang baru saja ditampilkan saya menemukan kalian menginput konsekuensi untuk siswa/i yang melanggar peraturan, namun kalian tidak menginput konsekuensi yang diterima oleh pihak OSIS atau panitia eksekusi bila mereka melalaikan tugas mereka.

Nah, pertanyaan saya mengapa kalian tidak memasukannya? atau,,

Apakah tidak ada konsekuensi bagi mereka jika lalai dalam menjalankan tugas?

Mohon penjelasannya."

katanya dengan santai namun sopan.

Mendengar pertanyaan Rieka, Kyodai serta peserta lainnya kembali mengamati kembali slide dan menemukan hal itu benar namun mereka merasa itu tidak penting dan malah membuat mereka mulai kesal terhadapnya karena mereka pikir Rieka hanya iseng.

Karena tidak ingin meladeni keisengan Rieka, dengan ramah Kyodai menjawab

"Ehem,,

Maaf tuan Sato, ini memang kesalahan kami karena lupa untuk mengignput nya.

Kami akan segera menginput nya sekarang juga.

Apa ada masalah dengan itu?"

jelasnya sambil tersenyum santai dan memberi isyarat kepada operator untuk melakukan tugasnya.

Mendapat jawaban serta senyum ramah dari Kyodai, Rieka bingung sesaat karena ia baru kali ini mendapati orang yang mengakui kesalahannya dengan santai seperti ia tidak pernah melakukan kesalahan.

Namun karena ia juga tidak ingin mencari masalah ia segera menjawab

"oh begitu, baiklah tidak masalah.

Silahkan."

balasnya dengan nada apatis sambil mengamati slide yang sedang diperbaharui.

(SLIDE TAMBAHAN)

Panitia pengawas berjalannya peraturan adalah semua anggota dalam divisi eksekutif,

Jika mereka tidak melakukan tugas mereka dengan baik maka mereka akan mendapatkan sangsi sesuai skala kelalaian mereka.

Untuk kelalaian kecil sangsinya adalah penurunan pangkat atau digantikan oleh panitia divisi lain.

Sedangkan untuk kelalaian besar mereka akan dikeluarkan dari OSIS itu sendiri.

Tepat setelah operator selesai memperbaharui slide, Rieka segera angkat bicara lagi

"Oke, terimakasih atas kerja samanya.

Sekarang kepada divisi eksekutif, bisakah kalian memberikan hasil laporan pengawasan kalian hari ini?"

pintanya sambil mengarahkan pandangannya pada ketua divisi eksekutif yang duduk tepat disisi kanan Kyodai.

Ketua divisi eksekutif adalah pria berbadan kekar dengan paras lumayan tampan bernama Namaiki Taniguchi.

Namaiki adalah siswa kelas 3A jurusan kemiliteran, ia menduduki jabatan ini berkat kemampuan kekuatan tempurnya yang telah diakui oleh pihak sekolah dengan tujuan tidak ada seorangpun siswa/i yang berani melanggar peraturan dibawah pengawasannya.

Namun karena jabatan tersebut ia bebas melakukan apapun yang ia suka dan menyingkirkan mereka yang menghalanginya.

Dan sebagai siswa jurusan kemiliteran dengan menggunakan jabatannya dia dapat memanipulasi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa/i jurusan kemiliteran dan melakukan hal sebaliknya kepada siswa/i jurusan sains.

Sejak sebelum dimulainya rapat, Namaiki hanya duduk diam dan tenang disebelah Kyodai sambil memejamkan matanya dan mengabaikan peserta rapat yang lain.

Namun ketenangannya mulai goyah saat mendengar pertanyaan pertama Rieka yang secara tersirat meragukan kinerja divisi eksekutif yang dipimpin olehnya.

Sehingga saat Rieka, meminta divisinya untuk menyerahkan hasil laporan pengawasan mereka, ia segera menyadari tujuan Rieka yang mencoba menurunkannya dari jabatannya.

Sehingga ia mulai mengamati penampilan Rieka yang memiliki paras yang sangat tampan namun postur tubuhnya biasa-biasa saja dilihat dari luar seragamnya yang dikenakan dengan rapi.

Berdasarkan pengamatan itu, Namaiki sama sekali tidak merasakan ancaman darinya dan membuatnya berpikir Rieka hanyalah anak rumahan yang selalu menaati peraturan.

Sehingga membuatnya sama sekali tidak menghiraukan ancaman tersirat Rieka, dan menjawab tanpa pikir panjang

"Ehem,,

Maaf untuk laporan tertulis kami tidak sempat membuatnya.

Namun hal ini bukanlah ketidak sengajaan, melainkan menurut hasil pengawasan kami, kami tidak menemukan adanya siswa/i yang melakukan pelanggaran hari ini sehingga kami tidak membuat laporan apapun.

Sekian."

Jelasnya sambil tersenyum santai.

Mendengar jawaban santai dan singkat dari Namaiki, peserta lain bahkan Kyodai sebisa mungkin mengendalikan ketenangan mereka yang mencoba menahan tawa karena mereka tahu bahwa Namaiki sama sekali tidak menghiraukan Rieka berdasarkan jawaban tak berdasar yang baru saja ia sampaikan.

