Setelah bujukrayu dari ayahnya bunga pun Luluk tenang buka pintu kamar nya. Untuk dan istrinya merasa lega melihat putri semata baik-baik saja.
Namun bunga menghempaskan tangannya saat namanya hendak menyentuhnya. Hal itu membuat Bu antok merasa kesal. Namun Antok yang melihat hal itu segera menarik bunga untuk duduk di meja makan. Dan memberikan isyarat kepada istrinya untuk meninggalkan mereka berdua saja. Walaupun kesel bu antok tetap pergi dengan kasar.
"Bunga, kamu makan ya," ucap Antok yang memanjakan putrinya.
Bunga menjawabnya dengan anggukan kepala, ia mulai memegang sendok dan mulai memainkan nasi goreng yang ada di hadapannya. Sebenarnya Bunga merasa sangat lapar. Namun ia gengsi jika harus makan banyak di hadapan Papanya, dan mamanya yang mengintip dan menguping dari balik tembok.
***
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com