Tatapan Brama seperti sedang meneliti pada dua koper yang berisikan bahan peledak, menatap pada waktu yang terus saja berjalan mundur.
Tidak perlu menunggu lama, ketika Brama meraih dua koper besar dan ia segera saja menutuo koper tersebut dengan cepar. Setelah itu Brama mengambilnya, dan mulai menuruni podium.
Roy masih berkutat dengan ikatan tali milik Irfan, tidak ada waktu baginya untuk menghadang jalan Brama. Lagi pula Brama juga seperti tidak peduli dengan tiga pria yang masih berada di podium.
"Brama... Hah... hah... " Napas Astried tersengal saat memanggilnya, wajahnya sudah sangat pucat karena ia mulai kehilangan banyak darah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com