Disisi lain, Kawai dan Tomo tetap tenang karena telah mengetahui kepribadian Rieka.

Adapun Rieka sendiri tetap tenang dan sama sekali tidak menghiraukan mereka yang mencoba menahan tawa karena mendapat respon yang sangat apatis, malah hal ini membuat Rieka lega karena tidak perlu membuang waktu untuk beradu pendapat lagi dengan Namaiki dan anggota divisi eksekutif lainnya.

Dan iapun menghela nafas lega sebelum berkata

"Huuff,,

Terima kasih atas penjelasannya.

Sekarang anda bisa pindah ketempat yang telah disediakan untuk kelas perwakilan kelas 3A dan untuk anggota eksekutif lain yang tidak memiliki jabatan dalam kelasnya silahkan keluar dari ruangan ini."

pintahnya santai dan tenang.

Mendengar balasan Rieka, mereka yang tadi hampir meledak dalam tawa tiba-tiba terdiam dan mulai memikirkan makna tersirat dibalik kata-kata itu.

Beberapa saat kemudian gejolak tawa yang sempat tertahan mulai bangkit kembali dan bahkan lebih besar dari yang sebelumnya namun kali ini hal tersebut ditujukan oleh Namaiki dan anggota divisi eksekutif miliknya.

Namun karena takut menyinggung Namaiki mereka hanya bisa menutup mulut mereka dengan tangan mereka sambil menundukkan kepala mereka mencoba sebisa mungkin menghindari tatapan Namaiki dan mengendalikan ketenangan mereka.

Adapun Namaiki serta anggotanya tidak lagi terlihat tenang dan santai, melainkan mencoba menahan amarah mereka yang bangkit akibat tindakan Rieka serta tanggapan peserta rapat lainnya.

Namun demi menjaga tempramen mereka, mereka sebisa mungkin meredam amarah mereka hingga wajah mereka memerah.

Setelah ketenangannya mulai stabil, Namaiki mencoba mengklarifikasi kembali makna dari kata-kata Rieka dengan bertanya

"Maaf, apa maksud perkataan anda?

Mohon jelaskan mengapa anda meminta kami untuk melakukan itu?

Tolong!"

Tanyanya mencoba berbicara sesopan mungkin namun dengan nada yang dalam dan tatapan yang mengancam menyiratkan agar Rieka tidak mencoba mencari masalah dan mempermalukan mereka lebih jauh lagi.

Menanggapi ancaman tersebut, Rieka sama sekali tidak menghiraukannya dan malah menggelengkan kepalanya merasa sedikit kecewa dan menjawab

"Huuff,,

Sepertinya standar penerimaan siswa/i jurusan kemiliteran hanya pada tingkat kekuatan tempur mereka.

Baiklah, aku akan menjelaskannya.

Pernahkah kalian mendengar pepatah yang mengatakan "buanglah sampah pada tempatnya"?

Nah, maksud perkataan ku sama seperti itu.

Karena, bagiku manusia yang melanggar peraturan yang telah mereka sepakati adalah sampah dan terlebih lagi mereka yang menetapkan peraturan tersebut namun mengabaikannya.

Itu saja."

Jelasnya santai sambil mendesah kecewa.

Mendengar penjelasan yang mengandung penghinaan tersebut peserta lain serta Kyodai yang mencoba menahan tawa mereka malah kembali tenang seperti semula, digantikan rasa kagum kepada Rieka yang berani menghina Namaiki tepat didepannya namun juga mereka merasa kasihan dan iba terhadap Rieka karena mereka berpikir ia akan mendapat pelajaran dari Namaiki.

Disisi lain Kawai yang juga telah menahan gejolak tawanya, akhirnya tidak dapat menahannya lagi setelah melihat kejenakaan kakaknya dan mulai tertawa terlepas dari sifat feminimnya.

Sedangkan Tomo yang sama sekali tidak mengetahui kekuatan Rieka merasa khawatir terhadapnya, dan mencoba menghentikan Kawai dari tawanya agar tidak memperburuk keadaan.

Seperti yang diharapkan akhirnya Namaiki terlepas dari amarahnya, memukul meja yang berada didepannya hingga ambruk sambil mencoba mmbungkam Kawai dengan meneriakkan kata diam.

Namun ia hanya sempat mengatakan kata "di" sebelum ia tiba-tiba jatuh kelantai sambil memuntahkan semua giginya serta sesuap darah.

Masih terkejut dengan apa yang baru saja ia alami tanpa tahu penyebabnya, Namaiki tiba-tiba mendengar suara dalam Rieka yang berdiri tepat didepan kepalanya berkata

"Tenang saja!

Aku hanya mengeluarkan semua gigimu dan itu tidak akan membuatmu mati.

Sekali lagi kau mencoba menaikan suaramu atau bahkan menyakiti keluarga dan orang-orang yang dekat denganku maka nyawamu yang akan aku keluarkan."

katanya.

Sama seperti Namaiki peserta rapat lainnya juga baru menyadari kejadian itu dilakukan oleh Rieka tapi tidak mengetahui bagaimana ia melakukannya sehingga mereka semua merinding dan meneteskan keringat dingin dipunggung dan dahi mereka kecuali Kawai dan Tomo yang malah merasa hangat di hati mereka.